MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PA
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA
KELAS VII A SMP NEGERI 4 CIKAKAK
KABUPATEN SUKABUMI
OLEH :
Yanita Ferawati Thariq, S.Pd.
NIP 198401022019022005
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 4 CIKAKAK
Jln. Pasir Panjang Desa. Cirendang Kecamatan. Cirendang
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Tindakan Kelas
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA
KELAS VII A SMP NEGERI 4 CIKAKAK
KABUPATEN SUKABUMI
Disusun Oleh :
Yanita Ferawati Thariq, S.Pd.
NIP. 198402012019022005
Laporan Penelitian ini telah disetujui dan disahkan untuk melengkapi Perpustakaan SMPN 2 Bantargadung Kabupaten Sukabumi.
Cikakak, Februari 2022
Mengetahui : Petugas Perpustakaan,
Kepala Sekolah,
Erly Suhendar T, S.Pd,MM Koharudin
NIP. 197004162007011014 NIP.
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah keaktifan peserta didik yang masih sangat rendah dalam proses pembelajaran dan hasil belajar yang yang belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Hal ini terbukti bahwa di kelas VII A rata-rata hasil ulangan blok mata pelajaran PPKn hanya mencapai 5,5 dengan jumlah peserta didik yang tuntas belajar hanya 4 peserta didik dari jumlah peserta didik keseluruhan 23 peserta didik (11,76 %). Di samping itu , dari hasil angket terhadap 23 peserta didik di kelas VII A mengatakan bahwa 48 % peserta didik merasa bosan karena hanya menggunakan metode ceramah ketika mengajar, 58 % peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru ,68 % peserta didik mengatakan tidak memahami materi yang telah diajarkan dan 68 % peserta didik mengatakan PPKn merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal yang demikian tentunya menjadi satu masalah bagi guru untuk mencari jalan penyelesaiannya.Tujuan penelitian ini adalah :
(i) mengetahui adanya peningkatan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran melalui model pembelajaran Jigsaw,
(ii) mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Jigsaw,
(iii) mengetahui tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran Jigsaw.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi dan angket yang kemudian dianalisis sebagai data kualitatif, serta metode tes baik pada tes formatif maupun penilaian hasil ulangan blok yang dianalisis sebagai data kuantitatif yang dilengkapi dengan metode dokumentasi sebagai bukti yang akurat proses pelaksanaan penelitian ini. Data penelitian yang dikumpulkan berupa hasil belajar peserta didik baik formatif maupun ulangan blok, hasil pengamatan dan hasil angket peserta didik Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus terdiri dari : (i) perencanaan, (ii) tindakan, (iii) pengamatan, dan (iv) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan rata-rata 80,53 %, hasil belajar pada tes formatif dapat ditingkatkan dengan rata-rata 73,90 dengan ketuntasan klasikal 91 % sedangkan hasil belajar pada ulangan harian/ blok dapat ditingkatkan dengan rata-rata 78,66 dengan ketuntasan klasikal 88 %, dan respon peserta didik terhadap model pembelajaran Jigsaw adalah positif sebesar 88,23 %. Hasil ini memenuhi indikator yang telah ditetapkan. Oleh karena itu model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran PPKn pada materi Norma dan Keadilan.
Kata-kunci : Model pembelajaran Jigsaw, hasil belajar.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah banyak memberikan kesempatan , kasih dan sayang-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar peserta didik Kelas VII A Semester 1 SMP Negeri 4 Cikakak Tahun Pelajaran 2021/2022 Pada Materi Norma dan Keadilan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw” ini tanpa ada halangan apapun.
Penghargaan dan ucapan terimakasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada :
Erly Suhendar Tritanaya, S.Pd,MM selaku kepala SMP Negeri 4 Cikakak.
Guru-guru SMP Negeri 4 Cikakak
peserta didik kelas VII A yang telah berusaha meningkatkan keaktifan dan hasil belajarnya
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ilmiah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan banyak manfaat kepada semua pihak. Amien.
