Udara pantai begitu kencang. Setelah bergowes 4 jam. Jalan tanjak turun membuat kaki kerja keras. Bahkan harus terengah-engah.

Ambil waktu malam agar tak kepanasan. Maksudnya meghindari ramaianya lalu litas siang hari. Sekalian bermalam dekat deburan ombak.

Ombak menerjang karang. terdengar deburannya. "Bergemuruh susul menyusul sampai berkali-kali tak henti hingga kini.

Perahu bersandar di tepi pantai.Para nelayan dari Cilacap melabuhkan perahunya. Aku amati perahu itu ada tulisannya. Dan juga lampu kerlap-kerlipnya sebagai penanda.

Mau beli ikan cumi dan udang bakulnya sudah tutup. Ada satu juga segera tutup. "Wadew! Kelaparan!" batinku.

"Bu mau pesan makan!"

"Maaf, mau tutup!"

Aku bergumam sendiri. "Uangku tak laku!"

Ada pengunjung yang baik hati.Dan masih makan ada beberapa potong ikan masih mengepul. Rupanya mereka tak habis. " Ikut nebeng saja Pak!"

"Matur nuwun!"

Walah! Ternyata hanya harapanku saja.

Sungguh apesnya!