Wenny Arie Puji Susanti, M.Pd.

Berbagi ide, berbagi pengalaman. Bersiap terinspirasi dan menginspirasi. Mendapat ilmu yang bermanfaat....

Selengkapnya
Navigasi Web

SIAPA CEPAT DIA DAPAT

PERLU SCDD(SIAPA CEPAT DIA DAPAT) PENDIDIK TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh: WENNY ARIE PUJI SUSANTI, S. Pd.

Guru BK SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo

Semakin beragam aplikasi yang memanjakan pengguna smartphone, sehingga membuat peserta didik terlalu asyik, menunda-nunda pekerjaan rumah, kecanduan game offline dan online, dan lain-lain. Selain itu juga konten pornografi yang sangat berbahaya. Sementara dari pihak guru, masih belum semua memanfaatkan smartphone ini untuk memudahkan pembelajaran. Mengajar cukup dengan ceramah, sehingga peserta didik merasa bosan. Kemudian, guru yang tidak mengerti berbagai aplikasi yang tersedia di smartphone akan mengalami kesulitan mengikuti irama peserta didik dan ketinggalan informasi. Padahal, dari smartphone tersebut dapat membangun interaksi sosial jarak jauh, dapat diperoleh berbagai informasi baik tentang perkembangan peserta didik maupun pengetahuan lainnya.

Smartphone merupakan salah satu alat dalam memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan tertentu. Saat ini perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Smartphone yang dimiliki peserta didik memiliki berbagai kecanggihan, berbagai aplikasi yang menarik seperti media sosial facebook, twitter, instragam, line, wa, bbm dan lain-lain. Berbagai aplikasi yang menarik tersebut dapat memberikan berbagai informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan. Kemudian dengan menguasai pengetahuan maka seseorang akan mampu bersaing dalam era global. Alvin Toffler seorang tokoh komunikasi menyatakan bahwa siapa yang menguasai informasi maka dialah yang menguasai dunia.

Namun, teknologi yang memiliki banyak manfaat tersebut juga memiliki banyak tantangan yang perlu diwaspadai. Teknologi dapat bermanfaat bila berada pada pengguna yang tepat. Peserta didik membutuhkan pendampingan dan pengawasan agar dapat menjadi pengguna teknologi yang tepat. Pendampingan dan pengawasan menjadi efektif untuk membantu individu dalam perkembangannya secara optimal dan menyesuaikan dengan kemajuan zaman tanpa tergerus oleh pengaruh negatif dari kemajuan tersebut. Pendampingan dan pengawasan ini perlu memperhatikan karakteristik peserta didik jaman sekarang yang sering dikenal kid jaman now.

Kid jaman now berada pada era generasi Z. Dalam teori generasi (Generation Theory) dalam sebuah essai “The Problem of Generations” oleh Karl Mannheim, seorang Sosiologi asal Hungaria mengatakan bahwa generasi Z yaitu generasi yang hidup di zaman digital seperti saat ini, lahir pada tahun 1995 sampai dengan 2010. Mereka akrab dengan teknologi disebut juga generasi internet dan memiliki kesadaran privasi yang lebih tinggi. Anak secara alami memiliki sifat penjelajah sehingga dia menjelajahi semua informasi menembus batas norma dan agama. Semua hal mereka lakukan dengan smartphone, dunia dalam genggaman. Semua dihandle google, lalu tugas guru apa?.

Guru seharusnya dapat melakukan pendampingan dan pengawasan peserta didik agar menjadi pengguna yang tepat. Guru dapat mendampingi siswa dalam berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu memiliki kecepatan dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Dalam istilah sederhana dikatakan “siapa cepat dia dapat” (SCDP). Tidak perlu menguasai semua, yang terpenting sesuai dengan kebutuhan. Guru perlu memahami cara membuka smartphone, macam aplikasinya, beragam fungsinya. Sehingga ketika peserta didik membahas hal tersebut, guru dapat mengikuti irama mereka. Selain itu, guru dapat lebih meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan lebih menarik. Memberikan alamat website yang dapat dikunjungi oleh peserta didik terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa misalnya website dari kemdikbud, dan lainnya yang dapat menjadi referensi bagi peserta didik. Sebelum memberikan alamat website yang dapat dikunjungi, guru memilih dulu konten yang ada, yang layak bagi peserta didik, yang sesuai usia mereka, yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Dapat pula ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website.

Menjadi guru yang cepat mengikuti perkembangan teknologi memiliki berbagai tantangan. Baik dalam diri maupun dari luar. Dari dalam diri, perlu kemauan untuk terus melakukan pengembangan diri. Sementara dari luar, perlu adanya fasilitas yang memadai dan biaya yang tidak sedikit. Memperhatikan kondisi tersebut, sangat perlu dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah, sekolah dan orang tua. Pemerintah dapat memberikan pelatihan-pelatihan, mendukung program sekolah dalam ketersediaan sarana dan prasarana. Sekolah juga memotivasi dan memfasilitasi dalam rangka mempercepat kemampuannya mengikuti perkembangan teknologi. Lalu, untuk orang tua selalu bekerja sama dengan sekolah untuk menjalin kolaborasi dalam memperhatikan perkembangan putra-putrinya.

Dengan kecepatan dalam meningkatkan kompetensinya terhadap perkembangan teknologi informasi maka akan dapat mengikuti dinamika peserta didik, setelah itu peserta didik dapat lebih terarah mencapai tujuan pendidikan nasional, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pencapaian tujuan pendidikan dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam nawacita yang berarah untuk membangun generasi emas tahun 2045 yang dibekali keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan peserta didik antara lain ada 3: pertama, kualitas karakter yakni bagaimana peserta didik beradaptasi pada lingkungan yang dinamis antara lain religius, nasionalis, mandiri, integritas, gotong royong, toleransi, tanggung jawab, kreatif, peduli lingkungan; kedua, literasi dasar yakni bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan dasar sehari-hari, antara lain literasi baca, tulis, hitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi, finansial, budaya dan kewarganegaraan; ketiga, kompetensi, yakni bagaimana peserta didik memecahkan masalahnya dengan 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, Colaboration). Keterampilan abad 21 tersebut perlu diajarkan, dibiasakan, dilatih secara terus menerus sehingga menjadi kebiasaan, kemudian menjadi karakter dan pada akhirnya menjadi budaya.

“The quality of an education system cannot exceed the quality of its teachers”

(Barber & Mourshed, 2007)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trim atas ilmunya bu....

03 Jan
Balas

Sama2 ibu Sumintarsih, salam kenal.

22 Apr
Balas

Mbk Wenn hebat... apa yg dipikirkan, saat itu jd tulisan... ayo diajarkan kpd anak2...

22 Apr
Balas



search

New Post