FITNAH MEMBAWA BERKAH
Mungkin banyak yang merasa heran dengan takdir yang Allah berikan akan hidup ini, begitu juga denganku. Di bulan agustus 2009 aku masih berkejar-kejar dengan penelitian untuk menyelesaikan S1 pendidikan di salah satu perguruan tinggi. Ada rasa tak enak hati jika kuliah belum selesai akan tetapi prosesi pernikahan telah dilangsungkan. Untuk itulah aku berupaya agar waktu yang tinggal sedikit ini dioptimalkan demi mendapatkan kelulusan saat ujian kompre. Alhamdulillah awal September sidang itu mampu di lalui dengan kelulusan. Pada 3 oktober 2009 pernikahan dilaksanakan di rumah dengan sederhana, memang enam bulan sebelumnya lamaran sudah dilakukan akan tetapi keluarga mempertimbangkan beberapa hal akhirnya pada hari jum’at bulan itu kami resmi dinikahkan.
Sejak itu ada yang menemani kemana-mana, untuk mengurus surat menyurat persiapan wisuda. Banyak teman-teman kampus yang memperhatikan keberadaan kami. Pasalnya jarang sekali yang mau menikah sebelum tamat kuliah banyak yang bertekat untuk cari pekerjaan dulu. Awalnya terasa risih, karena memang aku sendiri tidak pernah pacaran seumur hidup. Tak pernah jalan berdua sama cowok. Jomblo selalu bahagia dalam rencana yang maha kuasa. Hehe.
Allah menjaga ku hingga mendapatkan lelaki yang baik dan bertanggungjawab. Bahkan ia adalah lelaki yang sesuai dengan doa yang ku pintakan padaNya. Aku tertarik dengan anak Jurusan Teknik, dan karena sadar diri dengan karakter yang keras aku lebih memilih untuk untuk berjodoh dengan lelaki yang lebih tua agar ia bisa mengayomi dan yang terakhir pintaku dalam doa adalah berharap orang Solo. Karena dalam fikiranku mereka adalah suku yang lembut dan tidak keras. Ketiga hal itu adalah kreteria spesifik selain harus orang yang sholeh dan mengerti agama. Semua Allah kabulkan keculi bahwa ia bukan orang solo. Hmm.
Bulan desember ada penerimaan PNS guru di berbagai tempat. Suami hanya mengizinkan ikut ujian di satu kota saja, karena kota itu terpusat dan kecil. Jadi nanti jika lulus jarak yang di tempuh tidak akan jauh. Baginya menikah itu untuk bersama bukan saatnya berpisah lagi. Sehingga aku menurut dan sepekat dengan apa yang disampaikan. Padahal saat itu dapat melakukan tes di tempat yang berbeda. Bukankah peluangnya akan semakin besar ? Ujian penerimaan itu dilakukan pada bulan november sedangkan hasilnya keluar pada bulan desember. Alhamdulillah lulus. Orientasi pegawai negeri sudah dilaksanakan pada bulan januari. Masyaallah begitu banyak rentetan peristiwa yang menyenangkan digariskan oleh Allah dalam kehidupanku. Banyak bersyukur dan itu yang selalu aku coba lakukan.
sejak 1 januari 2010 itu aku mulai mengajar di salah satu SMK. Memang tak banyak kegiatan hura-hura yang dilakukan bersama rekan-rekan yang lain. Mungkin ada yang pergi bermain lepas orientasi, menghabiskan waktu dengan teman-teman atau sekedar perayaan kecil sambil menikmati suasana pantai. Tidak dengan diriku, karena setiap lepas kegiatan suami selalu mengupayakan untuk menjemput dan pergi bersamanya, jika makan diluar ia akan memilihkan tempat yang di rasanya menarik. Karena akupun tak begitu tahu daerah ini. Sehingga jika ada gosip-gosip yang beredar di sekolahpun aku tak mengetahui apalagi semenjak hamil anak pertama hingga melahirkan. Jarak delapan bulan hamil anak kedua. Memang menjadi masa-masa yang sibuk, harus bolak balik rumah sekolah. Bahkan hamil anak kedua sempat badress hingga melahirkan. Akibat kehamilan saat itu adalah plasentaprevia.
