Kita sering mendengar kata "baper", yang artinya "bawa perasaan", atau ditujukan bagi orang yang "mudah merasa" atau tersinggung. Padahal baper kadang perlu juga, asal jangan berlebihan. Karena apa pun yang berlebihan tidak baik.

Baper perlu juga untuk memperlihatkan kepedulian kita. Walau kadang orang selalu salah mengartikan disaat kita baper. Baper sebenarnya menunjukkan betapa pekanya orang tersebut, dan betapa dia peduli sebenarnya.

Bahkan kadang, sikap baper orang lain dianggap sebagai suatu hal yang lebay atau berlebihan bagi sebagian orang. Padahal, bukan lebay maksud orang yang baper tersebut, namun yang menganggap lebay justru hatinya kurang peka.

Misalnya, mengucapkan kata "I love you" bagi pasutri, yang dilakukan seorang istri, bisa jadi dianggap lebay oleh suaminya. Saat suaminya tidak seromantis istrinya yang hanya berharap kata manis dari suaminya, maka suami akan mudah mengatakan istrinya baper. Padahal suami itu harus memperlakukan istri dengan lemah lembut.

Bagi suami, jangan selalu berlindung dengan perkataan bahwa dirinya bukan tipe romantis, tidak ada salahnya sedikit belajar, belajar menekan ego dan belajar berkata lemah lembut pada istri. Semua itu tidak akan sedikit pun menurunkan derajar suami di mata istri. Bahkan sebaliknya, akan semakin meninggikan derajat suami di mata istri. Memang, jujur, istri itu senangnya dipuji dan sedikit digombalin. Bahkan dalam sebuah hadits salah satu berbohong dari 3 hal bohong yang diperbolehkan adalah berbohong ketika menyenangkan istri. Apa susahnya berdiksi lemah lembut demi menjaga keharmonisan rumah tangga, bahasa itu gratis, tidak perlu membeli dengan harga mahal untul menyenangkan istri.

Wallahu A'lam Bishawab Purwakarta, 17 April 2021