Wijaya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS DI KOTA BATU

MENULIS DI KOTA BATU

Alhamdulillah… kata yang terucap ketika mendapatkan pemberitahuan bahwa artikel yang saya kirim dinyatakan lolos seleksi oleh panitia Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU) P4TK PKnIPS. Harap-harap cemas ketika menunggu proses seleksi yang memakan waktu hampir 2 Bulan pun terjawab sudah.

Dua hari sejak menerima pengumuman hasil seleksi. Saya pun dihubungi oleh pihak dinas pendidikan dan kebudayaan, Yunira Saktiana (Kasie Peningkatan Mutu) melalui pesan singkat Whattapps “Surat tugas sudah jadi ya”. Ketika surat tugas ditangan, bukan hanya perasaan senang saja, tetapi malah semakin penasaran dan muncul pertanyaan. Sambil bergumam “Kegiatannya seperti apa ya?”

SaguSabu semakin membuat saya penasaran dan menyimpan asa. Pelaksanaannya seperti apa? Bisakah saya?, karena memang inilah kali pertama mendapatkan kesempatan belajar menulis. Kegiatan menulis, terlebih menulis buku.

Tiba waktunya keberangkatan menuju P4TK PKnIPS Batu Malang sebagai penyelenggara sekaligus tempat diselenggarakannya kegiatan. Memang tempat ini bukanlah kali pertama saya mengikuti kegiatan, tetapi ketujuh kalinya. Kehadiran kali ini terasa ada suasana berbeda dibandingkan kegiatan-kegiatan sebelumnya, ujaranku lirih.

Menulis, kata itulah yang membuat saya tertantang untuk segera mengikuti SaguSabu. Menulis sebagai bagian dari literasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki dalam rangka membentuk generasi emas. Satu diantara tujuan menulis adalah mendidik melalui ide yang dikomunikasikan. Kita dapat mengikat dan mengomunikasikan ilmu pengetahuan melalui tulisan.

Saya teringat pesan yang disampaikan salah satu ustadz mengenai urgensi menulis yang mengutip pernyataan Imam Syafi’I ”Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, (tapi) setelah itu engkau tinggalkan terlepas begitu saja”. Lebih kurangnya seperti itu. Jadi berbicara tentang menulis, bagi guru sebagai pendidik professional merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai.

Bagaimanapun menulis merupakan prasyarat membangun generasi keadaban. Kemampuan yang diperoleh melalui pembiasaan. Menulis bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Saya teringat kembali pesan Ali Bin Abi Thalib RA “Ikatlah ilmu dengan menulis”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

pengalaman yang mengesankan. Tantangan sekaligus harapan baru untuk menjadi guru penulis. Kereeen

16 Aug
Balas

"Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, (tapi) setelah itu engkau tinggalkan terlepas begitu saja”. Wah beneran menginspirasi nih

15 Aug
Balas

subhanallah...

16 Aug
Balas



search

New Post