Cikakak, Februari 2022
Penulis
Yanita Ferawati Thariq, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran mata pelajaran PKn yang selama ini diterapkan sifatnya konvensional yaitu proses pembelajaran berpusat pada guru, peserta didik tidak ikut aktif dalam proses pembelajaran. Guru menerangkan materi pelajaran, tanya jawab, latihan soal dan diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Pembelajaran yang demikian membuat peserta didik merasa bosan, tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, sibuk sendiri dengan membuat keramaian di kelas yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar peserta didik yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Hal ini terbukti bahwa di kelas VII A rata-rata hasil ulangan blok mata pelajaran PPKn hanya mencapai 5,5 dengan jumlah peserta didik yang tuntas belajar hanya 4 peserta didik dari jumlah peserta didik keseluruhan 37 peserta didik (11,76 %). Di samping itu , dari hasil angket terhadap 37 peserta didik di kelas VII A mengatakan bahwa 48 % peserta didik merasa bosan karena hanya menggunakan metode ceramah ketika mengajar, 58 % peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru, 68 % peserta didik mengatakan tidak memahami materi yang telah diajarkan dan 68 % peserta didik mengatakan PKn merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal yang demikian tentunya menjadi satu masalah bagi guru untuk mencari jalan penyelesaiannya. Guru dituntut agar merubah model pembelajaran yang konvensional dengan model pembelajaran yang kooperatif. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru namun melibatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ketuntasan belajar dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan guru, menyebabkan keaktifan peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung sangat rendah. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik yang rendah pula.
Drs. Tijan MSI dalam buku ajar pembelajaran inovatif (bahan ajar PLPG) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama yakni kerjasama antara peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif tersebut adalah model pembelajaran Jigsaw.
Pada materi pembelajaran Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat memuat materi penguasaan konsep yang rumit dan pembahasan yang sangat luas. Oleh karena itu untuk dapat menguasai materi tersebut diperlukan model pembelajaran yang dapat menuntaskan penguasaan materi baik melalui pengajaran oleh guru maupun peserta didik melalui belajar kelompok. Model pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam satu kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) yang terdiri dari beberapa peserta didik yang heterogen.
Setiap peserta didik dalam satu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda antara peserta didik yang satu dengan yang lain, yang nantinya akan menjadi tim ahli pada suatu topik tertentu di kelompok ahli. Setelah berdiskusi di kelompok ahli, peserta didik akan kembali ke kelompok asal untuk melaporkan hasil diskusinya kepada anggota lain di kelompok asal tersebut.. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi, minat dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah yang muncul adalah :
Apakah keaktifan peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak tahun pelajaran 2021/2022 dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi Memahami Dampak Globalisasi dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Jigsaw?
Apakah hasil belajar peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 pada materi memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat dapat ditingkatkan melalui model Pembelajaran Jigsaw?
Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran Jigsaw?
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui adanya peningkatan keaktifan peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak tahun pelajaran 2021/2022 dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat melalui model pembelajaran Jigsaw.
Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak tahun pelajaran 2021/2022 pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat melalui model pembelajaran Jigsaw
Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran Jigsaw
MANFAAT PENELITIAN
Bagi peserta didik , hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bahwa prestasi / hasil belajar dapat ditingkatkan jika peserta didik aktif dalam proses belajar
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberi masukan agar menerapkan model pembelajarn Jigsaw untuk mempelajari materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat karena keaktifan peserta didik dapat terbentuk dan hasil belajar dapat ditingkatkan
Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan untuk terus memotivasi guru dan peserta didik agar aktif, inovatif dan kreatif dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif sehingga hasil belajar dapat terus meningkat,akhirnya dapat mengharumkan nama sekolah baik di tingkat lokal, nasional bahkan internasional
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
HASIL BELAJAR
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas merupakan suatu sistem yang saling berkaitan. Belajar mengajar sebagai suatu proses harus memuat 4 komponen belajar utama yaitu tujuan, bahan / materi pelajaran, metode dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran dan penilaian dalam proses pengajaran. Keempat komponen tersebut harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar yang saling berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi. Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan pengajaran. Isi tujuan pengajaran adalah hasil belajar yang diharapkan. Materi pelajaran merupakan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik yang dapat mendukung tercapainya tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik. Metode dan alat pembelajaran berfungsi sebagai media pengalihan pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Penilaian berfungsi sebagai ukuran tercapai tidaknya tujuan.
