Wiji hastutik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Terjerat Asmara Hitam 148  (Tagur 439)

Terjerat Asmara Hitam 148 (Tagur 439)

#Tantangan Gurusiana 365# Hari ke 439

Terjerat Asmara Hitam 148

Oleh Wiji Hastutik

Adanya onak yang menjadi penghambat buhunganku dengan Bu Arma, kami berdua menjaga jarak demi kebaikan kami berdua. Meski hati ini terluka dan luka yang paling dalam dan menyiksa adalah kerinduan.

Kami tak dapat lagi bersua, berduaan dan merangkai cerita indah bersama hingga pada akhirnya aku memiliki kehidupan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Rasa rindu yang mendera di jiwa Bu Arma berpacu dengan merebaknya sel-sel yang tumbuh di tubuh yang tidak pada tempatnya.

Aku tak bisa lagi mengelus tubuhnya Kala sakit, aku tak bisa lagi membuatkannya makanan serta menyediakan segala keperluannya.

Namun, semua itu tak pernah mengurangi kecintaan jiwa padanya. Cinta ini ada dan akan terus ada hingga kapanpun. Tak seorangpun boleh mencuri cinta ini termasuk Mas Bayu suamiku ataupun kedua anak Bu Arma.

Sekencang apapun mereka berupaya mematahkan dahan dan ranting pohon cinta ini tapi akar-akan cinta ini justru akan menghujam ke dasar tanah. Artinya akan terus dan semakin menguatkan.

"Jadi kapan kita berangkat Dek? tanya Nas Bayu yang tak kusadari kehadirannya.

"Berangkat kemana Mas? tanyaku balik.

"Sudah lama kita tak jumpa Bu Arma,"balasnya.

Mendengar nama Bu Arma disebut, membuat betapa berbunganya hati ini.

"Saya makmum saja, bagaimana baiknya," balasku.

"Baiklah bagaimana kalau Jum'at sepulang adek ngantor,? tanya Mas Bayu meminta klarifikasi.

"Baik, Mas," balasku.

"Besok sepulang ngantor. Adek berkemaslah sementara Mas akan membereskan berbagai hal tentang toko," Mas Bayu memberi saran.

Aku hanya manggut-manggut, ide yang tepat menurutku..

Mas Bayu menarik tanganku dan meletakkannya di hidung mancungnya. Ia menciuminya berulang kali, aku membalasnya dengan menyandarkan kepalaku di bahunya yang kekar. Mas Bayu merapatkan tubuhnya hingga tak ada jarak diantara kami berdua. Hanya rasa sayang yang terus bertumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.

Ucapan rasa sayang tak pernah lepas dari bibirnya, sebuah ungkapan yang mudah dan sederhana tapi memiliki makna yang luar biasa bagi pasangan. Aku semakin merasa di hargai oleh perlakuannya yang santun dan melindung.

"I love you much, too, my dear husnand" jawabku.

Bersambung ..

Muara Bungo, 30.November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post