#TantanganGurusiana

Tantangan Hari Ke-22

Rasa khawatir bangun terlambat membuatku tak nyenyak tidur. Mata terpejam, pikiran awas. Pukul setengah 12 malam, aku sudah selesai bersiap. Menyiapkan anakku tak butuh waktu lama. Dia tak ku mandikan, kasihan kalau harus mandi tengah malam. Apalagi aku tak punya bunga untuk mandi tengah malam. Eh...

Lomba mewarnai itu termasuk ribet. Perlengkapan yang di bawa banyak. Peserta harus bawa krayon, kemasannya besar karena isinya banyak. Aku membawa dua jenis krayon berbeda. Selain itu aku juga harus membawa kotak perlengkapan, isinya macam-macam. Ada kuas pembersih remah krayon, lap, spidol besar dan kecil, pensil, pensil kaca, alat kerik, penghapus pensil, penghapus krayon, tip-ex, alat kerik,dll. Kami juga harus membawa meja kecil. Pada beberapa lomba, peserta diharuskan membawa alas duduk sendiri. Untung saja waktu tak perlu bawa alas. Beda sekali dengan lomba matematika, IPA dan sejenisnya, cukup bawa tas berisi alat tulis.

Perjalanan ke Surabaya sepenuhnya ditanggung pihak Polres. Satu anak, satu pendamping atau orang tua. Dari TK anakku 3 orang, dari TK lain 2 orang. Jadi semua ada 10 orang, ditambah 1 guru dan 2 ibu Bhayangkari alias istri polisi serta seorang polisi. Total 14 orang. Kami berangkat menggunakan minibus berkapasitas 20 orang. Jadi tak ada yang berdesakan. Aku dan anakku duduk berdua di bangku untuk 3 orang. Anakku jadi bisa merebahkan diri sepanjang perjalanan. Untung saja anakku tak rewel dan tak mengalami mabuk perjalanan.

Kami tiba di Surabaya pukul 6 pagi. Langsung menuju masjid untuk mandi dan bersiap. Selanjutnya kami berangkat menuju tempat lomba. Selagi menunggu proses registrasi pesrta lomba, kami sarapan. Selesai sarapan kami dipersilahkan masuk ke tempat lomba. Orang tua dan guru pendamping diberi tempat di sekeliling ruangan.

Sekitar pukul 08.30 lomba dimulai, tentunya sebelumnya ada acara pembukaan. Kertas gambarnya berukuran A3 dan waktu yang disediakan 90 menit. Anakku memang beberapa kali ikut lomba mewarnai, tapi biasanya kertasnya A4. Aku sempat khawatir, apa dia bisa menyelesaikan tugasnya? Ternyata selesai, walaupun tidak berhasil meraih juara.

Bagiku anakku sudah cukup hebat. Para pemenang lomba itu sudah dipersiapkan sebulan sebelumnya. Tentu saja aku tahu setelah berbincang dengan guru pendamping mereka. Mereka juga berangkat sehari sebelumnya, sehingga anak-anak cukup siap berlomba. Sedangkan anakku, setelah menempuh perjalanan sekitar enam jam. Langsung duduk mengikuti lomba. Bahkan aku, orang dewasa, merasa lelah dengan perjalanan itu. Apalagi anakku yang masih 6 tahun usianya. Bagiku dia juara sejati dan aku bangga padanya. Pada kesabaran dan kekuatannya menghadapi tekanan.

Selesai lomba dan pengumuman kami langsung pulang. Belum hilang penat, sudah berangkat lagi. Seakan-akan Surabaya hanya kota sebelah. Kami tiba kembali di Bondowoso menjelang waktu Maghrib.

Itu pengalaman berkesan bagiku. Dengan semua persiapan yang serba mendadak. Aku sangat bersyukur pada Tuhan atas pengalaman itu. Apalagi Dia Yang Maha Pemurah memberi anakku kesehatan, kekuatan dan kesabaran. Semoga dilain waktu anakku bisa mendapat kesempatan lagi dan bisa mengharumkan nama Bondowoso, kota kami tercinta. Aaamiiin...