Wiji hastutik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Terjerat Asmara Hitam 136 (Tagur 419)

Terjerat Asmara Hitam 136 (Tagur 419)

#Tantangan Gurusiana 365#Hari ke 419

Terjerat Asmara Hitam 136

Oleh Wiji Hastutik

Alhamdulillah, kesadaran Bu Arma kembali pulih namun demikian belum bisa menghilangkan rasa cemas.

Bu Nunuk tak berani meninggalkan Bu Arma, ia terus memantau perkembangannya.

Assalamualaikum, terdengar suara salam seseorang dari pintu depan sembari mengetuk pintu. Aku melihat jam di dinding yang menunjukkan waktu sepertiga malam. Waktu yang sangat mustajab untuk melangitkan doa pada Yang Maha Kuasa, pikirku.

Lagi-lagi suara salam itu kudengar, siapa orang yang mau bertamu di waktu begini. Aku berusaha cuek dan ku tarik selimutku untuk mengurangi hawa dingin. Aku mencoba memastikan suara itu lagi, eh seperti suara seorang wanita.

Aku mengendap-endap secara perlahan karena khawatir anak-anak terbangun dan bikin heboh. Aku mengintip di balik jendela untuk memastikan suara itu.

Secara samar terlihat memang seorang wanita berpakaian celana panjang dan memakai baju dingin. Di sebelahnya terletak sebuah tas pakaian.

"Assalamualaikum, Arma!, seru suara itu lagi.

Mendengar nama Arma di sebut, aku coba menjawab.

"He, siapa kamu! bentakku dari dalam rumah.

"Woi, Nunuk! Buka pintu! serunya untuk membalas bentakanku.

"Sebentar, cari kunci dulu!, jawabku.

"Astagfirullah, kirain siapa Bu, kami sudah cemas," kataku.

"Cemas apa, aku ini yang takut,' jawab wanita itu yang ternyata kakak Bu Arma.

Aku membantunya menjinjing tas pakaiannya ke dalam rumah. Sementara kakak Bu Arma langsung ke kamar mandi.

"Nah, kok Arma tidur di sini? tanyanya.

"Bu Arma tadi pingsan Bu, saya nggak sanggup mengangkatnya ke kamar.

"O, ya sudah, yang penting dia sudah membaik," jawabnya.

"Alhamdulillah, Bu," jawabku.

Kami tak banyak cerita karena khawatir syara berisik ini akan membangunkan yang lain yang sedang berlayar di pulau kapuk, terutama Bu Arma. Suara jangkrik yang terus bernyanyi riang dan di padu suara ayam jantan berkokok turut mewarnai malam itu. Kami tertidur antara tidur dan tidak, terhanyut oleh lamunan kami masing-masing.

Bersambung..

Muara Bungo, 9 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

09 Nov
Balas



search

New Post