#Tantangan Gurusiana 365# Hari ke 424

Terjerat Asmara Hitam 140

Oleh Wiji Hastutik

Tresna jalaran saka kulina, itulah pepatah Jawa yang pantas menggambarkan diriku saat ini. Pepatah itu bermakna bahwa cinta itu terlahir karena terbiasa.

Meski aku menyadari aku belum bisa mencintainya tapi aku akan belajar untuk menerimanya. Sudah hampir satu bulan aku menyandang status sebagai istri Bayu. Bayu selalu berada bersamaku. Aku mulai belajar menghargai keberadaannya. Ia selalu mengantar dan menjemputku ke tempat kerja.

Suatu malam ia berkata bahwa ia berencana untuk membeli rumah untukku.

"Dek, jam berapa besok pulang? tanyanya.

""Seperti biasa Mas, jam 13.30. Ada apa? tanyaku.

"Besok kita berkeliling mencari rumah," katanya.

"Rumah? Untuk apa Mas?," tanyaku kepo.

"Untuk tempat tinggal kita," jawabnya

"Kita sudah ada rumah, rasanya nggak perlu, Mas," jawabku

"Itu sudah tugasku untuk menyediakan papan atau tempat tinggal buat keluarga," jelasnya

"Kalau boleh saya berpendapat sebaiknya kita cari rumah usaha saja, Mas," saranku.

"Betul juga Dek, biar Mas bisa mengais rezeki tanpa meninggalkan keluarga. Kalau gitu kita rencanakan usaha apa yang tepat," jawabnya.

"Baik Mas, terimakasih," jawabku.

Usai shalat isya berjamaah, kami menuju ke peraduan mengistirahatkan jiwa dan raga, mengintrospeksi diri atas kegiatan yang telah dilakukan dan melakukan refleksi untuk perbaikan selanjutnya. Sesungguhnya hidup adalah pembelajaran. Setiap saat kita harus selalu belajar agar kita dapat terus memperbaiki diri dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Kututup hari dengan penuh rasa syukur dan bersiap menyambut hari esok dengan penuh semangat dan bahagia.

Gugusan bintang yang bertaburan di langit tak mampu kupandangi karena memulihkan energi jauh lebih baik.

Bersambung ..

Muara Bungo, 14 November 2022