Witra Elyusra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa Pejuang Keluarga dan Nagari

Apa Pejuang Keluarga dan Nagari

Ayah Pejuang Keluarga dan Nagari

#Bismillah

Esai Oleh: Witra Elyusra, M.Pd

Apa itu panggilan buat Ayahku, sebagai pejuang keluarga. Di usia Apa saat inipun diri Apa tidak mau diam dan berpangku tangan saja.

Apa, semua hidupmu tidak saja buat keluargamu tercinta tapi juga buat orang-orang di sekitarmu.

Apa telah sangat berjasa menghidupi 7 mutiara hati, darah dagingmu telah menjadi orang sukses, itu semua berkat jerih payah Apa selama ini.

Aku adalah anak perempuan tertua, tentu masih ingat pengorbanan Apa menghidupi keluarga. Pagi buta Apa sudah berangkat mengemban tugas sebagai penilik, Apa dengan suka rela dan penuh keikhlasan menyusuri pelosok desa, sekolah sekolah terisolir, yang selama ini belum terjamah demi kemajuan pendidikan daerah terpencil tersebut.

Di tahun 70-an Dengan motor tuamu menyusuri daerah itu, Apa juga rela meninggalkan motor bututnya disemak-semak demi bisa mencapai sekolah yang harus mendapat perhatian demi kemajuan pendidikan. Bahkan Apa sering pulang telat, karena memberikan pengajian di pelosok pelosok negeri terisolir.

Apa tidak mengharapkan imbalan apapun, namun masyarakat tidak tinggal diam, mereka memberikan dengan suka rela hasil pertanian mereka, berupa beras, jagung, kacang, sehingga Apa pulang ke rumah membawa imbalan tersebut.

Apa sangat mencintai ibu, Apa tidak mau ibu salah paham tentang keterlambatannya pulang dari tugas, maka Apa beberapa kali mengajak ibu dan aku juga untuk ikut melihat apa saja yang Apa kerjakan.

Walaupun Apa sibuk seperti itu, Apa tetap mengajari kami nilai-nilai agama, disiplin dan kemandirian. Apa mengajarkan saudara laki-lakiku untuk beternak ayam, berkebun dan juga kolam ikan di belakang rumah. Kami anak perempuan dididik dengan pekerjaan rumah tangga, jadi 7 orang bersaudara, punya tanggungjawab sendiri sendiri, dan semuanya itu dikontrol oleh ibu.

Ibu juga seorang guru agama, seperti yang telah kukisahkan di buku tunggalku yang kedua. Apa dan Ibuku adalah guru, sejak tahun 60-an.

Walaupun demikian kami tetap didik dengan kesederhanaan, bagi Apa anak-anaknya harus jadi orang sukses, tidak boleh hanya berpangku tangan, hanya mengharapkan gaji dari pegawainya, semua kita tentu tahu bagaimana gaji pegawai masa itu?, apalagi sebagian gajinya sudah di hibahkan untuk membangun rumah orang tua ibuku.

Alhamdulillah berkat kegigihan Apa pada keluarga, kami 6 dari 7 anak beliau berhasil sukses, yang kurang sukses salah seorang adik kembarku, itu karena waktu dia di SMA kepalanya terbentur benda keras, ketika jatuh dari sepeda dan masuk bandar.

Apa dan Ibu juga perintis Pondok Tahfizh Silsilatussalihin, pondok penyatuan dua keluarga, keluarga besar ibu dan keluarga besar Apa, memberikan pendidikan gratis bagi anak nagari yang mau belajar di pondok tahfizh kami, gaji guru di berasal dari sedekah dan infak dari keluarga yang rutin dikumpulkan setiap bulannya, lewat Whatshap group.

