Wangsa Jaya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ilmu atau Adab, wah jangan bingung untuk menjadikan pilihan hidup

Ilmu atau Adab, wah jangan bingung untuk menjadikan pilihan hidup

Setelah sekian tahun saya berpikir ulang, bertemu banyak orang, berdiskusi dengan sahabat atau pun rival, mendengarkan para orang tua, atau pun berbicara dengan para pedagang, ojek pangkalan, juru parkir sekolah bahkan tamu di sekolah atau pun teman perjalanan di kereta, akhirnya saya berkesimpulan bulat, adab merupakan hal yang utama.

Lama waktu berpikir ini perlu perjuangan, karena keseharian berkecimpung di sekolah yang nb-nya kompetensi keilmuan menjadi hal paling penting, walau dalam visi dan misi sekolah tertulis karalterlah yang utama. Hal ini menjadi wajar karena untuk melanjutkan sekolah yang dibutuhkan kompetensi keilmuan bukan kejujuran, kesopanan, ketangguhan ataupun saling menghormati. Anak akan diurutkan berdasarkan nilai capaian yang berupa angka-angka 1-100, lagi-lagi ini merupakan pilihan yang ada. Seyogyanya memang perlu juga rekomendasi sikap keseharian siswa di sekolah oleh guryu BK, walikelas dan tentunya kepala sekolah. Sehingga para siswa yang menjadi urutan terbaik juga punya rekam jejak sikap di sekolah.

Harus disadari banyak anak selalu tertangkap mencontek, sebuah aib yang tentunya perlu penanganan lebih. Tidak menjatuhkan masa depan tetapi juga efek jerah harus terdampak. Jika dari sekolah sudah ada karakter tidak jujur dan biarkan tumbuh, yakini di kehidupan nyata akan semakin tumbuh subur. Dan para guru akan mengelus dada saat anak ddiknya dulu ada yang jadi pejabat negara tertangkap tangan, melakukan tindak tidak terpuji.

Kecerdasan bisa belajar dengan sendirinya, menonton youtube, buka google atau pun IA, ditambah lagi Tiktok, reel dan IG, atau pula ikut telegram dan FB, tetapi harus diingat sedikit sekali konten yang memberikan peenguatan karakter kebaikan secara konsisten dan terintegratif. Pada medsos lebih banyak diberikan cara-cara short cut, bahkan jalan-jalan pintas yang di sekolah tidak diajarkan dan dididik. Sekolah mengajarkan proses yang panjang, berkesinambungan sesuai dengan kodrat jaman dan kodrat waktu.

Sekolah terbaik mengedepankan karakter siswa, budaya positif dan adab yang ditanamkan secara nyata. Adab masuk sekolah, masuk kelas, bertemu para guru, memulai pelajaran, mengakhirinya, adab ujian, adab makan, semuanya ada adab yang mengaturnya, mejadi praktik baik di keseharian. Anak berkarkater atau pun beradab, pasti jauh dari kesombongan, karena kekuatan ilmu adalah menundukkan kepala karena sadar sebesar apa pun kemampuan keilmuan, akhirnya akan berserah kepada Tuhan pencipta alam ini.

Sudah saatnya para guru memberikan teladan, di kehidupan di sekolah. Tidak makan sambil mengobrol, datang lebih cepat dari bel, membawa kendaraan tidak melawan arah, memakai seragam dengan ketentuan, serta tetap hadir di waktu sesungguhnya, nggak hilang bae,... hehehhe

Guru GoBlog lagi mengevaluasi diri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya. Terima kasih. Salam literasi

19 Mar
Balas

Mantap Pak ulasannya, sukses selalu

19 Mar
Balas

ini menarik ini, terlalu mengejar kognitif malah lupa pada afektif, lebih masalah keteladanan Guru, sepertinya sudah diterapkan juga. Pokoknya guru harus yang paling bertanggung jawab dalam aspek ini :)

19 Mar
Balas



search

New Post