KENTUT

(Maaf, bagi yang gak tahan boleh dibaca. Eh)

Kentut hal yang tak pantas dibahas, tapi setiap ibu yang pernah operasi Caesar pasti sangat mengharapkan kehadiran satu hal ini.

Menunggu berjam-jam untuk sekadar mencicipi air satu sendok makan. Sungguh salah satu bentuk perjuangan seorang ibu. Lalu kau masih mengatakan tak sempurna jika belum melahirkan normal?

Sungguh terlalu!

Nah, kali ini di kelahiran anak ketiga saya, kembali menjadi penunggu kentut 😂. Setelah lebih 24 jam berpuasa sebelum dan sesudah operasi, tenggorokan terasa panas sekali. Menelan ludah pun tak ada yang bisa ditelan

Yang ditunggu adalah kentut.

Sebenarnya perawat sudah mengijinkan 6 jam setelah operasi sudah boleh minum sedikit saja asalkan tidak sesak, tidak mual dan muntah.

Tapi siapa yang bisa jamin jika kita minum lalu tidak akan sesak ketika pencernaan belum normal kembali?

Saya tidak mau ambil resiko, karena pernah lihat sendiri perempuan sesak ketika memaksa minum beberapa saat setelah keluar ruang operasi.

Saya harus bersabar menunggu indikator usus sudah normal dengan hadirnya sang 'kentut'

😂😂

Nah, kali ini tak segampang yang dibayangkan. Berada di ruang isolasi tidak mudah mendapatkan sesuatu yang merangsang hadirnya kentut. Apa saja itu?

Dulu emak saya mengoleskan daun sembung (Kasembu'an:Madura) dicampur minyak kayu putih dan bawang merah. Ditumbuk lalu dioleh di belakang lutut. Aromanya yang khas kentut berhasil mengundang kentut asli keluar 😂.

Cara kedua adalah dengan mengunyah permen karet. Saya dapatkan ini atas searching internet.

Nah kali ini saya bingung, kedua cara tersebut tak bisa saya lakukan. Di tengah bingung menahan haus dan menunggu kentut di jam ke enam, akhirnya saya ingat kalau punya kalung yang saya beli dari Linda Lin .

Entah sugesti atau memang berkhasiat, saya tempelkan kalung ini di atas perut dekat jahitan operasi. Eh tidak berapa lama perasaan ingin kentut datang

Tralala...

Eh Tut Tut tut

😂