Welka Nelma, S.Pd

Welka Nelma, S. Pd. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu pencari kayu bakar itu sahabatku

Ibu pencari kayu bakar itu sahabatku

Usianya telah menginjak 52 tahun. Memiliki dua orang anak. Satu diantara anaknya sudah berkeluarga. Sekarang dia tinggal bersama suaminya. Pekerjaan suaminya serabutan.

Sementara anaknya yang kedua, tidak tamat sekolah. Baru duduk di kelas X Sekolah Menengah Atas, dia sudah banyak membuat masalah. Sangat sering Ibunya kena panggil oleh wali kelas karena ulahnya.

Suami sang Ibu juga bekerja serabutan. Apa pun pekerjaan dia lakukan, asalkan halal dan menghasilkan pundi - pundi uang. Kadang ia membantu istrinya mencari kayu bakar.

Namun, si Ibu tidak tega melihat suaminya karena sakit. Ia tidak akan kuat menelusuri hutan dan mengangkatnya ke luar setelah didapat. Sebenarnya si Ibu pencari kayu bakar juga tidak kuat, tapi dia harus melawan takut dan rasa tidak kuatnya demi keluarga.

Dia memang berharap banyak pada anaknya, tapi kini semua telah berbalik. Anak yang diharapkan untuk menjadi orang sukses malah lebih dulu menggantungkan hidup padanya.

Sebagai seorang Ibu rasanya ia telah mendidik anaknya menjadi orang baik. Menjadi anak saleh yang taat pada Allah, menghormati orang tua. Namun semua tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Sekarang dia hanya pasrah. Menerima kenyataan sesuai takdirnya. Menjalankan perintah Allah dan selalu mencari keajaiban - keajaiban di setiap kayu bakar yang dicarinya.

Dia yakin Allah akan selalu melihat apa yang dikerjakannya. Jalan kebaikan yang ditempuhnya akan membawa hasil yang luar biasa. Hidup keluarga lebih utama daripada rasa lelah yang dirasakannya.

Begitu bahagianya si Ibu pencari kayu bakar ini bercerita kepadaku. Tanpa ada beban sedikit pun. Ia dengan gamblang mengisahkan cerita keluarganya. Padahal aku hanya orang asing yang baru dikenalnya kini.

Aku terkesima. Kuajak dia berbuka di rumahku. Tapi ia menolaknya. Kasihan suaminya di rumah. Kayu bakar yang ia cari kini karena kebaikan orang yang punya ladang di dekat tempatku tinggal. Mengizinkan untuknya mengambil sepuas yang ia mau.

Setelah menumpang sholat dan berkemas, ia pun pamit untuk pulang. Pulang kembali ke rumahnya kepangkuan suami tercinta. Ku kihat tiada penat sedikit pun terlihat lagi di wajahnya. Ia begitu sumringah.

Hari ke 58

#KontesFotoGurusiana#MediaGuru

#DiRumahaja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ini kisah nyata Bun?

25 Apr
Balas

Iya Bund..

25 Apr
Balas

Keren

25 Apr
Balas

Trima kasih Bund..

25 Apr

Trima kasih Bund..

25 Apr



search

New Post