Oleh : Niswati Leman.

Senin pagi handphone berdering, dengan gerak refleks aku menghampiri dan mengangkat panggilan itu, rupanya dari adekku yang mengajar disalah satu SMP Negeri yang ada di Tanjung Tiram.

Fransiska berkata,: "kak .. abangmu kak",

Aku : "ya dek, ada apa dengan abangku".

Fransiska : " abangmu Lo kak, sudah tidak ada"

Aku : "apa dek, abangku sudah tidak ada. Yang benar, emang kamu ada dimana".

Fransiska : "lagi di puskesmas Labuhanruku".

Disini aku baru percaya, kutup handphone sembari mengucapkan terima kasih pada Fransiska atas informasinya Berikut handphone aku matikan, kuhampiri suami yang sedang berbaring diatas kasur. Beliau melanjutkan istirahat karena body sedang krodit.

Dengan bahasa pelan dan lirih aku menceritakan informasi yang baru saja aku terima dari Fransiska atas berpulangnya abangku ke Rahmatullah. Suami langsung ke kamar mandi sementara aku sibuk menelephone semua saudara-saudara atas berita duka ini.

Tiba-tiba kakak telephone yang mengatakan kalau Abang segera mau dibawa ke Medan. Akhirnya aku dan suami meluncur segera ke Kampung Terusan. Alhamdulillah sesampai disana masih berjumpa dengan Abang. Namun tidak lama, karena ambulance juga sudah standby untuk keberangkatan menuju Medan.

Setelah Kakak Nana memberi pesan agar aku menunggu rumahnya karena ada baca kulhu. Jadi kami berbagi kerja, Kakak Nana urusan Medan dan aku bagian di Kampung Terusan.

Ambulance bergerak, orang-orangpun mulai berpulangann satu persatu. Yang pada akhirnya tinggallah aku, suami dan Kak Kemah. Sebelum pulang Kak Jemah membantu aku membentangkan tikar buat tahlilan nanti malam. Setelah semua kelar Kak Jemahpun pulang. Tinggallah aku bersama suami.

Ujung Padang, 08 November 2022