Wenny Arie Puji Susanti, M.Pd.

Berbagi ide, berbagi pengalaman. Bersiap terinspirasi dan menginspirasi. Mendapat ilmu yang bermanfaat....

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

NAMA: WENNY ARIE PUJI SUSANTI, S.Pd., M.Pd.

CGP ANGKATAN 7 KELAS 125

SMPN 1 TAMAN SIDOARJO JAWA TIMUR

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Adapun pratap triloka dalam pendidikan sebagai sistem among yang diusung oleh KHD antara lain :

Ing ngarsa sung tuladha, maknanya adalah, seorang guru menjadi teladan bagi muridnya. Ing madya mangun karsa, maknanya, seorang guru menjalin komunikasi yang baik dengan muridnya. Tut wuri handayani, yaitu peran guru sebagai motor penggerak yang memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai potensinya.

Kaitannya dengan pengambilan keputusan, seorang pemimpin (guru) harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada siswanya. Seorang pemimpin (guru) harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya (siswa), seorang pemimpin (guru) harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya (siswa), dan seorang pemimpin (guru) harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya (siswa) untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.

Dalam menjalankan peran sebagai guru, ada kalanya guru dihadapkan dalam situasi yang mengandung dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan sebuah situasi dilematis yang terjadi ketika seseorang harus memilih antar dua pilihan. Kedua pilihan benar secara moral, tetapi bertentangan. Bujukan moral adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.

Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah guru menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah akan ditemukan berbagai dilema etika dan bujukan moral. Maka dari itu disinilah guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari KHD dengan cara menjadi sosok teladan yang positif, motivator, dan sekaligus moral support bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila dan merdeka belajar sehingga guru seyogyanya selalu mengacu pada 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan dalam situasi yang menantang dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, tentu berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan, kita mengenal ada tiga prinsip yang dapat kita ambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita. Misalnya, guru yang memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). Setiap pilihan memiliki kebenaran secara moral karena berakar dari nilai-nilai kebajikan universal. Namun, nilai kebajikan universal yang dimiliki pengambil keputusan akan menjadi salah satu pertimbangan yang kuat. Yang terpenting keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan, berpihak pada murid, dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam materi pengambilan keputusan memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang pernah dilakukan pada modul sebelumnya. Jika pada proses coaching kita membantu agar coachee dapat membuat keputusannya secara mandiri maka dalam modul ini kita kembali melakukan refleksi apakah keputusan yang dibuat tersebut dapat dipertanggungjawabkan, menjadi win-win solution bagi pembuat keputusan atau justru akan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini penulis diberikan panduan berupa paradigma, prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tentu akan membuat suatu keputusan yang terbaik dengan mengutamakan kepentingan murid, nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Aspek sosial emosional mewarnai pengambilan keputusan. Manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kepedulian terhadap orang lain, rasa kemanusiaan, dan nilai-nilai kebajikan yang dominan pada dirinya. Perubahan memerlukan proses dan waktu. Paradigma lama yang telah dimiliki oleh warga sekolah (kepala sekolah, guru, murid, wali murid dan masyarakat) dan telah menjadi budaya tentu akan menjadi sebuah tantangan dan sulit dihilangkan. Kasus dilema etika pun masih akan menjadi bagian dalam mewujudkan pengambilan keputusan yang terbaik.

Menurut saya kita harus fokus pada proses dan langkah perubahan yang telah dibuat. Tetap optimis dan berpikir positif bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan mewujudkan pendidikan yang merdeka, mengantarkan siswa mencapai kemandirian di masa depan dengan potensi yang dimiliki masing-masing sehingga mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Setiap pengambilan keputusan senantiasa berpihak pada murid, nilai kebajikan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan guru secara tepat dan bijak tentu akan mempengaruhi masa depan murid-murid. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bisa diandalkan, dan mampu menggali potensi dan kekuatan mereka. Dengan demikian, mereka dapat mencapai kemandirian di masa depan, mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat dengan memperhatikan konsep empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan 9 langkah pengujian keputusan. Jika, telah diperhatikan maka aspek berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan unicersal, dan bertanggung jawab terpenuhi. Maka, lingkungan sekolah akan menjadi kondusif, aman, dan nyaman. Membawa perubahan menuju majunya sekolah. Potensi siswa tumbuh subur dan siap menjadi bekal kemandirian dalam menjalani masa depan mereka.

Pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi/sekolah. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi/sekolah ke arah yang lebih baik, terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tapi, sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda organisasi/sekolah itu sendiri. Keberlangsungan sekolah menjadi kacau, pihak-pihak terkaitpun merasakan dampaknya. Situasi pun menjadi tidak kondusif.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang dihadapi terkait dengan budaya dan paradigma yang dimiliki oleh warga sekolah yang perlu dilakukan perubahan. Perubahan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Membutuhkan proses, waktu, dan dukungan dari seluruh pihak. Ada hubungan dengan perubahan paradigma. Paradigma yang sudah tertanam begitu lama di benak warga sekolah (kepala sekolah, guru, murid, wali murid dan masyarakat) dan telah menjadi budaya tentu akan menjadi sebuah tantangan dan sulit dihilangkan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya pengambilan keputusan akan sangat berpengaruh pada pengajaran yang diberikan kepada murid, apakah dengan metode klasik seperti ceramah yang cenderung membuat murid statis ataupun pengajaran yang mempertimbangkan keberagaman dan aspek sosial emosional murid sehingga dapat memerdekakan murid-murid kita baik dari ranah kognitif, psikomotorik maupun afektifnya. Cara memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan guru secara tepat dan bijak tentu akan mempengaruhi masa depan murid-murid. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bisa diandalkan, dan mampu menggali potensi dan kekuatan mereka.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat diambil dari modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi terhadap hal—hal yang berkaitan dengan murid khususnya terhadap pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Trilokanya. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik juga mempengaruhi keputusan yang akan diambilnya serta pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid sehingga dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika terdapat dua hal benar tapi bertentangan nilai-nilai kebajikannya, sedangkan bujukan moral sudah pasti benar dan salah. Untuk mengambil keputusan yang tepat terhadap dilema etika menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Ada hal-hal di luar dugaan yakni terjadi pertentangan antara dua nilai, dan pasti keputusan ini tidak dapat sepenuhnya mewadahi seluruh orang yang terkait. Sebagai pengambil keputusan yang tepat harus sabar dalam menghadapi resiko pilihan keputusan, harus kuat karena sudah dipertimbangkan dengan baik.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah. Perbedaan dengan yang saya pelajari di modul ini yakni selalu memperhatikan kepentingan murid. Dulu, hanya mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, dan memilih yang memiliki keuntungan terbanyak. Setelah mempelajari modul ini saya selanjutnya jika memerlukan pengambilan keputusan maka akan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Semoga, dengan langkah-langkah tersebut keputusan yang dibuat menjadi keputusan tepat dan membawa dampak yang baik menciptakan lingkungan sekolah kondusif, aman, dan nyaman.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum belajar modul ini, ketika telah mengambil keputusan ada rasa bersalah dan menyesal terhadapat keputusan tersebut. Namun, setelah menpelajari modul 3.1 menjadi mantap dan siap menghadapi resiko pilihan karena sudah mengikuti alur yang baik.

Pada modul 1, menurut (KHD) guru sebagai penuntun siswa kita untuk menemukan bakat dan minat sesuai dengan fitrahnya. Kemudian bagaimana kita dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakat dan minat siswa kita, ilmu dan konsepnya kita pelajari pada modul 2 (pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional serta coaching). Selanjutnya dalam proses penumbuhan bakat minat sesuai fitrahnya kita sebagai guru pastinya mempunyai kendala, baik kendala dengan siswa maupun dengan sistem dimana kita mengajar (stakeholder sekolah) yang permasalahannya sangat luas dan unik. Disinilah kita dapat menggunakan konsep/ilmu yang kita pelajari pada Modul 3.1 ini untuk menyelesaikan permasalahan tersebut untuk sebesar-besarnya kepentingan siswa kita. Dalam Modul kali ini, kita dapat menggunakan beberapa konsep untuk menuntun kita menjadi seorang pemimpin yang baik dalam mengambil keputusan, yaitu konsep empat paradigma dilema etika, konsep tiga prinsip dilema etika, dan konsep 9 langkah pengujian keputusan.

Untuk Konsep Empat Paradigma Dilema Etika adalah

Individu lawan masyarakat Rasa Keadilan lawan rasa kasihan Kebenaran lawan kesetiaan Jangka pendek lawan jangka panjang

Sedangkan Konsep Tiga Prinsip Dilema Etika adalah

Berbasis Hasil Akhir (Ends-based Thinking) Berbasis Peraturan (Rule-based Thinking) Berbasis Rasa Peduli (Care-based Thinking)

Dan yang terakhir adalah konsep 9 langkah pengujian keputusan antara lain:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan2. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah ini3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini4. Pengujian benar atau salah5. Pengujian paradigma benar lawan benar6. Melakukan prinsip resolusi7. Investigasi opsi trilema8. Buat keputusan9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Masing-masing tahap harus dilakukan dengan benar, agar keputusan yang kita ambil semakin tepat.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Penting dalam Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin pembelajaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap...komplit

29 Apr
Balas

Sangat sepakat dengan ibu Wenny, sebagai Pemimpin Pembelajaran akan dihadapkan dengan banyak tantangan, jika dalam penyikapannya guru menggunakan landasan dan strategi yang tepat maka akan mudah mewujudkan iklim pembelajaran yang berpihak pada murid

01 May
Balas



search

New Post