Hingga lima tahun berikutnya aku baru tahu sebuah rahasia umum yang sangat mengejutkan. Ada yang menyebarkan fitnah bahwa aku lulus PNS karena pertolongan orang dalam. Pakai uang pelican dan lain sebagainya. Hal itu di klarifikasi oleh salah seorang teman dalam sebuah pembicaraan santai sore, sembari menyiapkan bahan pembelajaran. What? Ternyata gosip sebesar itu tentang nama baik yang telah tercoreng tak pernah aku ketahui. Aduh kemana saja telinga ini, kenapa tak pernah mendengarkan nada-nada sumbang sekelas itu. memang pernah seorang teman mengoceh,
“kamu ya iyalah suamimu pejabat”.
Saat itu tak ada fikiran bahwa kalimatnya serius, anggap bercanda saja. Ternyata ada rasia besar dibalik kalimat yang kuanggap candaan itu.
“waktu itu kamu masih kuliah, kok 5 bulan berikutnya dah jadi pegawai saja?” pertanyaan itu membuat aku geli.
Apa yang salah dengan jalan takdir, apa yang salah dengan ketetapan Allah ?
“ya, semua berfikir karena suami kamu pejabat?” ia kembali menimpalinya. Aku hanya tersenyum.
Aku kembali menceritakan peristiwa-peristiwa baik yang Allah anugerahkan sebelum menikah hingga lulus PNS. Mungkin keheranan mereka akan sedikit terjawab dengan apa yang ku sampaikan.
Suamiku bukan pejabat, beliau lulus PNS satu tahun sebelum aku lulus. Kami hanya terpaut setahun. Bagaimana bisa pegawai baru bisa menjadi pejabat eselon sekian dan sekian. Jika mereka mempertanyakan ayahku. Maka kukatakan bahwa ayah sudah lama meninggal, semenjak aku naik kelas dua SD. Aku tidak katakan kelulusan ini karena sebuah kehebatan dan otak cerdas yang dianugerahkan oleh Allah. Akan tetapi lebih pada doa ibu yang mengetuk pintu-pintu langit. Bagaimana bisa? Apa yang dilakukan ibuku ?.
Ibu setiap hari selalu mengupayakan sholat berjamaan, sunat dhuha dan sholat sunah malam tak pernah ia tinggalkan. Selalu di upayakan sesakit-sakitnya beliau. Puasa sunah senin kamis ia tegakkan meskipun terkadang ia terlewat akan makan sahur. Dan beliau senang bersedekah karena ia memahami bahwa sedekah adalah tabungan akhirat yang akan tumbuh subur dalam cabang-cabang yang banyak. Ialah yang doanya memberikan kberkahan pada kami berlima. Ialah seorang perempuan kuat mendidik anak yatim dengan kelebihan dan keterbatasanya. Ia tidak mau menitipkan kami kepada siapapun, karena keyakinannya bahwa kesabaran akan menghadirkan buah yang manis. Ia sadar bahwa janji Allah amat besar kepada orang yang kuat menghantarkan anak yatim hingga dewasa dan menuju tanggungjawab yang baru.
Saat kejadian itu kuceritakan pada suami dan ibu, mereka hanya berujar santai. “aminkan saja.”
Betul sejak saat itu jika banyak yang berseloroh bahwa aku adalah istri pejabat maka akan ku aminkan saja. Semoga dengan ucapan itu menjadi rezeki yang baik untuk diri ini dan keluarga.
Lambat lain memang benar, bahwa karier suami meningkat jauh, apa yang menjadi seloroh dan fitnah yang beredar justru memberikan keberkahan dalam kenyataannya. Allah memang tidak pernah tidur selalu saja ada kebaikan bagi orang-orang yang terzalimi.
Mulai sekarang jika ada yang memfitnah atau mendzalimi, jangan langsung marah dan kecewa. Karena itu justru kesiasiaan membuat rezeki kita hilang dan malaikatpun akan menjauh. Lebih baik kita segera berdoa karena doa orang yang terdzalimi itu mustajab sobat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar