Windi Tri Hastuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DOA KERAMAT
Kasih Ibu sepanjang jalan, tiada akan pernah habis dan tiada akan pernah berakhir

DOA KERAMAT

DOA KERAMAT

Malam ini Mbok Karmi tampak gelisah memikirkan nasib sawah yang tidak sanggup ia tebus. Esok adalah tepat lima tahun perjanjian gadai sawah akan berakhir. Hari itu pula ia harus menebus dengan 20 gram emas seperti saat digadaikan. Apabila tidak ditebus maka sesuai perjanjian, sawah itu akan menjadi milik Pak Rahmat, seorang juragan tanah. Mbok Karmi begitu sedih karena sawah tersebut satu-satunya harta warisan peninggalan Kang Karyo suaminya.

Lima tahun lalu, sawah mereka yang lima petak terpaksa digadaikan untuk membayar biaya rumah sakit Rohadi, anak pertama mereka yang terkena tumor. Waktu itu Rohadi harus berhenti bekerja gara-gara penyakit yang diderita. Melihat tumor yang terus membesar, membuat Mbok Karmi tidak tega melihat penderitaan Rohadi tiap hari menahan sakit di sekujur tubuh. Karena tak ada pilihan maka Mbok Karmi terpaksa menggadaikan sawah tersebut. Uang dari hasil gadai itu sebagian untuk operasi Rohadi dan sebagian lagi untuk biaya pernikahan Rumiyati, anak keduanya.

Hari ini Rohadi telah berjanji akan mengirim uang melalui ATM milik Sugiono, tetangga depan untuk membayar gadai sawah tersebut. Namun sampai hari menjelang sore, uang tersebut tidak ada juga di tabungan Sugiono.

“Gimana No, apa Rohadi sudah transfer ke rekeningmu ?”tanya Mbok Karmi.

“Belum ada Mbok. Aku tadi dah ngecek tapi belum masuk juga transferan Rohadi, “kata Sugiono ikut cemas.

"Aduh, gimana ini No ?" tanya Mbok Karmi kebingungan.

“Tapi tadi Rohadi menelepon katanya ia tidak punya uang sebanyak itu, "kata Sugiono tak tega mengatakan semua itu.

“Pak Rahmat bisa marah besar kalo Mbok belum juga membayar uang gadai tersebut, “kata Mbok Karmi sedih.

Sugiono tak mampu berkata apa-apa. Ia juga bingung dengan keadaan yang tengah dialami Mbok Karmi. Tiba-tiba muncul ide dalam benaknya, “Mbok, bagaimana kalau Mbok minta tolong ke Rumiyati saja ?”

Sejenak Mbok Karmi terdiam mendengar usulan Sugiono. Ia sedikit ragu untuk melakukan hal tersebut. Mbok Karmi tidak ingin merepotkan Rumi tapi ia juga tak mampu menunggu lama. Mbok Karmi tak menginginkan sawah warisan itu jatuh ke tangan orang lain. Akhirnya dengan sedikit keberanian, Mbok Karmi mengikuti anjuran Sugiono.

Rumi tinggal dengan suaminya, Tono di sebuah kontrakan kecil di kawasan Pasar Rebo. Hidup mereka tergolong pas-pasan. Kang Tono hanya seorang penjual martabak dan Rumi sendiri seorang ibu rumah tangga biasa. Ia tidak bekerja dan lebih memilih mengurus rumah dan suaminya. Sampai sekarang Rumi belum dikaruniai anak tapi itu tak menjadi masalah dalam perkawinan mereka.

Kondisi Rumi berbanding terbalik dengan Rohadi. Keadaan ekonomi Rohadi terbilang mapan. Ia bekerja sebagai Satpam bank dan sudah memiliki rumah sendiri. Kini ia tinggal bersama istri dan dua orang anak. Istrinya, Karina memiliki toko sepatu di depan rumah. Namun sayang, Karina seorang wanita yang sangat pelit dan Rohadi tak berdaya di bawah tekanan istrinya.

Sampailah Mbok Karmi di depan kontrakan Rumi. Melihat kedatangan ibunya, Rumi langsung memeluk gembira. Begitu pula Tono, ia tampak senang melihat kedatangan ibu mertuanya. Mereka menyambut dengan penuh suka cita karena sudah lama Mbok Karmi tidak mengunjungi mereka.

Pada waktu yang tepat, Mbok Karmi menyatakan maksud kedatangannya pada Tono dan Rumi. Kedua suami istri itu tampak serius mendengarkan cerita Mbok Karmi. Begitu Mbok Karmi selesai bercerita, Tono mengajak Rumi berunding mencari jalan keluar permasalahan tersebut di kamar. Tak lama kemudian Rumi keluar membawa sebuah gelang emas di tangan.

“Mak, bawalah kalung ini dan tebus sawah kita,”kata Rumi berkaca-kaca.

“Tapi ini kan mas kawin pernikahan kalian ?”kata Mbok Karmi seraya memandang secara bergantian pada Tono dan Rumi.

“Biar saja Mak. Memang itu mas kawin pernikahan kami tapi kalau keadaannya darurat, kami ikhlas kok Mak. Yang penting sawah peninggalan bapak bisa ditebus. Toh dulu juga buat biaya pernikahan kami,”kata Tono panjang lebar.

Mbok Karmi tak mampu menahan haru mendengar perkataan anak dan menantunya. Dipeluk keduanya seraya berbisik, “Semoga Allah memberikan kalian rizki yang lebih dari apa yang telah kalian berikan pada emak!”

Mbok Karmi begitu senang, haru dan bahagia. Kini sawah itu telah kembali setelah sekian lama digadaikan. Sebulan kemudian, kebahagiaan Mbok Karmi semakin berlipat begitu mendengar Rumiyati tengah mengandung anak pertama. Usaha Tono pun semakin maju pesat bahkan telah mampu mengangkat karyawan. Konon Tono banyak mendapat pesanan sehingga tak sanggup melayani seorang diri. Sebuah karunia besar telah hadir dalam kehidupan mereka. Tanpa disangka dan diduga.

Di suatu sore tampak Sugiono terburu-buru mendatangi Mbok Karmi. Sepertinya ia membawa sebuah kabar kurang baik.

“Mbok, tadi aku dapat telepon dari Rohadi. Ia mengalami kecelakaan sekeluarga saat sedang bertamasya ke Puncak Bogor. Sekarang kondisi Rohadi kritis dan berada di Rumah Sakit Pertamina. Katanya istri dan dua anaknya meninggal di tempat kejadian…..”

Belum selesai Sugiono melanjutkan cerita, Mbok Karmi telah lemas tak berdaya. Sugiono memapah tubuh Mbok Karmi duduk di dipan kayu. Lalu diberinya segelas air putih untuk diminum. Mbok Karmi tak kuasa menahan tangis dan rasa sedih mendengar kejadian yang menimpa Rohadi. Tak pernah sedikitpun ia berpikir jelek atau mendoakan kurang baik atas segala perlakuan Rohadi terhadapnya. Mbok Karmi sudah mengikhlaskan semua tapi Allah punya rencana lain. Allah seperti ingin membuktikan keadilan pada dunia bahwa doa orang tua memang keramat. Doa orang tua dapat menjadi barokah bagi anak soleh atau bisa menjadi musibah bagi mereka yang durhaka terhadap keduanya. Itulah tanda-tanda kebesaran Allah bagi hamba yang berpikir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post