Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Cinta si Gigi Ompong-11

Cerita Cinta si Gigi Ompong-11

Malam ini Arumi memilih memakai celana jeans warna biru dipadu kaos warna oranye. Malam ini Arumi sendiri di jemput oleh Adit. Ada perasaan bahagia menyelimuti hati Arumi. Kesibukan mereka beberapa hari ini bener bener menyita kebersamaan mereka berdua. Namun entah kenapa sepanjang perjalanan mereka berdua justru sama-sama terdiam. Mereka menikmati jalan pikiran masing-masing, dan perasaan masing-masing. ***

Motor Adit berhenti di halaman sekolah. " Kamu masuk dulu ya Arumi. Aku harus jemput Tika dulu. Soalnya Tika tidak ada motor di rumah." Pamit Adit. "Iya. Makasih ya Dit. Sudah mau menjemput aku." Ucap Arumi dengan perasaan gundah. "Ahhh...kenapa Adit harus menjemput Tika" Batin Arumi. Wajahnya berubah menjadi masam. Mendadak senyum itu hilang dari wajahnya. Bahkan saat Arumi bertemu dengan temannya dia tak mampu memberikan sedikit pun senyuman. Arumi melangkahkan kakinya dengan menahan rasa sebelnya pada Adit dan Tika. Meski di dalam hatinya, Arumi juga merasa senang karena malam ini Adit menjemputnya ke rumah. Perasaan senang dan sebel benar-benar bercampur jadi satu di benak Arumi persis es teler. ***

Dilihatnya Adit naik ke atas panggung. Duduk sendiri dengan memetik gitar telah membuat banyak cewek yang histeris. Lagu berjudul "Dia" dari Enji dilantunkannya dengan penuh romantis. Teriakkan memanggil nama Adit terus menerus terdengar. Suara Adit yang merdu telah membuat suasana panggung begitu riuh.

Melihat pesona Adit di atas panggung membuat Arumi tak bergeming. Dia menatap tajam ke arah Adit. Ada kekaguman dan penyesalan yang menghinggapi perasaannya saat ini. Bagaimana mungkin cowok yang ganteng, pintar, dan baik hati seperti Adit di tolaknya.

"Ah Adit. Andai saja kamu nembak aku lagi malam ini. Aku pasti akan menerimamu." Batin Arumi. Sayang hal itu tak mungkin terjadi lagi. Sudah ada Tika yang kini menemani hari-hari Adit.

Lama berselang, Adit pun telah selesai menyanyikan lagu pertamanya. Namun penonton masih saja berteriak meminta Adit menyanyikan sebuah lagu lagi. Sebuah permintaan yang tidak bisa di tolak Adit. " Baiklah, tapi saya tidak mau menyanyi sendiri. Saya mau duet. Boleh?" Tanya Adit yang bergaya sok artis. Anehnya penonton semua bersorak mengiyakan. " Boleh...boleh....boleeeeehhh," suara penonton riuh dengan penuh semangat. "Kalau begitu saya panggil rekan duet saya untuk maju ke depan." Ucap Adit. "Yeeeee." Sorak penonton ramai.

Arumi hanya bisa tersenyum. Namun ada rasa penasaran dalam hatinya untuk mengetahui siapa yang jadi rekan duet Adit. "Tika kah?" Tanya Arumi dalam hati. Baru saja Arumi diam sejenak, tiba-tiba dia mendengar namanya di sebut. "Ini dia teman duet saya Arumi. Ayo kita panggil Arumi bersama-sama." Pinta Adit dari atas panggung. " Arumi....Arumi...Arumi........" Teriak penonton. Rasanya tak mungkin Arumi menolak permintaan Adit kali ini. Meski dia gugup karena tanpa persiapan, Arumi tetap melangkahkan kaki ke atas panggung. Dia tak ingin mengecewakan Adit. Dilihatnya wajah bahagia Adit dari atas panggung. Wajah ganteng dengan mata yang tajam penuh arti menatap dirinya. Jantung Arumi berdetak sangat kencang. Selain agak demam panggung, Arumi benar-benar tak kuat menatap mata Adit. Tatapan mata yang begitu romantis. Tatapan yang persis diberikan Adit pada saat nembak Arumi beberapa waktu yang lalu. "Oh ya Tuhan...tolong aku," Batin Arumi.