Moh. Asikin dkk (2009 : 8) berpendapat guru kiranya bisa memanfaatkan baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif. Di satu pihak, guru perlu mengupayakan supaya setiap peserta didik berusaha agar bisa mengembangkan diri masing-masing secara maksimal, yaitu mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja secara independen (sesuai teori Piaget). Di lain pihak, guru perlu mengupayakan supaya tiap-tiap peserta didik juga aktif berinteraksi dengan peserta didik-peserta didik lain dan orang-orang lain di lingkungan masing-masing (sesuai teori Vygotsky)
Menurut S. Suryabrata (1987 : 146 ) yang dikutip oleh Tim pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989 : 148 – 155), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :
Faktor dari dalam yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang belajar.. Faktor dari dalam meliputi :
Kondisi fisiologis meliputi kesegaran jasmani peserta didik,keadaan gizi anak, mudah mengantuk dan kondisi panca indera seperti penglihatan, pendengaran, keutuhan anggota badan
Kondisi psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi, kemampuan kognitif.
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi :
Faktor lingkungan baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial
Faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan yang meliputi kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru/ tenaga pengajar.
Dari semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satu faktor yang ada adalah guru. Kualitas guru, kemampuan, kedisiplinan dan cara guru mengajar yang baik akan memungkinkan para peserta didik dapat belajar dan memperoleh nilai yang baik. Dalam proses belajar mengajar guru merupakan komponen penting terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Tugas guru adalah menyediakan, mengatur lingkungan belajar peserta didik dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik agar peserta didik lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Menurut Robert MW travers (1977 : 28) yang dikutip oleh tim pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989 : 28 -30) dikatakan belajar mencakup perubahan dalam tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil penggarapan kondisi-kondisi dalam lingkungan. Dan sebagai hasil belajar, tingkah laku baru itu merupakan hasil pemodifikasian tingkah laku lama, sehingga tingkah laku lama itu berubah menjadi tingkah laku yang lebih baik untuk tingkah laku keseluruhan yang telah dimiliki sekarang. Dan perubahan tingkah laku itu menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik.
Namun demikian tidak semua perubahan perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku dapat disebut sebagai hasil belajar. Untuk dapat disebut sebagai hasil belajar, maka perolehan sesuatu yang baru itu harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
Berupa pencapaian suatu tujuan belajar
Merupakan buah dari proses kegiatan yang disadari
Sebagai hasil latihan / uji coba yang disengaja
Tidak tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu
Sebagai tindak tanduk yang berfungsi positif bagi pengembangan tindak tanduk lainnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(1995) pengertian hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha. Sedangkan pengertian belajar (1995 ) adalah berusaha memperoleh kepandaian / ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Dengan demikian pengertian hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh melalui sebuah usaha dan latihan untuk memperoleh kepandaian / ilmu. Dan hasil belajar tersebut berupa perubahan tingkah laku. Dalam hal ini hasil belajar peserta didik dilihat dari hasil perolehan nilai dalam bentuk angka baik nilai formatif maupun nilai ulangan blok / harian.
Model Pembelajaran Jigsaw.
Model pembelajaran Jigsaw dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stepen, Sikes dan Snapp pada tahun 1978. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
Peserta didik dikelompokkan kedalam 4 anggota Tim
Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang berbeda
Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang ditugaskan
Anggota dari Tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kelompok kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan setiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Tiap Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Guru memberi evaluasi
Penutup, Menurut Sularyo (2003 : 17 ) yang dikutip oleh Khoirul Anwar (2005) mengatakan bahwa kelebihan pembelajaran kelompok model Jigsaw adalah adanya kelompok ahli yang memberikan pembelajaran kepada anggota dalam kelompoknya. Model pembelajaran Jigsaw memberikan satu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh peserta didik secara individu dengan kemampuannya dan selanjutnya akan dibahas dan dipertahankan di kelompok ahli untuk mendapatkan satu titik pembahasan yang sama. Sehingga dalam model pembelajaran Jigsaw ini memberikan satu pengalaman belajar pada peserta didik untuk belajar mandiri dan sekaligus belajar berinteraksi dengan teman yang lain.
Langkah –langkah model pembelajaran Jigsaw dalam penelitian ini adalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan dicapai peserta didik.
Pembentukan kelompok dengan anggota 4 -5 orang secara acak
Guru membagi satu set tugas kepada setiap kelompok. Setaip anggota kelompok mempunyai tugas menyelesaikan tugas yang berbeda dengan anggota yang lain.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah menyelesaikan tugas yang sama bertemu dengan anggota lain yang mempunyai tugas yang sama di kelompok baru (Tim ahli ) untuk mendiskusikan tugas tersebut.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang tugas yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Guru meminta kelompok ahli untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Penentuan perwakilan kelompok ahli yang mempresentasikan hasil diskusinya dilakukan secara undian.
Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi
Diskusi diakhiri dengan yel-yel VII A bersama-sama
Tes individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) .
Tes ini dikerjakan peserta didik secara individu dan tidak boleh bekerjasama dengan peserta didik lain. Hasil tes digunakan untuk menentukan perkembangan prestasi individu. Tes yang digunakan bentuknya isian singkat sesuai dengan materi yang didiskusikan. Selain tes formatif, diadakan pula tes setelah beberapa pertemuan ( ulangan harian/ blok ). Ulangan harian ini direncanakan akan dilaksanakan 2 kali.
Selain tes formatif dan Ulangan harian diadakan pula pengamatan dan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan peranan peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun hal-hal yang diamati dan dinilai selama proses pembelajaran tersebut adalah :
Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok asal
Kemampuan bekerja sama dalam kelompok ahli antusias peserta didik dalam mendengarkan penjelasan teman
Kemampuan menghormati pendapat teman
Kemampuan menyelesaikan tugas.
Kerangka Berpikir.
Materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang demikian luas dan dianggap peserta didik merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami, membuat guru harus mampu berinovasi dalam proses pembelajaran agar materi dapat diserap dan dipahami peserta didik. peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran, antusias dan mempunyai gairah yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran dapat tercipta dalam model pembelajaran yang kooperatif .
Dalam penelitian ini diharapkan pembelajaran dengan model Jigsaw dapat memberikan pengetahuan pada peserta didik bahwa pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap tugasnya secara baik dan dapat mengkomunikasikan pengetahuannya kepada peserta didik yang lain. Sehingga dalam model pembelajaran Jigsaw ini ada tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab sosial yang tercipta dalam satu tugas proses pembelajaran. Dan dengan model pembelajaran Jigsaw ini diharapkan pula hasil belajar peserta didik dapat meningkat secara signifikan.
Hipotesis Tindakan.
Terjadi peningkatan aktivitas peserta didik SMP Negeri 4 Cikakak kelas VII A semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw’
Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik SMP Negeri 4 Cikakak kelas VII A semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat setelah dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
Adanya respon positif dari peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat .
BAB III
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Lokasi penelitian di kelas VII A SMP Negeri 4 Cikakak . Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas dimulai sejak tanggal 15 Januari 2022 sampai dengan 17 Februari 2022 . Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas ini mengingat hasil belajar peserta didik selalu rendah dan jauh dari memuaskan.
Subjek Penelitian.
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII A SMP Negeri 4 Cikakak semester 2 tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah peserta didik 23 , pada mata pelajaran PPKn dengan materi Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Sumber Data.
Hasil belajar peserta didik pada tes formatif maupun ulangan harian/ blok.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru lain sebagai kolaborator yaitu Ibu Imas Siti Permasih, S.Pd, MM selaku sesama guru PKn.
Hasil angket peserta didik.
Teknik dan Alat Pengumpul Data.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan menggunakan beberapa metode antara lain :
Metode Observasi/ pengamatan
Metode Tes
Metode Angket
Metode Dokumentasi.
Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah :
Tes hasil belajar
Lembar pengamatan / observasi terhadap aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung
Lembar angket peserta didik
Teknik Pembahasan dan Analisis Data.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam analisis data yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan angket. Sedang analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari tes formatif maupun tes / ulangan harian / blok. Adapun rincian pembahasanya adalah sebagai berikut :
Tes hasil belajar dianalisis menggunakan rata-rata.
Lembar observasi / pengamatan
Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung akan diamati dan di nilai. Adapun hal-hal yang akan diamati dan dinilai adalah :
1. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok asal
2. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok ahli
3. Antusias peserta didik dalam mendengarkan penjelasan teman
4. Kemampuan menghormati pendapat teman.
5. Kemampuan menyelesaikan tugas.
Skor pengamatan di isi dengan menggunakan skala Likert rentang 1 – 5 dan dianalisis menggunakan prosentase dengan rincian sebagai berikut :
Skor 1 : menunjukkan peserta didik sangat pasif
Skor 2 : menunjukkan peserta didik pasif
Skor 3 : menunjukkan peserta didik cukup aktif
Skor 4 : menunjukkan peserta didik aktif
Skor 5 : menunjukkan peserta didik sangat aktif.
