Wijaya Kusumah, M.Pd

Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd, Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972. Menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Teknik Elektro (1990-1994). Telah menyel...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ada Apa dengan Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP)?    Konten ini telah tayang di Komp
Omjay

Ada Apa dengan Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP)? Konten ini telah tayang di Komp

Ada apa dengan program Pendidikan Guru Penggerak (PGP)? Seorang kawan bertanya kepada Omjay. Tentu saja akan omjay jawab dengan panjang lebar dalam tulisan ini. Supaya anda tak salah paham dengan program pendidikan guru penggerak yang dilaksanakan oleh kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Program ini sangat bagus dan semoga dapat diikuti banyak guru di Indonesia. Omjay dan Bu Tuti Alawiyah sudah menuliskannya di buku guru penggerak yang diterbitkan oleh penerbit Andi Yogyakarta.

PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sudah dibagikan buku panduannya oleh Kemdikbudristek dan dapat diunduh gratis di internet.

Omjay bersama guru penggerak/dokpri

Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri. Profil ini harus ada dalam diri guru dulu baru kemudian ditularkan kepada peserta didiknya di sekolah. Guru dan peserta didik akhirnya memiliki karakter kuat untuk belajar bersama.

Baca Juga: "Bubarkan Saja Program Guru Penggerak!" Halaman all - Kompasiana.com

Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Suasana pembelajaran yang menyenangkan harus ada dalam kelas.

dokpri

Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya. Guru tidak boleh saling dibenturkan seperti mainan Lato-lato. Guru justru harus disatukan melalui program pendidikan guru penggerak.

Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Seperti yang sudah kami lakukan di KBMN PGRI.

dokpri

Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama. Bisa juga dilakukan secara online. Seperti Komunitas Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) di PGRI yang saat ini sudah memasuki gelombang 28. Produk bukunya sudah ditampilkan ke mas menteri Nadiem Makarim saat beliau berkunjung ke gedung guru Indonesia yang merupakan kantor Pengurus Besar PGRI.

PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama 6 (enam) bulan. Kegiatan PGP dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.

Kegiatan Omjay secara online/dokpri

Asesmen dilakukan pada tahap pelatihan dan pendampingan dengan mendapatkan data hasil penugasan, praktik dan observasi fasilitator dan pendamping. Umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah dan peserta didik digunakan sebagai bagian dari proses refleksi dan pengembangan diri Guru Penggerak. Asesmen pada hasil belajar peserta didik dilakukan saat proses evaluasi dampak (impact evaluation).

PGP menerapkan pembelajaran orang dewasa atau andragogi, pembelajaran berbasis pengalaman, kolaboratif, dan reflektif sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut. Semoga bisa dipahami oleh kawan-kawan guru di seluruh tanah air.

dokpri

PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:

Diharapkan semua guru yang sudah ikut pendidikan guru penggerak mampu untuk:

mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi

memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik

merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua

mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan

berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.

Kunjungan Omjay dkk PGRI ke Dirjen GTK Kemdikbud/dokpri

Adapun Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut:

bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai tempat diskusi dan simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta didik

diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya dan lingkungan sekitar sebagai dampak bergeraknya komunitas guru secara berkelanjutan

terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan pendidikan

meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar

terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik dan terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan Pendidikan.

Omjay dkk di Perpustakaan Kemdikbudristek/dokpri

Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 6 bulan yang terdiri pembelajaran daring dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak. Pendampingan terdiri dari lokakarya dan pendampingan individu yang akan dilaksanakan setiap bulan selama 6 bulan. Berikut ini adalah bagan yang omjay ambil dari berbagai sumber. Salah satunya dari sim PKB Omjay. Semua peserta guru penggerak wajib bergabung di SIM PKB.

dokpri

Semoga kawan-kawan guru di Indonesia dapat mengikuti program pendidikan guru penggerak. Kita berharap guru Indonesia semakin terdepan dalam pelayanan kepada peserta didik. Guru Indonesia yang diharapkan tersebut mencirikan lima karakter yaitu berjiwa nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta didik.

Kegiatan temu penulis di PGRI/Dokpri

Berbagai kebijakan dan program kemdikbudristek sedang diupayakan untuk hal tersebut di atas dengan melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan yang bergerak dan bersinergi dalam satu pola pikir yang sama antara masyarakat, satuan pendidikan, dan pemangku kebijakan.

Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru. Budaya positif di sekolah harus terus dikembangkan di sekolah. Guru penggerak menjadi garda terdepan untuk terus mengkampanyekan budaya positif di sekolah.

bersama Ibu Prof. Nunuk (Dirjen GTK Kemdikbudristek)/dokpri

Omjay yakin dan percaya, Bapak/Ibu yang telah bertahun-tahun mengajar, mendampingi murid-murid tumbuh dan berkembang, selalu menyadari bahwa budaya positif di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar Pancasila. Mereka akan tumbuh menjadi sang Juara di kelasnya masing-masing.

Demikianlah sedikit kisah Omjay pada hari ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Semua tulisan di atas adalah hasil belajar dari mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 7. Belum semuanya omjay ceritakan dan akan lebih banyak omjay tuliskan di jurnal refleksi guru penggerak. Sampai nanti ya!

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ada Apa dengan Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP)?", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/wijayalabs/63c409624addee0446721cf2/ada-apa-dengan-program-pendidikan-guru-penggerak-pgp

Kreator: Wijaya Kusumah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

19 Jan
Balas



search

New Post