Yanda Yono

menjadi guru adalah anugerah terindah dalam hidupku....

Selengkapnya
Navigasi Web
Bermain Saja di Sekolah

Bermain Saja di Sekolah

Alhamdulillah, pagi hari masih menjadi semangat hidup saya. Waktu yang selalu saya tunggu karena akan bertemu dengan peri-peri kecil. Rasanya tak sabar menunggu mereka di kelas, menanti cerita-cerita menarik mereka dari rumah. Dengan riang saya menyusuri jalan menuju kelas. Sepanjang jalan tak hentinya senyum mengembang menyapa setiap murid, guru, dan orang tua yang berpapasan dengan saya. Ternyata sesampai di kelas, tidak hanya anak-anak di kelas yang menunggu saya. Ada orang tua murid yang menunggu saya, dan kayaknya ada hal penting yang akan dibicarakan.

Setelah menyapa dan berbasa-basi ria, ibu itupun mengutarakan maksudnya.

“Pak, setiap kali saya bertanya pada anak saya sepulang sekolah tentang pelajaran, anak saya selalu bilang tidak belajar. Di Sekolah cuma main-main aja…”. Cerita ibu itu.

“Jadi sebenarnya gimana sih Pak…?” Masak tiap hari anak-anak main-main aja Pak…. Kayak anak TK.” Sambung ibu tadi.

“Lha, ibu maunya bagaimana ?” jawab saya.

Pagi itupun terjadi obrolan yang menarik dengan wali murid tersebut. Saya jelaskan kepada wali murid tersebut bahwa cara mengajar saya mengikuti gaya belajar mereka, Saya katakan bahwa “gaya mengajar guru sama dengan gaya belajar siswa”. Makanya di saat belajar anak-anak merasa sedang bermain.

Sesuai dengan hasil tes MIR (Multyple Intelengences Reasearc), anak-anak di kelas kami adalah anak yang memiliki kecerdasan kinestetik dan linguistic. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik dan linguistik cenderung aktif, banyak bergerak, dan banyak bicara. Mereka selalu tidak pernah bisa diam. Bermain, berlari-lari di kelas, ngobrol, menjadi hari-hari mereka. Disinilah saya memanfaatkan gaya belajar mereka itu untuk strategi pembelajaran. Saya gunakan strategi belajar dengan games dan story. Yang kemudian baru mereka yang mengexplore diri mereka.

Misalnya untuk pelajaran matematika dengan materi pengenalan bentuk segitiga, segi empat, dan lingkaran, anak-anak kita ajak jalan-jalan keliling sekolah untuk mencari benda-benda yang berbentuk sesuai materi pelajaran. Hal ini akan menarik karena sesuai dengan gaya belajarnya, mereka adalah anak-anak yang tidak bisa duduk diam. Dengan berjalan-jalan, berlari kesana kemari mereka tidak menyadari sedang belajar.

Mendengar penjelasan saya wali murid itu baru memahami, bahwa yang namanya belajar itu tidak hanya duduk diam mendengarkan guru yang ada di depan. Belajar juga bisa sambil bermain sesuai dengan gaya belajar anak. Bahkan metode hafalan qur’an yang saya gunakan setiap hari dengan metode permainan. Dan Alhamdulillah dalam satu minggu anak-anak bisa hafal satu surah.

Di negeri ini, paling sulit adalah merubah kebiasaan (tradisi) yang sudah berkembang di masyarakat. Bila kita melakukan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah dilakukan di masyarakat, maka akan terlihat sangat aneh. Masyarat akan menilai kita tidak lazim. Seperti halnya dengan metode pembelajaran, masyarakat sudah sepakat bahwa namanya belajar itu duduk diam memperhatikan guru yang sedang mengajar.

Anak-anak tidak boleh bicara, tidak boleh berjalan, semua duduk diam memperhatikan guru yang sedang mengajar. Padahal belum tentu si anak pada waktu pembelajaran sudah siap untuk menerima pelajaran. Belum tentu anak yang duduk diam itu memperhatikan gurunya dan fokus pada pembelajaran. Bisa jadi anak yang duduk diam memperhatikan gurunya karena dia takut dengan gurunya. Bisa jadi anak yang duduk diam memperhatikan gurunya karena dia lagi tidak bersemangat belajar.

