Widayanti

Saya lahir di Purwakarta, 23 Oktober 1978. Saat ini saya bertugas sebagai Pengawas Sekolah Muda Pada MTs di Lingkungan Kemenag Kab. Purwakarta Jawa Barat|| Saya...

Selengkapnya
Navigasi Web
UDAR ASUMSI MEMBANGUN PERSPEKTIF
Materi MB Hari Ke-2/Selasa, 21.11.23

UDAR ASUMSI MEMBANGUN PERSPEKTIF

Praktek Menggambar Peta Perjalanan dalam pendalaman materi " The Map isn't Territory".

The Map isn't Territory, the map isn't Territory; sometime realita isn't macth with persepsi.

The map is not the territory . Artinya, pemahaman mengenai dunia merupakan representasi Anda sendiri, bagaimana Anda melihat dan merepresentasikannya, dan bukanlah gambaran sepenuhnya dunia itu sendiri.

Supaya dapat memahami sesuatu, kita akan memetakannya dalam pikiran. Dan tentu saja apa yang kita petakan merupakan pengalaman, pemikiran, persepsi dan asumsi sendiri berdasakan apa apa yang kita alami ataupun gambarkan dalam pikiran kita.

Apa yang kita gambarkan semata-mata merupakan referensi dari sebuah kenyataan. Sudah tentu sering sekali jauh dari kenyataan itu sendiri. ‘Dunia’ kita adalah sebuah interpretasi. ‘Dunia’ kita merupakan gambaran kita sendiri dari realitas, dan kita berpikir dan bertindak berdasarkan gambaran dari realitas tersebut. Kata-kata yang kita pergunakan tidak sama persis dengan kenyataan itu sendiri.

Demikian juga dengan bahasa/linguistic yang kita pergunakan. Bahasa maupun linguistic kita adalah referensi dari dunia gambaran kita, dan merupakan referensi dari realitas, daripada realitas itu sendiri.

Apabila kita percaya bahwa hanya dunia yang kita ciptakan merupakan satu-satunya kebenaran, artinya kita mengatakannya menggunakan ego kita, dan bukanlah sebuah kebenaran.

Bayangkan apabila semua orang memahami prinsip ini. Hidup lebih damai dan hubungan dengan orang-orang akan menjadi lebih baik. Lalu bagaimana supaya kita bisa memiliki perasaan lebih baik, memiliki hubungan interaksi lebih baik dengan orang lain? Tentu saja dengan memperlebar ‘peta dunia’ kita.

Dengan memperlebar ‘peta dunia’, kita bisa melihat dari perspektif-perspektif yang berbeda. Semakin luas peta dunia kita, semakin detail peta tersebut, semakin kaya dan fleksibel seseorang

Leader of Infetence

What is the ladder of inference? The ladder of inference is a tool that explains how we make decisions. Each step in the decision-making process is represented by a rung on the ladder—so you start at the bottom, then climb each rung before making a decision and taking action.

Ladder of inference terdiri dari 7 level yang membentuk sebuah tangga. Level-level tersebut adalah:

Level 1: Data atau Fakta: Data atau fakta yang dapat diamati secara langsung, dapat didokumentasikan, atau dibuktikan dengan bukti fisik.

Level 2: Filter: Proses mental yang digunakan untuk memilih data mana yang akan diperhatikan dan mana yang akan diabaikan. Kita tidak mungkin menggunakan semua data dalam proses ini, karena kita memiliki keterbatasan dalam mengolah semua informasi. Selain itu, kita harus jeli dalam memilih data karena harus mewakili pengambilan keputusan yang akan dibuat.

Level 3: Arti: Penafsiran atau makna yang diberikan pada data yang terpilih.

Level 4: Asumsi: Keyakinan yang dimiliki seseorang tentang data atau makna yang diberikan pada data tersebut.

Level 5: Kesimpulan: Keputusan yang diambil berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Level 6: Keyakinan: Keyakinan kita kemudian dikembangkan dari kesimpulan yang kita buat.

Level 7: Tindakan: Tindakan yang diambil sebagai hasil dari kesimpulan tersebut.

Hasil: Dampak atau hasil dari tindakan yang diambil.

Proses ini biasanya terjadi secara tidak sadar dan sangat cepat di otak kita. Menerapkan tangga ini secara sadar membuat Anda untuk mundur selangkah dan melihat ke mana Anda akan melompat ke kesimpulan.

What should we do?

Open Mind (curriosity)

Open Heart (Compussion)

Open will (courage)

Absencing

Close mind (fear)

Closed Heart (hate)

Closed Will (fear)

Apa yang mempengaruhi Persepsi berbeda?

1. Egosentric Memory

2. Egocentric Myopia

3. Egocentric Righteousness

3. Egocentric Hyprocrisy

4. Egocentric Oversimplification

5. Egocentric Blindness

Levels of Listening

1. Downloading

2. Factual

3. Empati

4. Generative

Tipikal Peserta Datang ke Pelatihan

1. Prisoners

2. Vacationer

3. Explorer

But finally, we are exploring!

Pelatihan MB Hari Kedua,

21.11.23

Written by Widayanti

Pengawas Madrasah Kab. Purwakarta

Waka Pokjawasmad Purwakarta

Bidang 2 Pokjawasmad Jabar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post