Hari ini senin tanggal 13 juli adalah hari pertama kami di sekolah memulai aktifitas belajar mengajar. Siswa baru masih kelihatan binggung menunggu instruksi dari panitia sekolah saat pagi. Sembari menunggu informasi sepertinya mereka mencoba mengenali bagian-bagian sekolah sendiri. Saya hari ini datang ke sekolah bersama dua orang anak. Satu tingkat TK dan satu lagi kelas 3 SD. Anak TK memang belum ada instruksi boleh membuka kelas untuk pertemuan langsung sedangkan yang kelas 3 SD ini hanya masuk satu kali dalam seminggu. Karena mereka tidak ada yang menunggu di rumah akhirnya saya terpaksa harus membawa mereka ke tempat mengajar. Saat sampai di gerbang sekolah kami ikut diperiksa pakai termogun sama halnya dengan semua yang ingin memasuki gerbang saat itu. Alhamdulillah suhu kami memungkinkan untuk dapat masuk beraktifitas di dalam.

setelah sebentar beramah tamah dengan teman-teman guru akhirnya saya masuk kelas. Sebelumnya siswa sudah menyiapkan kelasnya masing-masing sesuai dengan instruksi dari panitia guru. Seperti biasanya saat pertama kali bertemu dengan siswa kami akan menanyakan kabar, bercerita tentang pengalaman selama menghadapi masa dirumahkan, mengambil presensi dan memaparkan gambaran pelajaran secara garis besar selama satu semester kedepan. Tak lupa saya berusaha untuk selalu melakukan pencekkan terhadap ibadah sholat yang mereka lakukan selasa satu hari sebelumnya. Hal itu untuk siswa yang beraga islam. Jika full 5 waktu maka akan diberikan point tersendiri di lembaran perkembangan anak. Meski mereka dalam kelas terbagi atas dua shif, akan tetapi terlihat ada semangat baru dalam diri. Mungkin saja karena sudah terlalu lama di rumah membuat mereka menjadi suntuk dan bosan.

Selesai mengajar sebentar hingga 10.30 wib, kami para guru diminta mengikuti sosialisasi pembelajaran tatap muka selama covid. Memang tidak begitu lama hanya berkisat 1 setengah jam akan tetapi yang membuat para guru menjadi gerah adalah informasi bahwa kami akan segera melakukan tes swap menunggu jadwal beberapa hari kedepan saja. Banyak komentar yang muncul akan tetapi pada dasarnya semua tidak suka untuk mendapatkan tes SWAP. Bisa saja itu karena ketakutan yang berlebihan. Hingga ada kabar bahwa salah satu SMK yang cukup dekat dengan kami dikabarkan pada hari ini tengah melakukan tes SWAP terhadap beberapa guru. Karena guru yang di tes masih kurang mereka memberikan kesempatan kepada siapa saja guru sekolah kami yang bersedia untuk di tes. Akhirnya beberapa dari kami banyak yang berfikir untuk segera pulang saja. Dan berharap juga akan bisa melakukan hal yang sama ketika hari H itu datang. Mencoba menolak dengan berbagai alasan. Jika ditanya bagaimana dengan saya sendiri, maka tentu saja jika hal itu dibutuhkan tidaklah masalah. Berfikir positif saja bahwa hal itu dilakukan demi kebaikan kita bersama. Dan yakinlah bahwa segala sesuatu sudah di tetapkan oleh Allah SWT. Kita boleh saja takut, boleh saja khawatir namun jangan sampai berlebihan. Jangan terlalu membesarkan ketakutan demi ketakutan karena tidak akan menyelesaikan sesuatu.