#TantanganMenulis Hari ke-12

Kalau selama ini kita mendengar sebutan “gila materi”. Ah, itu sudah sangat biasa. Karena dari dulu orang-orang berlomba untuk bisa mendapat materi sebanyak mungkin. Bahkan ada yang dengan berbagai cara. Saling sikut. Saling tendang. Saling tikung. Rasanya gimana gitu ya, kalau kita ditikung. Apalagi ditikung teman sendiri. Wow. Sakit. Tapi kita tidak akan membahas masalah bagaimana rasanya ditikung teman sendiri. Atau kita tidak akan membahas kasus yang sendang marak terjadi di tengah masyarakat kita layaknya film Korea yang sedang booming di Indonesia.

Pernah enggak sih, mendengar sebutan “gila like”, “gila viewers”, bahkan ada yang “gila subscriber”. Rupanya kegilaan baru ini sedang marak di tengah kita. Ketika pasang status di WA, bakalan deh kita bolak-balik melihat berapa orang yang sudah melihat status yang kita pasang. Ketika upload status atau upload gambar baik di facebook atau di instagram, kitapun aka bolak-balik melihat berapa yang like. Berapa orang yang komen.

Hal ini akan lebih gila lagi jika yang sedang upload video di youtube. Kita akan selalu melihat, berapa yang subscribe, berapa yang view, berapa yang like, bahkan berapa yang dislike. Karena jumlah yang subscribe, jumlah viewer, jumlah like sangat mempengaruhi dolar yang masuk ke kantong.  

Munculah fenomena baru ini di masyarakat kita. Apakah nilai kegilaan sudah bergeser nilainya? Dari yang semua dilihat dari materi, sekarang di ujung jari kita. Lewat sentuhan jari kita.