Wiga Fajaryanti,S.Pd

Wiga Fajaryanti, S.Pd Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 2 ( PSP 2 ) TK Irsyadul Ibad Desa Bakalrejo Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Menjad...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerpen1

Cerpen1

Mengakhiri Akan Lebih Baik#1

Pembicaraan antara Alena dan Ihsan saat itu berawal dari chat tentang pekerjaan yang akan dibahas. Mereka berdua sebenarnya sudah saling menyimpan kontak karena memang ada relasi tentang pekerjaan yang harus mereka jalankan. Sesekali dalam keseharian Ihsan memang mengomentari story yang dibuat oleh Alena, akan tetapi hanya sebatas dibalas seperti rekan bisnis lainnya tidak lebih.

Hari itu adalah hari Sabtu, sekitar pukul delapan pagi , Alena memang sedang memiliki acara pertemuan lumayan besar dan rame, tidak lupa pula Alena membuat story WA pada pagi harinya dengan caption “ Bismillah, tak berselang lama kemudian Ihsan sudah mengomentari stori Alena. Karena sibuk harus persiapan segala sesuatunya maka chat tetap dibiarkan begitu saja tanpa dibuka terlebih dahulu. Menjelang magrib chat baru Alena balas.

Semenjak saat itu Ihsan selalu berusaha mengajak ngobrol dan mengomentari setiap Alena membuat postingan. Semakin hari komunikasi mereka semakin intensif. Saling bercanda , berbagi cerita , saling mengisi dan menguatkan secara luring. Haha iya mereka berdua lebih senang menyebutnya dengan pertemanan daring.

Setiap pagi Ihsan selalu menanyakan kesibukan apa yang akan dilakukan Alena hari ini. Membutuhkan bantuan apa , sudah makan apa belum ? . Yaa, dan ternyata dari hal – hal kecil seperti itu dapat membuat hati Alena sedikit luluh dan mulai membuka diri dan respect dengan perhatian yang diberikan Ihsan. Sampai suatu moment tertentu didalam percakapan daring mereka, Ihsan berani mengatakan jika memang sudah sering memperhatikan kehidupan Alena sejak bertemu 3 Tahun lalu, hal itu semakin membuat Ia tertarik sejak dua tahun lalu. Alena yang saat itu tidak mau mengikuti nalurinya dan selalu menghindar jika ada moment harus bertemu, hal itu dilakukan karena Alena tidak ingin terjebak dengan perasaannya sendiri. Akan tetapi seiring waktu semua tidak bisa dihindari dan kedekatan merekapun terjalin karena adanya rasa kenyamanan. Akan tetapi mereka juga menyadar i dengan kedekatan yang mereka jalani akan ada pasangan masing – masing yang terganggu nantinya. Hingga pada suatu pembahasan mereka membuat keputusan jika Alena tidak chat duluan dan menunggu Ihsan yang memberi kabar.

Hari – hari mereka selalu dilalui dengan asyik meskipun dilakukan secara daring. Setiap waktu Alena selalu stanbay WA di laptopnya sambil mengerjakan beberapa pekerjaannya. Waktu seakan tak terasa, mereka terkadang memulai chattingan dari pukul sembilan pagi hingga pukul sebelas malam ,menjelang tidur.

Ada kalimat yang selalu dinanti Alena sebagai pembuka percakapan mereka dan penutup percakapan. Betul pada pagi itu tak seperti bisanya , Alena terus melirik jam di laptop bagian kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, akan tetapi belum ada chat yang masuk. Hatinya sudah sedikit gusar sambil terbesit ada apa, apa yang terjadi?, akan tetapi ia tak berani untuk memulai chat terlebih dahulu. Ada rasa sedikit nyeri di hatinya.

Tak berselang lama chat masuk dari Ihsan.

Ihsan ; “ Alena….”

Alena ; “ Iyya mas “

Ihsan ; “ Maafkan masmu baru bisa memberi kabar pagi ini “

Alena; “ Iya gak apa – apa mas, ada pekerjaan apa pagi ini semalam kan belum cerita, jadi Alena sedikit was was tadi”.

Ihsan ; “ Pagi tadi bangun sedikit kesiangan, terus ada kostumer datang dan tiba – tiba ditelpon Ibu, Ibu minta dicarikan obat ke apotek, dan Hp ketinggalan di Rumah”.

Alena; “ Hihi iya udah gak apa – apa mas, tadinya pingin chat duluan, untungnya juga tidak jadi”

Ihsan; “ Iya, terimakasih Alena kamu selalu berusaha mengerti dengan keadaan ini “.

Satu hari itu seperti biasa Ihsan menemani secara daring, saat Alena memulai membuka laptopnya. Ada saja yang mereka bahas , dan sampai terasa sudah hampir pukul sebelas malam. Saat itu Ihsan yang sedang membalas WA , sambil ngopi di warung hik dekat dengan rumahnya, berpamitan mau pulang dulu karena malam sudah larut. Dan percakapan mereka ditutup dengan kalimat Ihsan yang selalu membuat Alena tersipu dan dinantikannya.

Ihsan ; “ Mas pulang dulu ya Alena”.

See you.

Alena pun menyadar i ketika kalimat itu sudah diucapkan tanpa protes dan cukup membacanya untuk tidak membalasnya.

Luringbersambung#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Woww.... pengen tahu endingnya bun...hehe, sukses selalu

08 Feb
Balas

haha iyes ditungga buk.

11 Feb



search

New Post