#tantangan hari ke-29

#tantanganGurusiana

Mitigasi Banjir

Jakarta Dikepung Banjir. Itulah Headline News yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta pagi ini. Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya disebabkan hujan deras yang terjadi di sejumlah wilayah sejak Senin (24/2/2020)pagi hingga hari ini. Banjir dengan ketinggian berkisar 30-50 sentimeter merendam ratusan wilayah di hampir seluruh kawasan Jakarta. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) bencana ini disebabkan penurunan muka tanah. Penurunan ini disebabkan pengambilan air tanah yang cukup banyak, dan mengakibatkan permukaan daratan yang lebih rendah menyulitkan air untuk keluar ke laut. Banyak tempat-tempat di Jakarta yang mengalami penyumbatan drainase karena penumpukkan sampah di sungai.

Banjir menggenangi hampir semua tempat di Jakarta, tak terkecuali Istana Kepresidenan. Tak hanya pemukiman, jalan-jalan protocol sampai rumah sakit terganggu operasionalnya karena air sudah tinggi. Banyak warga yang terjebak di lantai dua rumah mereka dan tidak dapat keluar karena jalan sudah tertutup air. Parahnya, lagi-lagi karena sampah yang menumpuk, kondisi ini berpotensi menimbulkan banyak penyakit bagi warga.

Posko-posko bantuanpun didirikan bagi warga yang rumahnya sudah tidak dapat lagi dihuni. Polisi dan TNI bahu-membahu membantu warga dengan menurunkan ratusan personilnya langsung ke daerah terdampak. Pasokan air bersih dan bahan makanan diberikan untuk warga. Namun sampai kapan banjir ini akan terus melanda Jakarta setiap kali musim hujan tiba? Hal ini perlu penanggulangan bukan hanya dari satu pihak pemerintah saja. Dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk mengatasinya. Namun kesadaran akan bencana ini yang harus segera diedukasikan kepada masyarakat, agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi banjir.

Sebenarnya bukan hanya Jakarta yang mengalami banjir. Banyak wilayah lain di tanah air yang mengalami hal yang sama. Tak terkecuali Pulau Belitung. Dengan kondisi topografi Peneplain, yaitu dataran rendah yang relatif landai, maka pulau ini sangat berpotensi banjir apalagi ketika curah hujan tinggi seperti sekarang. Kita sebagai warga perlu mempersiapkan diri dengan mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, ketika dan sesudah terjadinya banjir.

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan agar memperkecil kerugian akibat banjir, diantaranya:

1. Kenali Penyebab banjir

Secara Meteorologi dan Klimatologi, curah hujan yang tinggi adalah penyebab utama terjadinya banjir. Namun secara geografis daerah yang rawan terhadap banjir adalah daerah yang tanahnya lebih rendah daripada permukaan air laut. Atau daerah yang terletak di sebuah cekungan dengan dikelilingi perbukitan di sekelilingnya sehingga pengaliran air cukup sempit. Factor penggunaan lahan juga sangat mempengaruhi, misalnya pemukiman yang dibangun di sepanjang sungai sehingga dataran banjir hilang. Di tambah lagi kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai membuat resapan air berkurang.

2. Tindakan untuk mengurangi dampak banjir

Kita dapat mengurangi dampak banjir dengan tidak membangun rumah di sekitar daerah aliran sungai disamping juga tidak membuang sampah sembarangan. Program pengerukan dan revitalisasi sungai perlu dicanangkan oleh pemerintah didukung oleh seluruh masyarakat. Dan untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan air laut sebaiknya dipasang pompa. Lebih lanjut yaitu penghijauan di hulu sungai.

3. Upaya yang dilakukan sebelum terjadi banjir

membersihkan lingkungan sekitar, terutama di saluran air atau selokan dari timbunan sampah. Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih. Segera bentuk tim penanggulangan banjir. Koordinasikan melalui aparat setempat untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan pelampung guna evakuasi. Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan komunikasi. Simak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan kondisi air. Lengkapi diri dengan peralatan keselamatan, antara lain radio baterai, senter, korek gas, dan lilin. Siapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih. Siapkan obat-obatan darurat. Amankan dokumen penting.

4. Upaya yang dilakukan saat terjadi banjir

Segera matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana. Segera mengungsi ke daerah aman saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir, serta segera amankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi. Jika air terus meninggi, hubungi instansi terkait.

5. Upaya yang dilakukan setelah terjadi banjir

Secepatnya membersihkan rumah, terutama bagian lantai, lalu gunakan antiseptik untuk membunuh kuman. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering mewabah setelah kejadian banjir. Waspadai kemungkinan binatang berbisa atau binatang penyebar penyakit. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

Bencana bisa terjadi kapan saja. Tugas kita adalah mempersiapkan diri menghadapinya dan mengurangi korban serta kerugian yang ditimbulkan. Semoga informasi ini bermanfaat.

Sumber bacaan: https://bpbd.jakarta.go.id