Wendhie Prayitno

Wendhie Prayitno S.Kom, MT merupakan seorang pegawai di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas sehari-hari sebagai Widyaiswara di LPMP D. I. Yo...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hanya dengan Otot, Otak dan Keikhlasan...

Hanya dengan Otot, Otak dan Keikhlasan...

Tulisan ini saya tulis selama penerbangan dari Jakarta menuju kota Jogja tercinta. Cerita disampaikan dari pengalaman seorang Kepala Sekolah yang ada di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) Bapak Drs. Syaiba Maspun namanya. Beliau adalah seorang Kepala Sekolah di SMP N 1 Satap Donggala Sulawesi Tengah.

Perjuangan beliau menjadi Kepala Sekolah di daerah 3T yang sudah beberapa tahun ini harus rela meninggalkan keluarganya yang berada di kota, sedangkan beliau harus tinggal di sekolah yang berada di pulau kecil dengan kondisi tanpa listrik, dan akses yang sulit untuk menuju lokasi sekolah.

Sekolah yang meiliki jumlah siswa 57 orang ini, terus berlangsung dengan segala keterbatasannya. Sumber dana yang dimiliki sekolah ini hanya dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Berdasarkan cerita yang beliau sampaikan, bahwa dana BOS yg diterima sekolah hanya benar-benar untu membiaya opersional sekolah khususnya kebutuhan belajar dan alat tulis kantor serta biaya transportasi untuk belanja kebutuhan sekolah. Biaya transportasi yang dikeluarkan bahkan lebih besar dari uang belanja keperluan belajar dan ATK. Hal ini yang dilakukan setiap bulannya.

Perjalanan menuju lokasi untuk mengambil dana BOS pun memerlukan perjuangan dan tantangan menghadapi kondisi cuaca alam. Perjalanan yang melalui dua laut dan daratan penuh dengan tantangan dan resiko yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan beliau disaat cuaca kurang bersahabat.

Ada suatu hari beliau sepulang dari ibukota Donggal untuk melakukan hal biasa yaitu mengambil dana operasional sekolahnya, dalam perjalanannya menuju sekolah dengan menggunakan perahu dayung, beliau mengalami kondisi dimana perahu yang digunakannya mengalami kebocoran kecil. Perjuangan beliau untuk mencapai sekolah dengan menutupi kebocoran perahu dengan ibu jari kakinya sambil sedikit demi sedikit mengurangi isi air yang ada di dalam perahunya hingga akhir sampai juga ke daratan dimana sekolah berada.

Namun demikian, dengan kondisi seperti itu beliau pak Syaiba Maspun tidak patah semangat untuk menjalankan roda kehidupan pendidikan di SMP N 1 Satap Donggala. Dengan moto “Hanya dengan Otot, Otak dan Keikhlasan” beliau melaksanakan semua amanah yang diembankan kepadanya.

Dengan perjuangan dan pengabdian beliau, bapak Drs. Syaiba Maspun dianugerahkan penghargaan sebagai Kepala Sekola Berdidikasi pada tahun 2016. Selamat dan terima kasih pak Maspun atas dedikasimu untuk memajukan pendidikan di SMP N 1 Satap Donggala. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan, kekuatan dan keikhlasan dalam menjalankan amanahnya.

Ditulis oleh :

Wendhie Prayitno, S.Kom, MT

Widyaiswara LPMP DIY

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa ya perjuangan beliau.

07 Nov
Balas



search

New Post