Wiwins Zainy

"Seni tertinggi Guru adalah Membangun Kegembiraan dalam Ekspresi Kreatif dan Pengetahuan.........." (GURU PAI DI SMAS DIPONEGORO TUMPANG) Buku yang sudah terb...

Selengkapnya
Navigasi Web
MANGATA (Hari ke 26)
Cinta bagiku tak harus memiliki, ketika kita setia dalam do'a Tuhan yang akan menata masa depan kita. 💦

MANGATA (Hari ke 26)

"Ratih...."

"Sudahlah, jangan menghubungiku lagi.. mulai sekarang aku mohon lupakan saja aku faruk."

"Tapi kenapa? Apa salahku"

"Karena aku sudah mencintai orang lain"

"Apakah lelaki itu Ibra?

Ratih tetap diam, membuang muka pada Faruk. Tak memperdulikan betapa terlukanya lelaki itu.

Langit senja kian menyamarkan cahaya pada swastamita. Cahya jingga tak mampu menyembunyikan keelokan pada semesta. Namun, itu tak berarti karena keheningan menyapa sepasang pemuda yang memiliki rasa cinta yang sama namun harus kandas dan menelan kepahitan. Kepedihan akan cerita yang rumit.

"Baiklah, kalau itu maumu. Aku tak akan lagi mengganggumu. Selamat tinggal, semoga kamu bahagia."

Faruk berlari membabi buta, nafasnya terengah-engah. Dia tak pernah menyangka kalau Ratih wanita yang selalu dipujanya akan melukainya sedemikin rupa.

Hampir 3,5 tahun Faruk dan Ratih saling mengenal. Tepatnya sejak awal mereka kuliah. Yah, di kampus itulah mereka di pertemukan. Saling memiliki rasa dan akhirnya dekat. Hanya hubungan itu ternyata tidak selamanya. Apalah artinya hati bersatu. Namun, keputusan Ratih sudah bulat. Dia membiarkan hatinya hancur. Dia sudah tidak memikirkan perasaannya sendiri.

Hatinya hancur melebur, jiwanya terkapar. Patah namun tak membekas. Andaikan bisa, dia mengungkapkan. Alasan meninggalkan kekasihnya. Hatinya kian membasah, seiring dengan aliran deras di ujung sepasang netra.

Sore itu, tanpa sengaja Ratih menemukan buku harian milik Dinda, sahabat baiknya yang tergeletak di ruang tamu kos mereka.

"Maafkan aku faruk. Andaikan kau tau, aku lebih hancur darimu. Aku masih sangat mencintaimu. Dan aku terpaksa melakukan ini. Karena sahabatku juga sangat mencintaimu."

Mungkin jodoh belum memihak kita. Dan aku akan menerima segala kepahitan ini, karena aku yakin Kuasa Tuhan lebih dari segalanya.

Selamat tinggal faruk, aku akan selalu membersamaimu dalam do'a semoga engkau mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Wanita yang lebih mencintaimu dengan tulus.

Sedang aku akan menyisiri mangata. Bagiku cinta tak harus memiliki. Cukup membersamaimu dengan do'a, aku yakin Tuhan akan menata jalan masa depan kita.

Ratih terus berjalan pulang di tengah barisan ilalang, sejenak dia berhenti di tepi sungai, menatap keelokan syandakala di ujung temaram senja. Saat cahaya jingga kembali di peraduan. Saat kepedihan datang, saat baginya mengumandangkan perpisahan. Saat dia memutuskan melupa dan kian menjauh dari kekasihnya.

Lanjut???

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post