Sepertiga malam tadi saat buka handphone, saya di kejutkan dengan pesan masuk di email. Tumben-tumben tengah malam. Mungkin orang yang mengirim sedang sekalian berburu Lailatul qodr.

Ternyata setelah saya cek adalah email dari admin MG yaitu, mas Hisyam. Senang sekali karena mendapatkam 2 sertifikat secara sekaligus. Sertifikat pertama bertema "Berkarya ditengah corona" dan sertifikat kedua adalah mengusung tema "Satu Derap Seribu Giat Guru Penggerak Menjawab".

Seminar online yang sangat memotivasi. Karena setelah seminar kami pasti akan bersemangat dengan bukti berhasil menerbitkan buku baik antologi maupun karya tunggal. Hanya saja karena seabrek aktifitas tahun ini, saya memilih nulis jamaah (antologi). Karena, karya pribadi masih butuh perbaikan dan banyak waktu lagi untuk penyempurnaan.

Satu karya buku di selesaikan dalam waktu setengah hari saja, yakni buku puisi. Karena jika puisi tidak terlalu mikir keras, hanya menyusun kata di sesuaikan tema dan merangkai bait perbait kalimat yang pas, indah di dengar dan dilihat juga memiliki makna yang khas sudah jadi.

Berbeda dengan cerpen walau realita masih ada embel-embel pendek. Namun, saat menulis cerpen  saya mencoba selipkan pengetahuan baru dan biasanya harus bertapa ditempat sunyi untuk khataman buku atau minimal resensi baru bisa mendapatkan gagasan untuk di tuangkan dan muncul ide menyuguhkan keterkaitan pengetahuan dengan sebuah cerita. Mungkin basic saya sebelum 2018 adalah penulis naskah non fiksi jadi agak kesulitan menulis karya fiksi, setelah 2018-2020 ini belajar menulis naskah fiksi walaupun awalnya hanya sebagai hiburan. 

Jika menulis karya non fiksi butuh beberapa hari untuk menyuguhkan referensi yang relevan bahkan di dukung data-data empiris dengan mendatangi lokasi. Maka, untuk masa-masa pandemi ini harus rela meliburkan beberapa tulisan ilmiah setengah jalan untuk bisa melanjutkan penelitian yang sudah di rencanakan.

Terkadang ingin menyenandungkan pinta, semoga pandemi corona segera berlalu, dan bagi teman-teman yang bergelut dalam penelitian bisa segera menyelesaikan tugasnya sehingga tidak ada tanggungan dan tetap bisa produktif menyajikan berita aktual demi kemaslahatan.

Tetapi, jika memang pandemi masih krasan dan ujian ini masih harus bertahan, mari kita sajikan pikiran yang nyaman dan tinta yang elegan dengan menyajikan bobot tulisan ringan yang bisa menghibur, sekaligus memotivasi pembaca lewat karya imaginasi yang menyegarkan. Karena, sebagian besar saat ini manusia di belahan dunia bertahan dengan memanfaatkan tekhnologi baik untuk mencari berita ataupun sekedar menghibur hati di tengah- tengah kebosanan diri.

Beberapa buku yang terbit dari Webinar ini semakin mendekatkan hubungan sesama guru penulis di belahan Nusantara. Walau berbeda usia dan umumnya pengalaman. Namun, kesatuan ide dan niat yang mendekatkan.  Dengan webinar yang terselenggara jadi tau kondisi dan perjuangan guru-guru penggerak literasi di pelosok yang jauh dari jangkauan tekhnologi terutana fasilitas. Yang tidak selalu bisa belajar dengan tenang. Namun, semangat mereka sungguh sangat luar biasa, hal ini menyimpulkan satu pesan bahwa bersyukur atas segala Rahmat Tuhan akan menjadikan lahir dan bathin kita sejuk dan tenang.