Barusan lihat postingan seseorang di media sosial. Ia orang yang memiliki jasa bersih-bersih dan laundry. Akhirnya jadi pengen menulis berkaitan dengan ini. saya sudah menikah hampir sebelas tahun dan selama itu tidak pernah menggunakan jasa laundry. Bahkan saat suami memberikan tawaran untuk menggunakan jasa setrikaan saja sayapun tidak begitu tertarik. Bukan karena tidak sibuk dan banyak waktu di rumah akan tetapi karena di lakukan saja semampunya. Awalnya memang terasa lelah, karena memiliki dua balita dengan jarak umur setahun dan juga bekerja sebagai seorang guru di salah satu sekolah SMK membuat banyak waktu yang tersita. Akan tetapi karena nasehat dari Mama membuat saya berfikir lebih baik kerjakan saja sendiri.

“Kerjakan saja semampunya, upayakan sendiri.” Begitulah mama menimpali saat saya menyampaikan niat pakai jasa tukang setrika ke rumah.

Mama lebih berfikir sederhana, saati ini kita bekerja dan memiliki anak itu adalah pilihan dan tanggungjawab yang harus kita lakukan dengan sebaiknya. Mengharapkan orang lain terkadang akan membuat kita jauh lebih kecewa karena pekerjaannya yang tidak sesuai dengan harapan. Akan tetapi ada juga yang memberikan pendapat bahwa menggunakan jasa orang lain sekalian memberikan mereka pekerjaan untuk menafkahi kehidupannya. Bersedekah melalui hal itu. Akan tetapi saat saya berdiskusi kembali dengan orang tua, beliau justru menyarankan untuk berinfak saja setiap bulannya. Menargetkan berapa perbulan tukang setrika dan berikan kepada orang miskin yang membutuhkan terutama keluarga terdekat. Dan memulai dengan bismillah semoga itu jauh lebih baik. Bukankah hidup di dunia ini bukanlah untuk berleha-leha.

Teringat kisah Fatimah azzahra yang meminta seorang budak pada ayahnya rasulullah. Saat ia kepayahan mengurus kehidupan keseharian dan menumbuk gandum yang keras. Akhirnya Rasulullah justru memintanya untuk banyak berzikir, yaitu sebelum tidur 33 kali tahmid, 33 kali tasbih dan 33 takbir dan memohon kemudahan dari Allah. Terkadang kesulitan itulah yang membuat kita lebih pandai bersyukur dan menghargai setiap yang kita miliki. Tidak mudah mengabaikan dan menyia-nyiakan. Dengan memuji Allah sebelum tidur akan membuat hati kita tenang saat bangun. Semoga itu dapat menjadi pembelajaran untuk kita.

Sebab itulah hingga saat ini saya hanya melakukan pekerjaan rumah hanya dengan mengandalkan diri sendiri. Terkadang suami membantu menjemurkan kain jika saya harus berangkat lebih pagi. Karena memang menurut saya yang justru banyak mengahbiskan waktu kita setiap harinya bukanlah pekerjaan kita sendiri, akan tetapi banyak hiburan dan kompensasi yang kita minta dari pekerjaan kantor.

Memang sebagai ibu bekerja kita harus lebih ekstra ketat memanajemen waktu yang kita miliki. Cobalah untuk bangun lebih awal, batasi setiap pekerjaan dengan waktu-waktu tersendiri agar kita tidak kecolongan. Biasakan setiap sebelum tidur kita sudah merencanakan apa yang akan kita siapkan esok pagi. Pekerjaan mana yang benar-benar prioritas dan mintalah anak untuk mulai bertanggungjawab dengan tugasnya. Mulai memberikan hal iru pada anak semenjak kecil akan menjadi baik terhadap perkembangan kemandiriannya.

Memang orang tua sangat berpengaruh dengan bagaimana kita menjalani hidup. Karena orang tua saya membesarkan kelima anaknya dengan hanya mengandalkan kemampuan sendiri. Dengan hanya mengharapkan gaji dari pekerjaan guru SD beliau bisa membiayai pendidikan kami semua hingga kuliah. Meski serba pas-pasan akan tetapi beliau bisa membuat kami belajar hidup sederhana dan banyak bersyukur dengan yang kami miliki. Semoga Allah menerima amal ibadah kami dengan apa yang kami pilih. Wallahu alam bishawab.