Wijdana Ibria

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Demi waktu
Waktu berharga bagi keluarga

Demi waktu

Saya sangat bersyukur. Keputusan untuk resain dari sebuah rumah sakit sekitar 4 tahun lalu membuat saya memiliki banyak waktu dalam menjalankan peran sebagai Ibu. Dulu yang saya tahu, bila Allah mengamanahkan seorang anak kepada saya, saya hanya perlu membesarkan dalam artian memberi makan, pakaian, pendidikan, tempat tinggal yang layak, kesempatan jalan-jalan dan lain-lain.

Sejak taman kanak-kanak, saya hanya ingin menjadi dokter. Namun Allah menyiapkan rencana yang tak terduga bagi hidup saya. Setelah profesi impian tersebut saya dapatkan, saya justru terpukul karena tidak bisa menikmati pekerjaan saya. Selama dua tahun terakhir pendidikan sebelum mendapatkan surat izin praktik, saya selalu berpikir kapankah episode jaga malam ini akan berakhir. Bagaimana caranya keluar dari iklim pekerjaan yang penuh tekanan ini.

Setelah saya menikah dan memiliki seorang putra, saya terus mengalami hari-hari dengan perasaan buruk. Sampai akhirnya ibu saya yang merupakan seorang guru memutuskan membeli sebidang tanah untuk didirikan taman kanak-kanak

Kala itu, Ibu melihat saya dengan pandangan prihatin karena saya harus dinas malam dengan perut yang makin membesar pada kehamilan kedua. Ibu menyarankan agar saya berhenti dari rumah sakit dan mengelola taman kanak-kanak sementara waktu. Ibu berharap setelah cucunya lahir, saya akan kembali aktif di dunia kesehatan.

Kenyataan tidak berjalan sesuai harapan Ibu. Saya justru semakin mencintai dunia pendidikan anak usia dini. Dunia yang memberikan banyak pelajaran tentang pola pengasuhan anak yang benar. Saya pun memimpin sekolah tersebut. Sore harinya saya tetap berpraktik sebagai dokter umum. Tidak ada lagi keterpaksaan beraktivitas di rumah sakit yang penuh tekanan dan minimnya waktu bersama keluarga. Kini saya bebas mengatur waktu saya dengan suami dan kedua anak saya. Bahkan setiap malam saya menikmati waktu dimana anak-anak menggambar dan menceritakan isi gambarnya kepada saya. Bahagia itu sederhana, mendongeng untuk anak-anak saya sebelum tidur

Penulis adalah peserta Sagusabu Jakarta 2 (7-8 oktober 2017)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat bu Wina :)

08 Oct
Balas

Makasih bu. Bu dina juga semangat :)

08 Oct

kereeen bu

08 Oct
Balas

Makasih pak yoyon

08 Oct

Keren bu wina..oleh-oleh pelatihan ya bu. Saya juga jadi ingin nulis lagi ah.. ntar ditagih Pa Eko ..he..he..

09 Oct
Balas

Keren bu wina..oleh-oleh pelatihan ya bu. Saya juga jadi ingin nulis lagi ah.. ntar ditagih Pa Eko ..he..he..

09 Oct
Balas

Hai Bu dokter....suka bngt sama kalimat terakhir....

08 Oct
Balas

Halo bu guru, maksudnya "penulis adalah peserta.... "? Hahaha :D

08 Oct



search

New Post