Angket peserta didik
Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran Jigsaw, digunakan analisis prosentase (%) yaitu banyaknya setiap respon dibagi dengan seluruh responden di kali 100 %.
Prosedur Penelitian.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi ( reflecting)
Siklus I
Perencanaan tindakan.
Langkah yang dilakukan meliputi :
Membuat skenario pembelajaran termasuk soal tes formatif.
Menyiapkan pembentukan kelompok diskusi secara acak dengan cara berhitung.
Menyiapkan soal untuk didiskusikan masing-masing kelompok.
d. Menyiapkan lembar kegiatan peserta didik untuk bahan /materi pembelajaran
Membuat lembar observasi untuk mengamati dan menilai keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
Pelaksanaan.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, mengacu pada skenario pembelajaran yang telah di buat. Pada siklus I ini membahas materi dengan sub pokok Menjelaskan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia.
Pengamatan.
Tahap observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Observer mengamati dan mencatat setiap perilaku peserta didik yang menunjukkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan aspek penilaian yang tertera dalam lembar observasi.
Refeksi.
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang muncul didiskusikan untuk mencari alternatif pemecahannya, yang selanjutnya dirumuskan untuk dilaksanakan dalam siklus berikutnya.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Perbedaanya adalah siklus II merupakan tindak lanjut dari refleksi siklus I, sehingga diharapkan siklus II ini hasilnya lebih baik dari pada siklus I. Perbedaan selanjutnya adalah ketika pelaksanaan materi pembahasannya berbeda . Pada siklus II ini materi yang akan dibahas adalah Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Indikator Kinerja.
Keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar dikatakan meningkat apabila minimal mencapai 75 %
Hasil belajar dikatakan meningkat apabila rata-rata hasil belajar peserta didik minimal mencapai 75 (KKM 75) dengan ketuntasan klasikal minimal 85 % dengan jumlah peserta didik yang mempunyai nilai diatas 75 minimal 29 peserta didik
Respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran dikatakan positif apabila rata- rata minimal 80 % peserta didik memberikan respon yang baik (menjawab “ya”).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan siklus I
1. Hasil penelitian siklus I
a. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik
Tabel 1. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik.
NO
Aspek yang di amati
Siklus I
Pert 1
Pert 2
Rata-rata
%
1
Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok asal
99
113
106
62,35 %
2
Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok ahli
99
101
100
58,82 %
3
Antusias peserta didik dalam mendengarkan penjelasan teman
96
113
104,5
61,47 %
4
Kemampuan menghormati pendapat teman
92
115
103,5
60,88 %
5
Kemampuan menyelesaikan tugas
128
121
124,5
73,23 %
Jumlah
514
563
538,5
63,35 %
Skor maksimal
850
850
850
Rata-rata
60,47
66,24
63,35
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan pada pertemuan 1 aktifitas peserta didik sebesar rata-rata 60,47 sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas peserta didik rata-rata 66,24 dengan rata-rata siklus I sebesar 63,35 % peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan yang tidak aktif sebesar 36,65 %.
b. Hasil belajar
Tes formatif.
Pada siklus I , pertemuan 1 peserta didik yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 17 peserta didik ( 76 % ) dan yang belum tuntas sebanyak 6 peserta didik (24 %) dengan rata-rata 73,53, sedangkan pada pertemuan 2 peserta didik yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 19 peserta didik ( 82 % ) dan yang belum tuntas sebanyak 4 peserta didik ( 18 %) dengan rata-rata 73,68. Pada siklus I ini rata-rata tes formatif mencapai angka 73,60.
Ulangan Harian / ulangan Blok
Pada siklus I ini peserta didik yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 20 peserta didik (85 %) dan yang belum tuntas belajar sebanyak 3 peserta didik (15 %) dengan rata-rata 81,84.
Hasil Angket peserta didik.
Hasil angket pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil angket peserta didik
NO
PERTANYAAN
Jawaban (%)
YA
TIDAK
1
Apakah anda suka belajar PPKn ?
79,41 %
20,59 %
2
Apakah anda tidak senang jika guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran?
