walan yudiani

Sederhana, humoris namun ngangenin buat para mantan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mendesain Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Virus Covid 19

Mendesain Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Virus Covid 19

#tantanganmenulis25

Mengikuti obrolan sore, di hari Sabtu kemarin, tanggal 9 Mei 2020 melalui Cisco Webex bersama Dr. Romi Siswanto, Dirjen GTK dengan Host-nya, Mas Handini Wijaya, Dosen Ilmu Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sangat menarik dan mengispirasi. “Seperti apakah desainnya?” jika kita masih di sekolah sebelum terjadinya pandemik. Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan terintegrasi program sekolah atau bisa juga masuk dalam muatan pelajaran melalui kegiatan pembiasaan. Karena sejatinya pendidikan karakter didapat bukan dari pengetahuan sebuah teori tapi dari hal pembiasaan. Kadangkala jika melihat tulisan ini rindu juga ke sekolah.

------0-----

Pendidikan karakter yang menjadi habitat di sekolah dapat diamati langsung proses ketercapaiannya oleh guru. Bagai pencatat amal baik buruk guru setiap harinya melakukan penilaian. Apalagi kekuatan kurikulum 2013 sangat kental dengan penilaian karakter. Dari penilaian sikap spritual (K-1) dan sikap sosial (K-2) semuanya diskenariokan berikut instrumen penilaiannya. Bahkan sebagai salahsatu persyaratan kenaikan kelas. Benar-benar autentik penilaiannya. Dari awal mulai belajar hingga keluar dari kelas. Guru melakukan proses penilaian. Ternyata jika dipikir-dipikir pekerjaan guru sangat berat juga. Selain membentuk siswa menjadi cerdas di pengetahuan, keterampilan cerdas juga di sikap. Dan sangat wajar jika pemerintah mengapresiasinya dengan berbagai bentuk penghargaan. Dari tunjangan sertifikasi, kinerja dan beberapa yang melingkup di dalamnya.

------0-----

Namun di masa pandemik virus covid 19 apakah juga menjadi tanggung jawab guru dalam melakukan pendidikan karakter tersebut. Karena secara konsekuensinya guru tetap melakukan penilaian dengan masa pandemik ini. Dalam obrolan santainya pada sesi tersebut Bapak Romi membuka diskusi dengan menyatakan bahwa sejatinya pendidikan karakter itu yang dilakukan oleh guru lebih efektifnya di sekolah karena memang ada ruang tempatnya. Bagaimana pada masa pandemik ini, tentunya penyerahan pendidikan karakternya diserahkan langsung oleh orangtua. Namun tidak menutup kemungkinan boleh juga guru ikut menilai, hanya saja perlu didesain dengan sebaik-baiknya. Tambahnya lagi, yang perlu dicatat dalam proses pembelajaran jarak jauh adalah kekhawatiran yang tidak terkontrol penggunaan gadget yang bebas sehingga solusinya mau tidak mau peran orangtua perlu fokus dalam mengawasinya.

------0----------

Sementara pendapat dari beberapa panelis lainnya, pendidikan karakter yang telah menjadi buah fikiran Ki Hajar Dewantara melalui tri pusat pendidikan menyatakan bahwa pendidikan karakter menjadi tanggung jawab sekolah, masyarakat dan keluarga sehingga dalam masa pandemik ini peran orangtua lebih mendominasi karena memang konsekuensinya belajar di rumah bahkan yang menarik ada satu sekolah yang dilontarkan oleh guru pada diskusi tersebut melalui whatshaap group dibuat program khatam Al-quran pada masa pandemik karena memang secara kebetulan berbarengan dengan bulan Ramadhan. Idenya baik sekali dan kreatif. Bagaimana dengan rekan guru lainya apakah mempunyai program pendidikan karakter di masa pandemik. Silahkan berbagi melalui kolom komentar di bawah ini. Mudah-mudahan yang guru lakukan menjadi ladang amal di bulan Ramadhan ini. Aamiin.

------0-----

Akhirnya jika penulis membuat sebuah kesimpulan. Sepertinya perlu juga guru mendesain pendidikan karakter di masa pandemik tentunya dengan catatan ada persyaratan yang mesti di ingat. Jaga jarak secara fisik maupun sosial. Mari satu persatu kita uraikan. Kegelisahan yang pertama penggunaan gadget. Sepanjang masih ada orangtua yang mengawasi dirasa aman dan terkendali. Lalu bagaimana jika tidak sempat diawasi inilah yang menjadi kekhawatiran. Dalam hal ini saya mempunyai pengalaman berharga yang mungkin bisa menjadi solusi orangtua atau rekan guru lainnya dalam penggunaan gadget. Pertama, buat dulu akun email/ sur-el anak sesuai dengan usia mereka setelah dibuat sesuai prosedur pembuatannya cantumkan sebagai akun google yang utama yang disematkan langsung. Biasanya ada di atas sebelah kanan tampilannya. Dengan cara ini anak tidak bisa mengkonten hal-hal negatif. Secara sistem google sudah menyaring untuk semua konten dewasa. Dan ini sudah dilakukan pada anak saya. Ketika donlot youtube-pun sudah secara langsung diarahkan ke youtube for kids.

------0-----

Kedua, kita telusuri apa yang ditargetkan guru dalam penilaian pendidikan karakter dimasa pandemik ini. Kita bisa urai dari sikap spritual (K1), apa yang ditargetkan misal saja Religius; melakukan kegiatan ibadah bisa dibuat form sendiri dengan sepengetahuan orangtua dalam pengawasannya contoh agenda Ramadhan. Formnya bisa dikirim melalui WAG. Ada nilai kejujuran, tanggung jawab dan komitmen secara langsung. Di sisi lain untuk menguatkan sebagai bukti siswa dapat mendokumentasikan dan hasilnya dikirim melalui link Google Form. Kemudian selanjutnya sikap sosial (K2) kira-kira apa yang menjadi target. Misal Nasionalisme, gotong royong, kemandirian atau integritasnya. Sebagai gambaran contoh saja siswa disiplin cuci tangan, menggunakan masker, berjemur dengan sinar matahari yang aman, kerja bakti, mengerjakan tugas keterampilan secara mandiri dan seterusnya yang bisa dikembangkan sesuai kemampuan siswa dan sarana prasarana yang dimiliki siswa terutama jaringan atau kuota. Tentunya lagi-lagi didokumentasikan dan dikirim melalui link yang dibuat guru. Perkara siswa hanya foto saja dan tidak melakukan apa-apa. Itu bukan tanggung jawab guru tapi tanggung jawab moral orangtua. Mau dikemanakan pendidikan karakekter anak-anaknya. Guru hanya memfasilitasi pembiasaan tersebut. So, itu saja barangkali yang bisa penulis bagikan. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendapat nilai ibadah dan ganjaran nilai pahala di akhirat nanti. Aamiin. Semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

super sekali

10 May
Balas

Terima kasih bunda

10 May

Bagus reportasenya pak.Lebih bagus sebelum tayang lakukan swa edit untuk mengurangi typo. Salam kenal dari pak Blangkon.

10 May
Balas

Siyap master, klo boleh yang dimaksud typo apa yah pak blangkon.sekaligus saya akan belajar langsung

10 May

Mantap Pak walan

11 May
Balas

Desain yang menarik dalam pembentukan karakter bang

10 May
Balas

Siyap bang. Tky apresiasinya

10 May

Keren sekali pak

10 May
Balas

makasih bunda

10 May



search

New Post