Wan Zulkarnain Barus

Antropolog Universitas Sumatera Utara...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menelaah Kasus Ijazah Palsu Dari Persfektif Antropologi (Memperingati Hari Guru Nasional)
Bersama Trainer Nasional Gurusiana Bapak Syaiful Rahman Setelah Pelatihan Menulis Buku (24/11/2019) di Gedung Psikologi USU Medan (Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis)

Menelaah Kasus Ijazah Palsu Dari Persfektif Antropologi (Memperingati Hari Guru Nasional)

Berita tentang ijazah palsu, kembali muncul ke permukaan. Kasus ini menjadi topik hangat di media massa dan dunia maya. Kali ini menyeret pelawak Nurul Qomar yang divonis Hakim 1 tahun 5 bulan penjara oleh Majelis Hakim dalam sidang putusan atas kasus dugaan pemalsuan dokumen Surat Keterangan Lulus (SKL) program S2 dan S3 di Pengadilan Negeri Brebes Jawa Tengah, Senin (11/11/2019) lihat Kompas (11/11/2019). Sebetulnya, kasus ini adalah kasus lama. Kasus yang mendera institusi Pendidikan Indonesia. Memang dunia pendidikan kita, tidak pernah sepi dari berbagai persoalan. Saban tahun polemik tentang persoalan kurikulum pendidikan dasar dan menengah juga jadi bahan perbincangan. Biasanya, pergantian kurikulum berkaitan dengan pengangkatan Menteri baru. Ini pertanda bahwa institusi pendidikan kita mempunyai segudang persoalan.

Kasus ijazah palsu, memunculkan suatu stigma bahwa penggunanya adalah orang yang tidak mau bersusah payah untuk mendapatkannya melalui proses perkuliahan. Dengan mengandalkan uang, oknum pembeli ijazah dapat memperoleh tanpa mengikuti proses dan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah. Cara seperti ini, akhirnya dapat menyebabkan daya saing bangsa melemah dan menciptakan degradasi moral. Persoalan ini berkaitan dengan mentalitas masyarakat Indonesia.

Di sisi lain, pengelola pendidikannya, baik legal maupun illegal, dengan gampangnya menabrak rambu-rambu yang ada, tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkannya. Konsekwensinya adalah mutu dan kualitas pendidikan semakin diabaikan. Persoalan kualitas adalah harga yang sangat tinggi dalam institusi pendidikan. Sebab, ini menyangkut dengan mutu SDM (Sumber Daya Manusia). Wajar jika sebelumnya, Menteri Ristek dan Dikti, periode Muhammad Nasir, sidak ke beberapa kampus di Jakarta (lihat Majalah Detik, Edisi 182, 26-31 Mei 2015).

Mentalitas Manusia Indonesia

Perilaku menempuh jalan pintas dengan membeli ijazah adalah mentalitas yang suka menerabas, seperti diungkapkan seorang antropolog terkenal Indonesia, yaitu Prof.Koentjaraningrat, dalam bukunya “Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan”. Menurut Koentjaraningrat, mentalitas Manusia Indonesia sebagai akibat represi kolonialisme yang berlarut-larut, yaitu (1) meremehkan waktu, (2) suka menerabas, (3) tidak percaya kepada diri sendiri, (4) tak berdisiplin murni, (5) suka mengabaikan tanggung jawab. Kelima mentalitas ini, tidak sesuai terhadap nilai-nilai pendidikan dan menghambat proses pembangunan.

Kembali kepada kasus ijazah palsu, menunjukkan bahwa si pembeli ijazah memiliki mental suka menerabas dalam memenuhi keinginannya. Dengan mengambil jalan pintas, tanpa susah payah, oknum pembeli ijazah, bukan saja mencoba mengelabui orang banyak, akan tetapi merusak nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, aturan hukum dan kebijakan negara. Pelanggaran ini, berdampak terhadap kualitas SDM Indonesia. Sementara, persaingan global menuntut SDM dengan standard prima.

Berkaitan dengan SDM, kita, lihat saja kasus TKI bermasalah di luar negeri. Berapa banyak para TKI kita menghadapi persoalan, apakah itu, masalah administrasi, izin tinggal, bahkan sampai pada tindakan kriminal. Itu semua terjadi, disebabkan SDM yang dikirim bekerja di luar negeri adalah sebatas pada level pembantu rumah tangga. Wajar, jika mereka menghadapi banyak persoalan, karena tingkat dan kualitas pendidikan yang relatif cukup rendah.