Sekarang usia beliau sudah 78 tahun, jika orang lain di usia itu tidak mampu lagi memikirkan kemaslahatan orang lain, untuk dirinya saka tidak mampu. Hal ini lain dengan Apaku, Apa memang orang jempolan, bukan keluarga besarku saja yang mengakuinya, masyarakat sekitar, dan warga kampungku, di masa muda menjabat 8 tahun jadi ketua LKMD, penggagas membangun 5 buah mushalla dan kantor desa (Kantor Wali Nagari)

Bahkan mengumpulkan para pemuda dan pemudi belajar Paket A, B dan C, bahkan ada diantara pemuda bandel berubah jadi pemuda baik, shaleh, bahkan sampai menjabat jadi Kepala Desa.

Ketika beliau akan pensiun di usia 58 tahun, namun beliau beralih jadi guru kembali, rela mengapdi di kampung halaman kembali, istilah orang minang "mambangkik batang tarandam" artinya orang yang telah berjasa menghidupkan kembali sekolah agama yang sudah lama tidak berkembang, siswanya makin lama makin sedikit.

Alhamdulillah berkat jasa dan semangat Apa dan juga dibantu oleh lapisan masyarakat dan orang rantau untuk mau membangun kembali madrasah di lokasi yang baru, dan mudah dijangkau oleh masyarakat di pelosok negeri. Lokasinya di tanah wakaf Bapak H Abdul Halim.

Selain Madrasah Aliyah (MA) juga di bangun Madrasah Stanawiyah (MTs), awalnya juga masih berstatus madrasah swasta. Tamatan dari kedua madrasah ini telah banyak di terima di perguruan tinggi dan sebagai mahasiswa undangan di di perguruan tinggi di Sumatera Barat dan di Luar Sumatera Barat. Dan menelorkan orang-orang sukses.

Tidak sampai di situ saja, sekarang beliau dan Yayasan ( Yayasan Pendidikan Islam YPI At-Taqwa VI Koto) Nagari sekitar Danau Maninjau. di kenagarian kami, dan pembagunannya hampir 50%, dari infak dan sedekah dari anak nagari dan para perantau VI Koto, di seluruh Indonesia.

Apa dan yayasannya terus menarik perantau dan anak Nagari yang telah sukses untuk berinfak dan bersedekah, sehingga cita-cita beliau dan yayasannya terwujud. Untuk menarik simpati masyarakat perantau cinta nagari salingka danau khususnya Kenagarian Koto Kecil berencana pulang basamo Lebaran 2021 ini.

Aku dan keluarga besarku sangat bersyukur punya kedua orang tua yang masih sehat dan mengapdikan diri buat keluarga dan orang banyak. mudah-mudahan segala amal beliau diterima disisi Allah SWT, Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Padang, 08 Februari 2021

Profil Penulis

Witra EL Yusra, M.Pd dilahirkan di Koto Kecil, 23 Oktober 1969, bertugas di MIN 3 Padang, Putri kedua dari tujuh bersaudara, anak dari Hj. Yurhanis dan Drs. H. Irzal. M, dia adalah alumni Pendidikan Sejarah IKIP Padang tahun 1995, dan baru menyelesaikan pendidikan S2nya di Pendas FIP di UNP Padang Juni 2019. Buku pertamanya adalah “Perjalanan ke Metropolitan” dan dua antologi “Jalan Terang Guru Pemenang” dan Sumangat Asyiknya Dikejar Deadline” dan Satu Derab Seribu Giat (Guru Penggerak Menjawab) buku kedua “ Di Balik Kisah Ibuku”. Mengubah KTI jadi Buku dengan Judul Asyiknya Belajar Tematik dengan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation SD.

Nomor Whatshap / Tlp 082170255615

Email : [email protected]

[email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seorang ayah yg hebat dan menjadi kebanggaan, semoga menang dan sukses bu Wit.

08 Feb
Balas

Makasih bu deswita, sepertinya tulisanku belum tersusun rapi, karena kondisi masih belum stabil, tidak tahan duduk lama

08 Feb

Mantap bu. Semoga lolos, salam sukses

09 Feb
Balas

Maka0sih bunda0, Aamiin

11 Feb

Semangat Apa yang luar biasa. Semoga tetap sehat dan sukses

09 Feb
Balas

Makasih pak, Aamiin

11 Feb



search

New Post