Widiastuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

I LOVE YOU FULL MAK E....

Subhanalloh...walhamdulillah...walaailahaillallohuallohuakbar...Mak eee.....matursuwon (trimakasih) mak eee....sambil memeluk karung pupuk yang berisi gabah kering, lalu ku peluk mamakku, kuciumi pipinya yang sudah mulai mengendur karena termakan usia yang ketika itu bersimbah peluh juga karena kami baru saja selesai memasukkan gabah/padi yang dijemur siang harinya.

Kakak sepupuku saking kagetnya dengan pekikan histerisku berlari dia menghampiri kami di halaman rumah. “Enek opo lek?” (ada apa bi)...”Mboh, adimu iki lho (entah, adikmu ini lho) aku juga sampe kaget”. Makin bingung kakakku melihatku, yang ketika itu berderai air mata tapi bibirku tertawa.

Kebahagianku sore itu, karena mamakku memberi lampu hijau kepadaku untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Waktu itu aku sudah dinyatakan tamat/lulus dari sekolah kejuruan di kota Solok, dimana sebelumnya kedua orangtuaku merencanakan setelah lulus sekolah harus cari kerja.

Keputusan yang tiba-tiba dan diluar dugaanku ternyata didorong oleh faktor eksternal. Yakni, ketika itu mungkin karena kondisi ekonomi atau entah karena apa, ada tetangga yang nampaknya kurang berkenan dengan keluargaku.

Hinaan yang kami terima sangat pahit untuk ditelan, sakit bak disayat-sayat sembilu di hati kami. Tapi, Alloh telah memberikan lain kepada kami khususnya untukku.

Di tengah keputusasaanku, kedua orangtuaku bertekad untuk membiayaku sekolah lebih tinggi. “Mudah-mudahan kelak melalui anak-anak kita dapat hendaknya mengangkat harkat dan martabat keluarga kita”, itu perbincangan kedua orangtuaku.

Akhirnya, dengan berbekal doa restu kedua orangtua dan juga adikku semata wayang yang ketika itu masih duduk dibangku SMP, berangkatlah ke kota Padang dengan ditemani kakak sepupuku yang ketika itu sudah berstatus sebagai mahasiswa lebih dulu.

Kedua orangtuaku memesankan kepadaku agar mengambil formulir pendaftaran jurusan PGSD. Tapi sesampainya di kampus untuk jurusan PGSD tidak dibuka tes umum. Tahun itu penerimaan jalur UMPTN tidak dibuka. Alhasil gagal untuk mengambil jurusan PGSD.

Kakakku dan saudar-saudara lainnya yang sedang kuliah di Padang, berkumpul dan kami melakukan rapat kecil untuk memutuskan kelanjutan dari rencana pendaftaran UMPTNku. Karena apa? Karena pesan orangtuaku, “adikmu daftarkan PGSD saja ya”. Mengapa harus PGSD? Sebagai pertimbangannya adalah waktu dan biaya.

Singkat cerita, akhirnya aku nekat mengambil formulir S1 jurusan ekonomi. Sesampainya di rumah, semula orangtuaku nampak keberatan, ada keraguan sanggupkah untuk biaya kuliah anaknya sampai S1?

Alhamdulillah....lagi dan lagi, atas segala nikmatMu ya Allah akhirnya sampailah takdirku menjadi calon mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota Padang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah...barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan...inspiratif sekali. Salam sehat dan sukses..barakallah

03 Mar
Balas



search

New Post