Persoalan mentalitas ini adalah sangat mendasar. Karena merupakan perilaku yang membudaya yang tertanam sejak lahir. Ditambah dengan sejarah kolonialisme yang menghiasi sejarah kelam bangsa. Perubahan secara bertahap dan konsisten sangat diperlukan. Mentalitas negatif, yang diungkapkan tadi, sejatinya mesti dikikis dengan pendekatan kultural. Tentu ini memerlukan persfektif dari sisi keilmuan.

Persfektif Antropologi

Menurut Koentjraningrat, apabila Bangsa Indonesia ingin maju seperti negara-negara lain, harus memiliki orientasi nilai. Orientasi nilai ini adalah sesuatu pedoman, cara pandang, alat ukur untuk menilai suatu tindakan. Ada pun orientasi nilai itu terdiri dari: (1) berorientasi ke masa depan, (2) berhasrat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungan, (3) menilai tinggi hasil karya manusia, (4) menilai tinggi usaha orang yang dapat mencapai hasil, sebisa mungkin atas usahanya sendiri, percaya diri, berdisplin diri dan berani bertanggungjawab sendiri. Orientasi nilai ini, memerlukan suatu tahapan dan proses. Keempat orientasi nilai itu, sangat sesuai dengan proses pembangunan.

Sebagai makhluk berbudaya, tentu sangat diharapkan Manusia Indonesia memahami dan memaknai orientasi nilai tadi secara holistic. Artinya bahwa keempat orientasi nilai itu, berkaitan dan saling mempengaruhi. Tidak dapat dipisahkan karena merupakan sesuatu yang utuh dan padu. Mindset bahwa manusia adalah makhluk paling mulia, dibanding makhluk lain, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, menjadi instrument penting dalam kosa kata sebagai makhluk berbudaya tersebut.

Jika orientasi nilai ini, sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Manusia Indonesia, tidak mustahil, pada saatnya akan menghasilkan kualitas manusia yang mumpuni. Karena untuk mencapai suatu tujuan, telah tertanam nilai persiangan sehat dan memunculkan rasa percaya diri yang tinggi. Masyarakat modern, tentu mengisyaratkan adanya manusia pilihan mengelola alam dan lingkungan untuk kesejahteraan bersama.

Penutup

Menyadari betapa pentingnya orientasi nilai tadi, maka harapan kita bersama adalah bagaimana bangsa ini mengerti dan memaknai bahwa dalam hal apa pun, proses adalah sesuatu yang harus ada dalam setiap tindakan. Untuk mencapai tujuan, sangat diperlukan dan memerlukan proses. Karena berproses, maka ijazah yang diinginkan juga akan sulit diperoleh. Kesulitan itu, melalui proses perkuliahan yang telah ditetapkan. Negara tentu sangat berperan untuk mengawal ini semua, dengan mengajak stakeholder yang ada, menciptakan pola pikir dan pola tindakan yang positif, sehingga menghasilkan karya bermutu dan prima.

Diharapkan, pada masa-masa mendatang, kasus jazah palsu dapat diminamalisir. Kemauan bersama sebagaimana tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar, yakni memajukan kesejahteraan umum, dapat menjadi modal dasar untuk melakukan perubahan. Sebagai makhluk berbudaya, pola pikir dan pola tindakan berdasarkan orientasi nilai tadi, akan menghasilkan pola karya. Ketiga pola itu, oleh Koentjaraningrat disebut dengan kebudayaan. Bertepatan 25 November 2019 sebagai Hari Guru Nasional ke-74, secara khusus saya ucapkan Selamat Hari Guru Nasional. Semoga wajah Pendidikan Indonesia berubah dan terarah menjawab persoalan SDM yang prima, bertenaga dan bersuara membentuk Manusia Indonesia seutuhnya. Semoga!

Penulis adalah Antropolog USU dan Pengurus HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial) Provinsi Sumatera Utara

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren sekali Pak. Saya harus berulang membacanya. Sehat dan sukses selalu. Salam menjuah-juah. Ngena ateku atas karya ini.

24 Nov
Balas

Mejuah-juah. Horas. Yahowu. Ahoiii. Njuah-njuah kita kerina. Biasa saja Bu. Bujur. Terima kasih telah membaca.

24 Nov

Sehat dan sukses selalu

24 Nov
Balas

Amin. Terima kasih. Ibu semoga juga sehat dan terus berkarya.

24 Nov

Bagi yang ingin komentar dipersilahkan dengan tangan terbuka

25 Nov
Balas



search

New Post