Makanya hal ini yang tidak bisa diterima, mengingat anak-anak dengan berlatar belakang lingkungan rumah yang berbeda, karakter yang berbeda, dan kemampuan yang berbeda pula. Maka diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter belajar mereka. Tujuannya adalah agar anak merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Dan pada jaman sekarang sudah banyak para praktisi Pendidikan yang menulis berbagai macam strategi pembelajaran.

Jika anak sudah nyaman di dalam belajar maka tak akan ada pelajaran yang di bilang sulit. Sebab semua anak sudah terpenuhi kebutuhan belajarnya sesuai dengan gaya belajar mereka. Dan sebenarnya tujuan sekolah itu adalah wadah sebagai sarana yang menjembatani anak-anak untuk mengexplore dirinya dan membantu mereka menemukan bakat dan minatnya. Sekali lagi, tugas sekolah adalah membantu menemukan bakat dan minat anak-anak bukan berubah mereka.

Maka dalam belajarpun yang kita ciptakan pertama adalah suasana nyaman sesuai dengan karakter individu anak-anak. Kondisi anak sekarang di bandingkan dengan anak-anak pada jaman dahulu sangatlah berbeda. Lingkungan dan kemajuan teknologi sangat berpengaruh pada perkembangan tumbuh kembang jiwa mereka.

Jadi sangatlah aneh jika strategi mengajar orang tua kita dulu masih diterapkan untuk anak-anak pada jaman sekarang. Bukan bermaksud meremehkan strategi pembelajaran pada jaman dahulu, namun kondisi psikologis dan lingkungan anak jaman sekarang sangatlah beda.

Dahulu, yang disebut belajar itu ketika guru menjelaskan murid harus diam, tak boleh bergerak, dan menurut mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Masih ingat sewaktu saya sekolah tingkat SMP dulu, saya memilih meninggalkan kelas untuk belajar sendiri daripada mengikuti pembelajaran di kelas yang menurut saya waktu itu sangat membosankan.

Bukannya saya merasa sudah pintar pada pelajaran tersebut, tapi gaya mengajar sang guru sangat tidak sesuai dengan gaya belajar saya. Kami dan teman-teman waktu itu sepakat, bahwa sang guru adalah guru yang hebat dan pintar, tapi tidak sesuai dengan gaya belajar kami. Saya adalah anak yang memiliki kecerdasan kinestetik dan linguistik, sangat tidak nyaman apabila saya harus duduk diam mendengarkan pelajaran selama 2 jam.

Waktu itu sang guru memberikan pilihan, jika tidak ingin mengikuti pelajaran beliau silahkan belajar sendiri di luar. Dengan syarat ketika sang guru mengadakan ulangan, saya harus siap mengikutinya. Alhamdulillahnya ketika sang guru mengadakan ulangan, saya mendapatkan nilai yang memuaskan, bahkan mengalahkan murid-murid yang mengikuti pelajaran di kelas.

Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Masing-masing memiliki kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda-beda. Penting bagi guru dan orang tua untuk mengenal gaya belajar mereka. Ketika anak tidak paham terhadap suatu pelajaran, harus kita koreksi gaya mengajar kita bukan menyalahkan anak. Apakah sudah sesuai dengan gaya belajar mereka atau belum, jika sudah sesuai dengan gaya belajarnya, anakpun belum bisa memahami maka kita serahkan pada Allah, karena Allah lah yang memberi pemahaman. Dan kita harus yakin bahwa suatu saat mereka pasti bisa memahami.

Bersyukur pemerintah sekarang menerapkan Kurikulum 2013 yang lebih mengedepankan karakter dan pembelajaran yang menarik. Kurikulum 2013 dengan prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat membantu guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa tidak menyadari bahwa mereka sedang belajar di sekolah. Makanya wajar ketika wali murid kami menanyakan tentang anaknya yang selalu bermain di sekolah dan tidak belajar.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik mengajak anak untuk lebih mengexplore diri mereka. Anak diajak mengamati dan mengidentifikasi hal-hal yang akan dipelajari, kemudian anak dirangsang untuk bertanya tentang hal-hal tersebut. Lalu mereka diajak mengexpresikan yang mereka pelajari.

Pembelajaran pendekatan saintifik kurikulum 2013 ini sangat sesuai dengan karakter anak-anak jaman sekarang. Anak-anak yang tumbuh di era digital dengan rasa ingin tahu yang sangat besar, sangat cocok diterapkan pembelajaran ini. Yang pada intinya anak merasa nyaman berada di sekolah, Karena bakat dan minat mereka bisa tersalurkan sesuai dengan gaya belajar mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post