Hujan yang turun pagi ini, sedikit menghambat perjalananku ke kantor. Terpaksa aku mencari tempat berteduh, karena titik air hujan sudah semakin besar. "Lebih baik berteduh", pikirku. "Jika dilanjutkan, bajuku pasti basah", pikirku lagi.

Kutaruh motorku didepan sebuah halte. Aku meloncat ke halte. Ada seorang ibu yang sudah lebih dulu datang. Kuanggukkan kepala berbasa Basi.

Dalam hujan pikiranku mengembara. Seandainya kendaraanku bukan motor, pasti aku tidak perlu berhenti. Kapan ya...bisa berganti kendaraan? Aku kan hanya karyawan biasa. Ah...mimpi yang terlalu tinggi buatku. Sebaiknya aku harus bersyukur, motor yang membawaku ke berbagai tempat sudah lunas cicilannya.

Pikiranku melompat ke masa kuliah dulu. Saat masih harus turun naik mobil umum. Harus menjadi penumpang yang sabar, berdiri karena tidak kebagian bangku, walau mobil yang kutumpangi tulisannya PATAS yang artinya cepat terbatas. Angkutan bertanda PATAS seharusnya seluruh penumpangnya duduk, tapi kenyataannya tidak. Saat itu, mimpiku punya kendaraan sendiri walaupun roda dua. Kenapa dulu tidak bermimpi punya roda empat ya???

Ah...Hujan yang belum juga reda, membuatku terperangkap di tempat ini. Dan memunculkan kembali kisah masa lalu dengan impian masa depan.

Hujan...cepatlah kau habiskan airmu, biar aku bisa meneruskan perjalanan dan meraih mimpi yang masih bisa kuraih.

#menulistanpajeda#054