Dilema Kata Baku
Berkomunukasi dengan siswa memang gampang-gampang susah. Siswa setingkat SLTA pun masih gagap ketika harus berbahasa Indonesia. Ragam bahasa ibu masih terbawa saat berkomunikasi lisan. Terbukti saat pembelajaran ketika saya menyuruh seorang siswa untuk melisankan bahasa tulis banyak terjadi kesalahan. Tulisan kerangka penyelesaian soal Fisika memang lazimnya ditulis sepadat mungkin melalui simbol dan lambang. Ia berkali-kali salah hanya untuk mengucap kata ganti “nya”. Kata ini terucap dalam bahasa jawa “e” atau “ne”.
Benda yang bermassa 10 kilogram lazim ditulis: “m = 10 kg”. Siswa membaca :
“ massane sepuluh kilogram”.
Itu adalah ilustrasi masalah pertama.
Masalah kedua menyangkut dilema yang dihadapi guru. Akankah guru menggunakan kosa kata baku dengan resiko siswa pasti tidak mudeng, ataukah memilih kata tidak baku yang lebih dimengerti siswa. Contoh kalimat:
1. Berkas sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik pumpun.
2. Agihan zarah gas dalam ruang tertutup adalah merata.
3. Tegak atau kalakkah santir yang dibentuk oleh benda yang terletak di pusat cermin cekung ?
4. Ayunan ratah digantung di dinding pada paku.
5. Sebuah benda rihat diberi kakas 10 newton.
6. Ujung kawat yang dipanaskan bahangnya merambat sampai ke tangan.
Padanan kata baku di atas yang lebih familier bagi siswa terangkum dalam tabel berikut.
Kata baku
Padanan
pumpun
fokus
agihan
sebaran
zarah
partikel
kalak
terbalik
santir
bayangan
ratah
sederhana
rihat
diam
kakas
gaya
Meskipun kurang sangkil dan mangkus ketika mengajar saya tetap menggunakan kata padanan sembari mengenalkan kata bakunya.(*)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sepertinya dalam penggunaan nama, dokumen resmi maupun keilmuan tertentu yang sudah standarkan, tidak harus menggunakan kata baku yang di KBBI atau PUEBI. Mohon maaf jika saya salah. Kreatif sekali, pak Guru.
Benar Bu Ayu. Nama dan istilah bidang ilmu tertentu justeru lebih mengena jika menggunakan bahasa aslinya.. Terima kasih sudah berkunjung.
Wah membahasakan fisika dengan bahasa baku. Sesuatu banget ternyata. Terus menginspirasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah buat pak Warnoto.
He hei, terimakasih Pak Mulya
Iya pak, sama-sama
Super kreatif, Pak Guru. Dengan menyertakan padanan kata, anak-anak juga jadi terbiasa jika nanti ujian. Mantafff jiwaaa. Inspiratif. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Kuharap begitu Bunda. Terima kasih sudah melirik.
Wowwww, luar biasa Pak, keren. Sukses selalu dan barakallah
Terima kasih Bu Ropi. Barakallah.
Membacanya sambil tersenyum saya pak Warnoto Sungguh kreatif .. Sukses dan Barokallah
mengapa Bu Ros, asing ya ? Terima Kasih sudah mampir.
Keren dan kreatif lebih menyenangkan dlm pembelajaran. Sukses, Pak Noto dan siswanya...
Semoga Bu Fila. Terima kasih.
Mantap pak. Semoga bisa terus membiasa kan kata baku dalam PBM yaa.sukses selalu pak
Terima kasih Bu Fera. Sukses juga untuk Ibu.
Kali ini aku angkat tangan, banyak kata yang aku gak mudeng pak Noto.. sukses selalu
Rata rata begitu Bu Yanisa karena terlalu asing.