"Sebuah lagu untuk kalian semua, dari Bunga Citra Lestari dan Ari Lasso yang berjudul Aku dan Dirimu." Ucap Adit sambil memberikan mikrophone ke Arumi. Adit pun langsung memetik gitar. Sementara Arumi sibuk menata detak jantung supaya berdetak teratur. Ditariknya napas dalam-dalam. Diulanginya terus menerus sampai napasnya kembali normal.

Lagu romantis itu dinyanyikan lagi oleh Arumi dan Adit. Lagu kenangan yang benar-benar membuat jadi gundah kembali. Memori saat dia menolak Adit kembali hadir di benak Arumi. Rasanya Arumi ingin berteriak dan mengatakan pada Adit, kalau sekarang dia mau Adit meninggalkan Tika dan jadi pacar Arumi.

Arumi dan Adit tampil memukau. Suara keduanya begitu indah dan seolah-olah menggambarkan isi hati mereka yang sebenarnya. Selesai menyanyikan lagu keduanya pun turun. Arumi berjalan menuju ke meja sekretariat yang berada jauh di depan panggung.

"Arumi," Panggil Adit. "Ada apa Dit?" Tanya Arumi sembari membalikkan badannya. "Ada yang mau aku bicarakan denganmu." Jawab Adit. "Nanti pulangnya aku antar ya.

"Gak usah, aku pulang sama Yuni. Kamu kan harus mengantarkan Tika." Jawab Arumi sewot. Gak tahu kenapa tiba-tiba perasaan marah pada Adit muncul bila mengingat tadi dia menjemput Tika untuk datang ke acara ini.

"Tidak. Nanti Tika di jemput sama pacarnya." Jawab Adit. Mendengar kalimat terakhir Adit, hati Arumi kaget sekaligus bahagia. Artinya selama ini Adit tidak pacaran dengan Tika.

"Bagaimana?" Tanya Adit. "Baiklah." Jawab Arumi singkat." Aku ke sana dulu." Pamit Arumi sembari tersenyum ke arah Adit.

"Oke." ****

Malam semakin larut. Pentas seni telah selesai setengah jam yang lalu. Semua perlengkapan sudah di bereskan. Saatnya pulang. Perasaan Arumi tak menentu. Penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Adit dengannya. Arumi pun sesekali berandai-andai kalau Adit akan kembali menembaknya malam ini. hihihi...

Arumi menunggu dengan penuh kegelisahan. Satu jam sudah berlalu. Namun Adit belum juga kelihatan. Arumi mulai mencari keberadaan Adit. Dilihatnya Adit bersama teman temannya sibuk membersihkan sampah. "Sebentar Arumi. Kalau sampah ini di biarkan berserakan nanti kita dimarahi kepala sekolah. Bisa-bisa tahun depan acara pentas seni di tiadakan." Ucap Adit sambil terus memunguti sampah. "Oke. Aku tunggu." ***

Selesai sudah Adit membersihkan sampah. Diapun bersiap untuk mengambil motor yang ada di parkiran. "Kamu tunggu di gerbang depan ya." Pinta Adit. Arumi hanya menganggukkan kepala sambil berlalu meninggalkan Adit.

Adit menghentikan sepeda motornya di dekat Arumi. "Ayo naik." Ucap Adit. Arumi pun segera naik ke atas jok motor Adit. Sepeda motor itupun segera melaju. Sepanjang perjalanan Adit hanya terdiam. Dia tampak fokus melajukan sepeda motornya di jalan. Arumi tak berani bertanya pada Adit. Dia menunggu Adit untuk membuka pembicaraan.

Namun harapan Arumi sepertinya sia-sia. Mereka telah sampai di depan pintu rumah Arumi. Dan Adit tak membahas apapun dengan Arumi. Ada perasaan kecewa di benak Arumi. Tapi semua itu di tutupinya dari Adit.

