Laura juga kaget dengan keputusan Ryan. Dia pengen tinggal berlama-lama dirumah orang tuanya. Tapi setelah menikah seorang perempuan harus patuh pada suaminya. Laura tidak berdaya.

Keesokan harinya Laura beberes barang-barang serta pakaian yang akan dibawa kerumah suaminya. Mamanya menatap dengan sedih karena harus berpisah dengan anak.

Laura sangat sedih dan juga takut luar biasa. Akankah dia menjalani hari-hari penuh penyiksaan, Bahtera rumah tangga baru dimulai. Akankah bahtera ini akan berlayar sampai ke tujuan. Berbagai ragam pikiran berkecamuk dalam dirinya. Sampai kapankah dia mampu untuk menutupinya. Sanggupkah dia ? Tak terasa air matanya menetes.

Seusai makan siang Laura pamit kepada mama dan papanya. Mereka menuju rumah yang selama ini Ryan tempati. Sebuah rumah mungil dengan tatanan yang rapi dan indah. Dilihat tata rumah menarik dan nyaman. “Ini rumah kita sayang, kata Ryan dengan mesra.” Laura tersenyum semanis mungkin dibalik jeritan jiwanya.

Laura menyusun pakaian yang dibawanya serta membereskan peralatan lainnya. Laura memasak untuk makan malam mereka. Senjapun sudah mulai menyapa. Ketakutan mencekam Laura. Malam adalah waktu yang sangat menakutkan baginya sejak dia menikah dengan Ryan. Bukan sepinya malam akan dinikmati dengan embusan angin yang menyejukkan tapi malam penuh siksaan akan dilaluinya. (Bersambung)

Pariaman, 25 Maret 2022 (T27)