wiwin sumariyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Bukan Penjara

Sekolah Bukan Penjara

Sekolah bukan penjara, kami bukan robot adalah ungkapan negatif dari mereka yang tidak suka belajar di sekolah atau hasil pengamatan sepihak tanpa ingin tahu apa penyebabnya.

Jika lingkungan sekolah kondusif, inovatif dan menyenangkan, maka ungkapan tersebut tak mungkin terdengar.

Sekolah bagai penjara karena di dalamnya hanya ada berbagai larangan dan tugas yang tidak memanusiakan manusia. Salah dihukum, lupa dihukum, tidak bisa juga dihukum. Dilarang ramai, ngomong sendiri, terlambat dan lain-lain. Bahkan harus memakai seragam sesuai aturan, belajar sesuai rencana pembelajaran lepas dari suka atau tidak suka.

Gambaran di atas mirip program robot yang harus terlaksana sesuai dengan pesanan. Pemerintah sudah menentukan kurikulumnya, kapan harus libur dan ujian. Guru-gurunya juga harus bekerja sesuai aturan yang sudah ditetapkan. Jika berani membuat aturan sendiri dianggap tidak loyal, tidak disiplin dan melanggar disiplin pegawai.

Bagaimana sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan jika yang ada di sekolah ibarat robot yang sudah diprogram sedemikian rupa. Sekolah swasta masih bisa bergerak leluasa untuk kreatif dan inovatif dari pada sekolah negeri.

KTSP dan Kurikulum 2013 sepertinya memberi peluang sekolah untuk berkembang sesuai kebutuhan. Tapi di sisi lain guru semakin disibukkan akan berbagai tuntutan administrasi yang harus dipenuhi. Sepintas tampak dengan menerapkan Kurikulum 2013 ada variasi pembelajaran yang disukai peserta didik. Bagaimana dengan gurunya? Sudahkah mereka siap berubah dan berinovasi selesai mengikuti bimbingan teknik.

Penilaian otentik yang harus dilaksanakan sesering mungkin dengan sarana dan prasarana yang terbatas tidak memenuhi SPM dan jumlah pendidik yang belum memenuhi SPM, apakah dapat menggambarkan kemampuan siswa secara detail sebagai individu yang unik.

Kapankah sekolah mendapat peluang untuk mendesain model pembelajaran sesuai kebutuhan lingkungan, bakat dan minat belajarnya, tanpa berbagai peraturan yang mengikat.

Andai Pemerintah hanya menfasilitasi, memberi peluang seluas-luasnya pada sekolah untuk berinovasi, yang penting tujuan nasional tercapai, pasti hasilnya luar biasa. Akan lahir generasi yang merdeka dan berkarakter. Memiliki skill yang memadai sesuai dengan bidang yang disukai.

Para pejabat siap menjadi tauladan yang baik, para memimpin dan tokoh di masyarakat sibuk mendukung inovasi. Para orang tua siap menjadi mitra sekolah yang kondusif. Peserta didiknya benar-benar belajar menggali dan mengembangkan potensi. Semua komponen bangsa ikut ambil peran aktif dan saling mendukung, tidak saling mencurigai, pasti Indonesia emas segera terwujud, aamiin.....!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Sekolah bagai penjara karena di dalamnya hanya ada berbagai larangan dan tugas yang tidak memanusiakan manusia." Sedih sekali dengan kalimat di atas. Seharusnya sekolah menjadi rumah kedua. Ada ibu dan bapak guru ada peraturan dalam sekolah. Peraturan yang mengikat seluruh warganya. Siswa, guru, karyawan, dll.

06 Jul
Balas

Mari kita wujudkan sekolah adalah rumah ke dua yang menyenangkan Mas

06 Jul

Semua komponen bangsa ikut ambil peran aktif dan saling mendukung...setuju, bu Wiwin

06 Jul
Balas



search

New Post