Kebijakan FDS atau LHS memberatkan...?
Berikut kompilasi postingan cerita pengalaman beliau. Kompilasi postingan ini masih asli sesuai yg ditulis beliau.
Mulai...
Pak Sunaryadi :
Kami mengawali penerapan FDS (yg benar PPK) mulai 9 Jan 2017. Awalnya kami memang sangat kerepotan, terutama masalah:
Makan siang para siswa. Kami melakukan pertemuan dengan orang tua siswa, dan disepakati bahwa orabg tua siswa akan membawakan bekal pagi, atau mengantar makanan untuk iatirahat siang am 12. Yang ini menjadikan eru sekali, bahwa setiap hari org tua berbondong-bondong ke sekolah mengantar makanan.Awalnya kami merasa kebingungan, tapi setelah berjalan 1 minggu kami menemukan polanya, dan para siswa malah jadi bergairah makan siangnya, karena makan bersama-sama dan bisa berbagi (ini jg nilai karakternya hebat lho). Jam 06.45 para guru semua telah siap, menunggu para siswa datang, dengan menyambut mereka tentunya. Salam-salaman dengan para siswa, sambil mengingatkan mengenai kerapian baju dll. Lanjut jam 07.00 apel pagi, para siswa & guru berdoa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selanjutnya lanjut 07.15 masuk kelas, 15 menit literasi/membaca. Jam 07.30 KBM seperti biasa, sampai jam 12.20 lanjut hingga waktu ishoma (istirahat sholat dan makan siang). Waktu ibadah siang, siswa beragama islam shalat berjamaah, yang kristen ibadah di ruang ibadahnya. Selanjut jam 13.00 atau 14.00 jam apel siang. Setelah itu, sekitar jam 14.00 kegiatan ekstra kurikuler. Karena sasaran kami 5 nilai PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) yaitu relijius, nasionalis, gotong royong, mandiri & integritas, maka khusus hari Senin pendidikan kepramukaan (nasionalis dan dikarenakan ini merupakan ekstra kurikuler wajib). Selasa hingga jumat kegiatan ekstra kurikuler, dan kami menyiapkan ada 15 kegiatan ekstra kurikuler. Disinilah para siswa sangat menikmatinya. Ini dilakukan sampai jam 15.30, diakhiri dengan apel & refleksi. Serunya lagi pada saat makan siang kondisi ramai sekali tapi menyenangkan.Selesai...
Perlu diinformasikan bahwa beliau pak Sunaryadi ini adalah Kepala Sekolah SMP N 1 Kab. Sorong yang tahun ini susah masuk tahun yang ke-8. Beliau memiliki segudang pengalaman mulai dari bekerja sebagai tim di NGO, hingga menjadi Guru dan kini menjadi Kepala Sekolah. Sekolah yang beliau pimpin sudah terakreditasi A. Sekolah yang beliau pimpin berada di tengah kota Kab. Sorong Provinsi Papua Barat yang merupakan salah satu kabupaten yang masuk kategori 3T (Tertinggal, Terluar dan Terpencil). Jangan dibayang sekolah yg berakreditasi A ini memiliki gedung yg bagus, sarana prasarana yang memadai seperti sekolah-sekolah di kota. Tapi salut, dengan keberanian beliau dan kerjasama yg baik dengan para stakeholder, tahun ini beliau berani melaksanakan UNBK secara mandiri.
Demikian sekelumit cerita dan berbagi pengalaman dari pak Sunaryadi Kepala Sekolah SMP N 1 Kabuoaten. Sorong Papua Barat. Terima kasih pak Sunaryadi yang telah berkenan berbagi pengalamannya. Semoga cerita pengalaman ini bisa menjadi inspirasi. Terima kasih.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
menyimak...salam kenal Bapak, saat ini saya mengikuti Diklat Bapak tentang Suoervisi Akademik. maaf sambil bukak Gurusiana
Sangat menginspirasi dik. Tapi saran, kalau menulis artikel tdk boleh disingkat seperti bahasa sms lho... Sebagai koreksi saja. Ke depan pasti lebih baik lagi. Ayo nulis terus...
makasih mbak..
Alhamdulillah.. silahkan bu bisa berbagi cerita pengalaman implementasi FDS di skeolah ibu... dengan senang hati kami akan menyimak cerita ibu pengalaman pelaksanaan FDSnya,. makasih..
Luar biasa. Senang sekali membaca pengalaman ini. Di tempat kami FDSnya sejak TK, Pak Wendhie. Salam.
Alhamdulillah.. silahkan bu bisa berbagi cerita pengalaman implementasi FDS di skeolah ibu... dengan senang hati kami akan menyimak cerita ibu pengalaman pelaksanaan FDSnya,. makasih..