Belakangan ini, marak pemberitaan di surat kabar ataupun berita di televisi tentang tindakan kejahatan. Berbagai tindak kejahatan baik yang dilakukan laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua, bahkan kakek-kakek selalu viral di media sosial. Sehingga orang jaman sekarang terbiasa mendengar atau melihat kejahatan itu sendiri, bahkan menganggapnya menjadi suatu hal yang biasa. Parahnya ada yang dengan bangga dan tanpa penyesalan melakukannya.

Lantas apakah yang menjadi penyebab kejahatan itu sendiri?

Menurut para ahli, faktor menyebab terjadinya suatu tindak kejahatan ada berbagai macam yang mempengaruhinya. Secara umum ada dua penyebab terjadinya suatu tindakan kejahatan yaitu faktor internal dan faktor external.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri si pelaku. Maksudnya adalah bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindak kejahatan itu timbul dari dalam diri sendiri si pelaku tersebut. Sedangkan faktor external adalah faktor yang berasal dari luar diri pribadi si pelaku. Maksudnya adalah bahwa pelaku melakukan suatu kejahatan dikarenakan dorongan dari kondisi keluarga dan lingkungan.

Adapun faktor penyebab utama yang mendominasi terjadinya tindak kejahatan ada tiga hal, diantaranya ;

1. Faktor Lemahnya Iman

Faktor lemahnya iman ini adalah faktor yang paling fundamental. Faktor yang mendasari penyebab seseorang melakukan tindak kejahatan. Tanpa iman yang kuat seseorang akan mudah tergelincir dalam tindakan kejahatan

2. Faktor hawa nafsu

Faktor hawa nafsu adalah suatu keinginan yang sangat kuat yang mendorong si pelaku untuk melakukan sebuah tindakan kejahatan.

3. Faktor kesempatan.

Faktor kesempatan adalah suatu keadaan yang memberi peluang kepada seseorang atau keadaan yang tak terduga yang mendukung tindakan kejahatan tersebut.

Jika ketiga faktor tersebut telah terkumpul, maka tindakan suatu kejahatan akan dengan mudahnya terlaksana. Tetapi faktor yang paling menentukan adalah faktor lemahnya iman. Jika seseorang imannya lemah atau bahkan tidak beriman maka tindakan kejahatan akan dengan mudahnya dilakukan. Kerena jika iman seseorang telah lemah, maka akan hilang rasa malu. Jika rasa malu telah hilang tindakan kejahatan tidak akan mudah di cegah dan akan semakin merajalela.

Untuk itu perlu dilakukan suatu tindakan yang dapat mencegah kejahatan tersebut. Tindakan tersebut bisa dilakukan dengan pemahaman “Literasi Hati”. Literasi hati adalah suatu wawasan atau strategi dalam melaksanakan suatu tindakan dengan timbangan “Hati”. Hati inilah yang selalu menjadi tolok ukur dalam setiap tindakan.

Kenapa hati?

Jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Hal ini sebagaimana tertulis dalam hadits Nabi Muhammad yang mengatakan : “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati”. Baiknya amalan seseorang dan kemampuanya untuk menjauhi kejahatan tergantung pada baiknya hati.

Hati adalah organ yang vital bagi makhluk hidup. Di dalam hati Allah SWT meletakkan pangaturan kemaslahatan yang diinginkan makhluk hidup. Allah SWT mengistimewakan manusia dengan akal yang diletakkan di hatinya. Agar ia dapat membedakan antara maslahat dengan mudharat atau kebathilan. Literasi hati penting dipahami setiap manusia agar dirinya paham dengan kodratnya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Allah menyediakan seluruh tubuh tunduk dan patuh kepada hati. Apa yang menetap dalam hati akan tampak pada pergerakan tubuh. Apabila hati baik, maka akan baik pula seleruh anggota badan. Sebab hati adalah sumber gerakan tubuh dan keinginan jiwa. Jika hati menginginkan suatu kebaikan, tubuh akan bergerak dengan pergerakan yang baik pula. Begitu pula sebaliknya.

Literasi hati mengharuskan seseorang mengenal akan kodratnya sebagai manusia dan hamba Tuhan. Dimana tugas seorang hamba Tuhan tak lain hanyalah untuk beribadah kepada Tuhan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam artian bahwa setiap yang dilakukan oleh seorang hamba harus bernilai ibadah, AllAh ridho apa enggak dengan yang dilakukannya.

Dengan mengenal kodratnya sebagai seorang hamba, seseorang akan selalu mengontrol hatinya untuk selalu di jalan kebenaran. Kesimpulanya, hati itu seperti raja sedangkan anggota tubuh yang lain adalah tentaranya yang sangat patuh mengikuti semua titah sang raja tanpa sedikitpun menyelisihinya.

Maka baiknya hati agar bisa selalu melawan hawa nafsu tindak kejahatan diri dapat dilakukan dengan berbagai hal berikut ini :

1. Mengenal kodrat sebagai hamba ciptaan Tuhan.

2. Membaca kalam Ilahi dan mentadaburinya

3. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

4. Bermajelis dengan orang-orang yang sholeh.

5. Kosongkan perut dengan berpuasa agar menjadi pribadi yang sabar.

6. Bersihkan hati dari sampah kemaksiatan dan kerendahan akhlak

Keenam hal tersebut lah yang insya Allah akan bisa menjaga kita dari perbuatan jahat yang kita lakukan. Dan juga menularkan kepada lingkungan akan pentingnya literasi hati dalam setiap perbuatan yang kita lakukan. Pada intinya, sebelum belajar literasi yang lain hati kita harus diliterasi dulu, karena hati adalah sumber kebaikan sebagai tolok ukur dan pedoman dalam segala perbuatan.

Identitas Penulis

Nama : Suyono

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 10 Juli 1976

Pekerjaan : Guru Kelas 1

SD Fastabiqul Khairat Samarinda

Jl. AW Syahrani RT. 14 Samarinda 75124

Kalimantan Timur

No. Telp : 081253268778

Email : [email protected]