"Terima kasih ya Dit. Sudah mengantarkan aku pulang." Ucap Arumi sembari tersenyum manis. "Kan aku yang tadi menjemputmu. Makanya aku juga yang harus mengantarkan kamu pulang." Jawab Adit. "Sok tanggung jawab lo Dit." Senyum Arumi kali ini agak lebih lebar. "Hati-hati di jalan Dit." Arumi membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah. "Apa kamu tidak cemburu dengan Tika Arumi." Tiba-tiba saja Adit bertanya pada Arumi. Jantung Arumi sedikit berdetak lebih cepat. Pertanyaan yang sulit Arumi jawab. Dia tidak ingin Adit tahu perasaannya pada Arumi saat ini. Dia malu dengan perasaan yang dimilikinya. Kemarin dia sudah menolak Adit. Kalau hari ini dia cemburu dengan kedekatan Adit dan Tika rasanya sungguh aneh. "Ti..tidak..." Jawab Arumi gugup. "Benarkah Arumi. Tadinya aku berharap kamu cemburu. Jujur. Sampai saat ini aku masih saja berharap kalau kamu mau menerima aku jadi pacarmu." Adit tampak menunduk. Jelas terlihat rasa kecewa dalam tampilan raut wajahnya. Arumi hanya diam membisu mendengar ucapan Adit. "Kamu tahu. Aku sengaja mendekati Tika untuk membuat kamu cemburu. Maafkan aku Arumi. Selama ini aku salah mengartikan perasaanmu. Lupakan apa yang aku katakan tadi ya." Adit tersenyum pada Arumi, namun Arumi hanya terdiam. Dia betul betul tak tahu harus berbuat apa. Bukankah hal ini yang dia tunggu dari kemarin. Bukankah Arumi juga punya keinginan yang sama dengan Adit. Apakah Arumi harus menutupi perasaannya terus pada Adit sampai Adit menemukan cewek lain untuk menjadi penggantinya. " Ahhh tidak. Aku harus jujur pada Adit dengan perasaanku." Gumam Arumi dalam hati.

Adit segera menstarter sepeda motornya. Motor Aditpun melaju pelan meninggalkan Arumi. Oh my God. Arumi belum sempat mengungkapkan perasaannya. "Adit... tunggu." Panggil Arumi. Beruntung Adit mendengar panggilan Arumi. "Iya. Ada apa Arumi?" Tanya Adit sambil menghentikan sepeda motornya. Arumi berlari mendekat ke arah Adit. "Aku cemburu pada Tika Adit." Arumi menyembunyikan wajahnya dari tatapan mata Adit. "Benarkah?" Tanya Adit dengan wajah bersinar. Tampak raut bahagia terpancar dari wajah Adit. "Iya. Aku juga mencintaimu Adit." Kali ini Arumi mengangkat wajahnya. Ia penasaran dengan jawaban Adit. " Kamu tidak bohong kan Arumi?" Tanya Adit yang masih ragu dengan apa yang dia dengar barusan. "Tidak. Aku mencintaimu Dit." Mendengar ucapan Arumi Adit langsung mengepalkan tangan dan mengucapkan kata yes. "Kalau begitu kita jadian malam ini ya. Kamu mau? "Tanya Adit penuh semangat. Arumi mengangguk pelan. " Yess...Terima kasih Arumi. Sekarang kamu sudah jadi pacar aku. Oke." Arumi tersenyum melihat tingkah Adit yang kegirangan. "Kamu masuk rumah dulu. Aku akan pulang. Nanti aku whatsapp kamu ya." Pamit Adit. "Hati-hati di jalan ya. " Ucap Arumi sambil melambaikan tangannya.

Akhirnya Cerita Cinta si Gigi Ompong berakhir bahagia... hehehe... TAMAT.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

So sweet...Ah..rasanya pengin muda lagi..hi..hi...

03 Mar
Balas

gkgkgk... bisa ae... suit.. suit.. sukses selalu bunda

03 Mar

Ha...ha, kirain masih ada sambungannya. Selamat Bu Yanisa.

03 Mar
Balas

Sementara begitu dulu...pengin cerita yang lain...hehehe sukses selalu pak Pani

03 Mar

Yah baru baca dua kali sudah tamat. Yang lain belum baca Bunda. Romantis sekali. Sampai ukut larut dalam cerita. Sukses Bund.

03 Mar
Balas

hehehe...Kapan-kapan disambung lagi bun.. sukses selalu

03 Mar

Hai. Where are you? You are horor.

05 Mar
Balas

gkgkgk... am good... am horor

05 Mar

Luarrr biasa, kapan bukunya terbit?

03 Mar
Balas

semoga secepatnya pak Zae... hehehe... sukses selalu

04 Mar

Andaikan aku jadi Adit, Aku akan ... TAMAT. Selamat Bunda sudah bikin hati pembaca kalang kabut.

03 Mar
Balas

pengin muda lagi ya pak Mardi... hehehe... sukses selalu

04 Mar



search

New Post