Aku curiga pada para pemuka Gurusiana. Pak Leck, Pak Ihsan, Pak Eko, dan lainnya. Jangan-jangan merekalah yang dikirim Allah di ladang asa.

Aku menyangka merekalah pembawa badai literasi. Menghasut berbagai jenis hati untuk jatuh cinta pada produk yang awalnya tak diyakini. Aku khawatir jangan-jangan resolusi yang disemai justru menjadi revolusi di negeri ini.

Berapa tidak, dengan hipno-approachnya, mereka telah menggandeng ribuan insan yang terpaksa atau suka rela, menjadi orang yang mengubah gaya bicara dan komennya dalam aksara. Bukan seperti yang sudah lama ada, ide, opini, saran, kritikan disampaikan dalam kata lisan asal bicara. Bahasa menjadi tertata, terpola. Banyak yang jatuh cinta pada cara mengajarnya, yang jelas bukan gaya guru biasa.

Aku kecewa, karena terlambat mengenalnya. Namun ada harap, masih ada sisa masa untukku berlari mengejar membersamainya di Gurusiana.