GAJI KE-13

Nama adalah doa. Nama, juga bisa mencerminkan sikap orangnya. Tapi, sepertinya ini tidak berlaku pada Pak Karbit. Guru yang sudah 25 tahun mengajar. Kalau sesuai namanya, Karbit, harusnya mudah meledak, atau meledak-ledak. Tapi Pak Karbit ini orangnya santai, kadang kelewat santai, bahkan asal aja.

Pernah ketika ditanya tentang kondisi akibat Corona, dengan santai dia menjawab, “ Ah, biasa saja”. Saya coba tanya lagi,” Jadi Pak Karbit ini tidak terpengaruh lah. Untuk sehari-hari cukup saja”.

“ Tidak juga. Kurang-kurang juga, ” jawabnya.

“ Jadi bagamana cara untuk mencukupinya,” kejar saya.

“ Ada caranya, kalau mau tahu, bisa saya beri tahu. Tapi jangan cerita ke orang lain.”

“ Boleh, bagaimana caranya Pak ?” tanya saya antusias.

“ Untuk mencukupi kebutuhan kalau kekurangan uang biasanya saya : ngutang !.”

Jleb !. Mulai jengkel saya. Tapi masih dengan santai dia melanjutkan, “ Bahkan saat ini saya juga sudah punya rencana untuk ngutang ke Sampean ...... “

Belum selesai dia berkata, saya tinggal pergi.

Kemarin ketika kami ramai membicarakan tentang Gaji ke-13 yang sampai sekarang belum cair juga, ada selentingan khabar kalau Pak Karbit sudah menerimanya . Meski kurang atau tidak percaya, saya penasaran juga. Ketika pagi tadi ketemu, saya coba tanya,” Pak Karbit, katanya Bapak sudah terima Gaji ke-13 ?”.

“ Oh iya. Sudah ,” jawabnya santai.

“ Kok bisa, yang lainnya belum ada yang terima. Bahkan khabarnya bulan Agustus nanti baru dibagi, masa Bapak sudah terima Gaji ke-13 bulan Juli ini ” tanya saya.

“ Iya. Sudah. Jangankan Gaji ke-13, awal bulan tadi saya sudah terima Gaji ke-300.” jawabnya santai sambil meninggalkan saya pergi.... *