wulan sari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PROJECT BASE LEARNING COCOK  UNTUK PJJ
Tantangan Hari Ke 85

PROJECT BASE LEARNING COCOK UNTUK PJJ

Jika pembelajaran jarak jauh ini akan tetap dipertahankan, tentulah  ada hal yang berbeda dalam pembelajaran itu sendiri. Bagaimana pembelajaran itu akan tetap menjadi menarik dan tidak monotune. Banyak pakar yang mengarahkan bahwa pembelajaran yang diambil sebaiknya Project Base Learning, karena selain sarat dengan pengetahuan. PBL memberikan kemampuan motorik yang bagus, analisa dan juga memberikan penguatan literasi. Bagaimana tidak, sebelum sebuah proyek di buat anak akan di minta untuk mencari tahu terlebuh dahulu informasi yang berkaitan dengan itu. Menyeleksi persiapkan alat dan bahan yang di butuhkan, membuat tahapan yang akan dikerjakan . Dan melakukan percobaan yang diakhiri dengan membuat laporan dari proyek yang di buat.

 

Kali ini kamipun mencobakannya di rumah. Proyek ini adalah membuat magnet dari lilitan kawat yang terhubung dengan batrai. Awalnya anak-anak diberikan kesempatan untuk membaca materi, kesempatan tanyajawab dan mencari informasi tambahan. Saya sebagai orang tua memberikan jawaban atas prediksi yang mereka ajukan. Karena terkadang imajinasi mereka jauh lebih tinggi dibandingkan informasi yang dikumpulkan. Setelah semua informasi dirasa cukup, anak melanjutkan dengan menemukan bahan yang ada di sekitar rumah, tentu saja  yang tidak menyulitkan. Mereka mengumpulkan semua barang temuan.

 

Bahan apa saja yang berhasil mereka dapatkan. Setelah saya lihat ada kabel bekas listrik yang tidak dibuang oleh Abinya, tang potong dimana mereka memilih tang itu untuk mengelupaskan kulit kabel, gunting, plaster listrik, baut besi dan batrai. Semuanya mereka temukan dengan kerja sama tanpa bantuan dari saya. Lucunya sembari mereka mencari bahan ternyata ada saja hal lain yang menarik hati dan perhatian yaitu lampu emergensi yang sudah lama tak terpakai, diotak atik akhirnya bisa digunakan lagi dan parfum elektrik. Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa anak-anak ini berusia 8 tahun dan 9 tahun. Keduanya bekerja sama untuk saling melengkapi.

 

Setelah mendapatkan posisi yang nyaman untuk memulai kegiatan mereka langsung sibuk bekerja. Awalnya kabel  dipisahkan dari kulit pelindungnya. Setelah dirasa panjang kabel sudah cukup yaitu kira-kira 50 cm mereka mengambil baut besi.  Baut besi di lapisi terlebih dahulu dengan kertas agar nanti tidak sulit melepaskan lilitan kawat dari bautnya, barulah di lilit dengan kabel. Lilitan di upayakan menutupi seluruh permukaan baut besi. Setelah itu di hubungkan dengan sebuah batrai A4. Agar kuat kedua ujung batrai yang di hubungkan kabel di beri plester listrik. Awalnya mereka tertarik untuk memegangi batrai akan tetapi lambat laun mulai terasa panas dan akhirnya kulitpun tak kuat menahannya.

 

Sesuai dengan petunjuk dari buku yang mereka baca bahwa harus menunggu selama sepuluh menit. Karena itu berkali-kali mereka melihat jarum jam apakah sudah cukup waktu sesuai petunjuk. Hingga saatnya tiba, merekapun mencobakan untuk menempelkan baut dengan sebuah gunting besi alhasil baut itu dapat di tarik oleh ujung gunting. Tampak tawa dan senyum mereka mengembang. Kali ini percobaan telah berhasil. Setelah itu ada rasa penarasan,

 

"Mi bagaimana jika batrai di lepas?"

Sayapun meminta mereka untuk mencoba hal tersebut.

 

"Benar mi magnetnya masih ada." ucap si sulung senang hati.

 

Mereka secara bergantian mencobakannya. Setelah itu muncul lagi pertanyaan baru.

 

"Jika lilitannya di lepas bagaimana?"

 

Merekapun terus mencobakan. Hingga melihat waktu sampai berapa lama kekuatan magnetnya bertahan. Dan hasil akhirnya dapat mereka simpulkan bahwa magnet itu hanya bersifat sementara. Karena 30 menit setelah itu, baut tak mampu lagi di tarik oleh gunting besi tersebut. Alhamdulillah ada rasa puas di hati mereka setelah melakukannya. Walau paska proyek, anak kedua saya kembali merasa bosan dan berfikir apalagi hal menarik yang harus dilakukannya. Memang begitulah karakternya. Berusaha untuk menemukan hal baru yang menarik hati dan biasanya itu berkaitan dengan praktek.

 

Semoga kegiatan kami kali ini dapat menjadi contoh bagi bapak ibu yang akan mengajar jarak jauh untuk mempertimbangkan kegiatan PBL apa yang akan di berikan. Bahkan ada pandangan jangan terlalu mengikat dengan materi pelajaran secara utuh. Karena bisa saja kita meminta anak untuk membuat video, wawancara keluarga, pembuatan bulletin, program radio dengan mengirimkan rekaman suara (dapat menggunakan podcase dengan berbagai aplikasi), laporan tertulis, kumpulan foto bertema atau siklus sesuatu, brosur, life skill dan lain sebabainya. Usahakan yang bersifat lebih memiliki rentang waktu yang panjang. Karena kegiatan kita tidak berada di sekolah akan tetapi di rumah. Wassalam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu. Sengannya sudah follow ibu

13 Jul
Balas

Senangnya berkenalan dengan ibu

13 Jul
Balas

Luar biasa. Inspiratif sekali. Salam Literasi.

06 Jul
Balas

di smp ni pelajaran kelas 9 bu, keren

07 Jul
Balas



search

New Post