wigati hati nurani

Saya Wigati Hati Nurani, sering menggunakan nama pena Whatinurani. Mengajar Teknik Instalasi Listrik Arus Kuat di SMK N 1 Magelang. Meskipun begitu penyuka kary...

Selengkapnya
Navigasi Web
EMBAYUNG SENJA DI LERENG TIDAR (2)

EMBAYUNG SENJA DI LERENG TIDAR (2)

#TAGUR HARI KE-0026

LEMBAYUNG SENJA DI LERENG TIDAR

:Whatinurani

Begitulah, kami membaur dan saling berbagi kisah. Cerita masa kecil seolah Film yang diputar kembali. Masa kecil yang tidak mudah kami lalui di tempat ini. Sebuah kawasan masa lampau yang penuh warna hitam. Karena orang akan memincingkan sebelah mata, mengernyitkan dahi lalu akan beristighfar begitu nama desa kami disebut.

“Astaghfirullahaladzim. Bener kamu tinggal disana?” suatu saat aku berkenalan dengan teman les nariku di area Kodim.

“Iya, memang kenapa?” jawabku seolah-olah bodoh dan tak tahu bagaimana rendahnya desaku di pandangan orang.

“Kan di desamu banyak copet, maling, rampok dan orang jahat,” katanya sambil mengangkat kedua bahunya. Lalu dia pergi dan setelahnya bisa kutebak, tak mau berteman lagi denganku.

Begitulah, aku, ke-empat saudaraku dan kawan-kawanku tinggal di desa ini. Kami merasa baik-baik saja, karena memang tak ada pilihan tempat tinggal selain rumah yang kami tempati ini. Justeru karena merasa senasib dan seperjuangan menjadikan kami kuat. Senasib karena sama-sama miskin. Seperjuangan karena ingin terlepas dari jerat kemiskinan. Meskipun, wilayah kampung kami berada di kota, kenyataaannya hampir Sembilan puluh tujuh persen, kalau mau disensus penduduknya miskin. Termasuk keluargaku.

Masa lalu, memang indah untuk dikenang. Setelah hampir empat puluh tahun berpisah, pertemuan menjadi harapan indah. Sambil menikmati Senja di lereng gunung Tidar, aku tak henti-hentinya berucap syukur. Tentunya di dalam hatiku, atas nikmat Tuhan yang tak berbilang banyaknya. Nikmat masih dikaruniai hidup salah satunya. Karena, ada beberapa kawanku yang telah tiada. Nikmat sehat, nikmat bersua dengan kawan-kawan, itulah kebahagiaan.

Nun di ufuk barat, mentari seolah-olah tak mau pergi. Warna merah jambu dan biru langit berbaur membentuk lukisan indah warna lembayung. Lembayung Senja di Lereng gunung Tidar, telah menyatukan rasa persaudaraan kami . rasa yang tak mau pergi, hingga membentuk ikatan persaudaraan ini. Sulit untukku membedakan inilah bahagia dan nikmat. Semua menyatu bak senja dan malam yang saling berbagi dan memberi.

Sejuta Bunga, 26.12.2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post