Wiyono

Peranan Bahasa dalam Pembentukan Karakter Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Mengajar atau Mendidik
Guru Mengajar atau Mendidik

Guru Mengajar atau Mendidik

Guru- Mengajar atau Mendidik?

Oleh Wiyono, M.Pd*

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 BAB I pasal I tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa: tugas Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Mengacu pada satu tugas di atas jika tidak dilandasai dengan ketulusan hati dan niat yang murni serta penuh ikhlas. Maka Tugas di atas begitu berat dilaksanakan. Apalagi bagi guru yang bukan berasal dari latar belakang keguruan. Ditambah dengan ketidaksiapan sebelum mengajar. Alasan berat karena seorang guru sebelum mengajar harus mempersiapkan program pembelajaran. Hal itu dimulai dengan pembuatan program tahunan, program semester, Silabus, dan terakhir Rencana Pembelajaran, atau yang sering kita sebut dengan RPP.

Pada saat mengajar kita harus menguasai materi yang sudah guru programkan dalam RPP tersebut. Di samping itu seorang guru harus peka di setiap permasalahan di kelas. Seorang guru juga harus adil dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa, baik siswa yang tingkat emosional tinggi, menengah, maupun emosional rendah. Seorang guru juga harus adil dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya. Adil itu sendiri tidak harus memberikan sesuatu yang sama kepada seseorang yang berbeda. Perbedaan tersebut dilihat dari Intelegensi dan spiritual yang berbeda-beda. Hal itu yang membuat seorang guru harus memiliki kemampuan ekstra tangguh dalam mengajar anak didiknya.

Belum cukup dengan itu, ditambah lagi ketika selesai mengajar seorang guru harus memberikan penilaian atau evaluasi, dan analisa pengajaran. Ditambah lagi apabila siswa yang kita uji belum memenuhi standart kompetensi yang diharapkan pihak sekolah. Dengan itu semua kita harus mengadakan remidi. Remidi itu sendiri tidak cukup denga sekali bahkan bisa berulang kali sesuai kemampuan peserta didik.Mengacu pada beberapa hal di atas seorang guru memang harus profesional dalam mengajar sesuai bidangnya masing-masing.

Ditambah permasalahan lagi dengan kurikulum yang selalu berubah-ubah sesuai pemegang kebijakan. Apalagi kebijakan tersebut tidakberpihak kepada guru, pengajar, atau siswa. Lebih jauh lagi bagi mereka pemegang kebijakan hanya mementingkan pribadi serta supaya mendapat pengakuan dari pihak lain. Akibatnya kurikulum menjadi berantakan yang membuat pengajar tambah pusing dan stres.

Sesuai fenomena di atas sepertinya seorang guru belum diperbolehkan bernafas dengan lega serta santai-santai. Ditambah dengan kurikulum yang menuntut anak didik harus memiliki karakter yang kuat dan tangguh sesuai kualitas dan kemampuan peserta didik. Jika dilihat dari tugas guru di atas yang begitu kompleks. Seorang guru memang harus Ikhlas dan dilandasi dengan dasar yang kuat sesuai ajaranyang benar. Jika itu yang dilakukan maka apa yang dikerjakan oleh guru di dunia ini tidak akan sia-sia. Bahkan akan sampai ke akhirat kelak karena amal dan ilmu yang guru berikan bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Apabila hal itu yang dilakukan maka seorang guru akan mendapat derajat yang tinggi di depan Allah dan manusia. Mengacu pada uraian di atas, sekarang yang menjadi pertanyaan. Seorang guru dalam menyampaikan pelajaran dengan niatan mengajar atau mendidik? Jika niatan mengajar berarti apa yang disampaikan tidak akan membekas.Seperti ungapan sebagian orang”selesai mengajar ya sudah, tidak ada tanggungan yang lain alias sudah lepas dari beban”. Tapi jikaseorang guru itu menyampaikan materi dengan niatan mendidik.

Apalagi penyampaian materi tersebut dikorelasikan dengan ajaran agama, maka begitu luar biasanya seorang guru ini. Sebagaimana firman Allah yang artinya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.(Mujadallah ayat 11).Allah SWT telah memberikan hikmah (ilmu) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa yang dianugerahi hikmah (ilmu) tersebut, maka ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak_(Al-Baqarah: 269)

"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia" HR at-Tirmidzi)

"Sesungguhnya orang yang memahami ilmu (agama dan mengajarkannya kepada manusia) akan selalu dimohonkan (kepada Allah Ta’ala) pengampunan (dosa-dosanya) oleh semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, termasuk ikan-ikan di lautan" HR Abu Dawud).

Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad berikut in:“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

Hal itu memang berat, tapi harus guru lakukan sebab bagaimanapun juga mundur juga tidak mungkin. Mau tidak mau seorang guru harus tetap maju untuk memperbaiki lembaga pendidikan yang lebih baik.Menjadi seorang pendidik memang berat karena harus mendidik akhlak, tingkah laku, sopan santun, serta pembelajaran yang maksimal dengan baik.Kami sebagai penulis terkadang prihatin dengan kondisi yang ada. Sebagai contoh seorang guru hanya mengajar saja.

Mengapa begitu? Fenomena yang ada salah satu lembaga yang beralmamater islami tapi tidak menegakan ajaran yang ada. Misalnya Makan dengan tangan kiri sambil jalan tetap dibiarkan. Kebersihan lingkungan tidak diperhatikan. Bahkan pergaulan lawan jenis juga tidak bisa terkontrol dengan baik di lingkungan sekolah. Sekarang semuanya sudah jelas, tinggal kita yang mampu memilih jalan kanan atau kiri. Dengan kata lain seorang guru mau memilih jadi pengajar atau pendidik, yang jelas semuanya ada konsekwensi dari apa yang kita lakukan.

Wiyono, M.Pd

Pendidik dan penulis di Al Izzah, Batu,

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa tulisannya pak, salam kenal

24 Jan
Balas

Ya mengajar sekaligus mendidik..ya membimbing ya...banyak lagi..

24 Jan
Balas

Terima kasih para pengajar dan pendidik semoga Allah meridloi

24 Jan
Balas

Mengajar itu lebih sederhana dan lingkupnya di sekolah, tapi kalau mendidik tak hanya cukup disekolah tetapi juga mengawasi prilaku mereka diluar jam pengajaran, apakh seperti itu Pak?

24 Jan
Balas



search

New Post