85,29 %
14,71 %
3
Apakah anda senang terhadap model pembelajaran Jigsaw yang dilaksanakan guru dalam menyampaikan pelajaran?
85,29 %
14,71 %
4
Apakah anda mulai mengenal model pembelajaran Jigsaw ini?
70,59 %
29,41 %
5
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini, dapat membantu anda memahami konsep kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia?
82,35 %
27,65 %
6
Apakah anda dapat mengikuti model pembelajaran Jigsaw ini?
79,41 %
20,59 %
7
Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu memotivasi belajar anda?
82,35 %
27,65 %
8
Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat melatih anda untuk berkomunikasi dengan baik terhadap teman anda?
85,29 %
14,71 %
9
Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu anda untuk menaikkan nilai UH/ UB anda?
76,47 %
23,53 %
10
Apakah anda tertarik untuk terus menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini?
82,35 %
27,65 %
Rata-rata
80,88 %
19,12 %
Berdasarkan pada tabel 2 diatas diketahui bahwa 80,88 % peserta didik menjawab “ya”( menunjukkan menunjukkan sikap positif) terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat sedangkan 19,12 % peserta didik menjawab “tidak” (menunjukkan sikap negatif) terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi pelajaran.
2. Pembahasan Siklus I
Hasil Observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik.
Pada siklus I ini menunjukkan hasil 63,35 % peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan peserta didik yang tidak aktif sebesar 36,65 %. Namun jika dilihat dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami kenaikan / peningkatan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sebesar 5,77 (9,54 %).
Dari 5 (lima) aspek yang diamati terdapat 4 aspek yang menonjol sebagai penyebab kurangnya aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar, yaitu
Peserta didik kurang mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok asal.
Hal ini terjadi disebabkan peserta didik masih kebingungan dengan materi yang akan dibahas dan kurang mempersiapkan diri untuk berdiskusi. Langkah yang ditempuh guru adalah guru memberitahukan kan kepada peserta didik materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya kemudian peserta didik disuruh membaca materi tersebut terlebih dahulu agar ketika diskusi dimulai, peserta didik sudah mempunyai gambaran yang akan dikerjakan dan siap melaksanakan diskusi.
Peserta didik kurang mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok ahli.
Hal ini terjadi karena peserta didik merasa sudah benar dalam mengerjakan tugasnya di kelompok asal, dan ketika bertemu di kelompok ahli mereka tidak mampu mengkomunikasikan hasilnya kepada teman lain di kelompok ahli tersebut. Dan ketika mereka bertemu bukanya membahas materi malah banyak peserta didik yang asyik sendiri berbicara dan guyon. Langkah yang ditempuh guru adalah :
Memberikan bonus nilai kepada kelompok ahli yang sungguh-sungguh berdiskusi membahas materi
Mengurangi nilai kepada peserta didik yang tidak ikut membahas materi dan hanya guyon sendiri
Mengajak dan mengarahkan peserta didik agar berani mengemukakan hasil kerjanya kepada teman lain
peserta didik kurang antusias mendengarkan penjelasan teman
Hal ini terjadi karena teman yang memberi penjelasan dengan suara yang lemah lembut dan kurang lantang, sehingga tidak menarik perhatian teman lain dalam kelompok diskusi asal. Apalagi yang menerangkan adalah teman sendiri yang kemampuannya sama sehingga kurang didengarkan oleh teman lain. Langkah yang ditempuh guru adalah :
Menekankan pada peserta didik untuk mendengarkan penjelasan dari teman karena akan ada tes formatif setelah pembahasan materi selesai
Menanamkan sikap moral yang baik untuk selalu dapat mendengarkan orang lain yang sedang berbicara
Memberikan bonus nilai kepada peserta didik yang susngguh- sungguh memperhatikan penjelasan teman lain.
Peserta didik kurang mampu menghormati pendapat teman.
Hal ini terjadi disebabkan peserta didik ngotot dengan kebenaran hasil pekerjaannya sendiri yang belum tentu kebenaranya, dan peserta didik tidak mau tahu dengan hasil pekerjaan teman lain yang sama tugasnya dengan dirinya. Langkah yang ditempuh guru adalah
Menyampaikan pada peserta didik bahwa sumber buku acuannya adalah sama, maka kebenaran pekerjaan disesuaikan dengan sumber buku acuan yang ada, sehingga dicapai titik temu kebenaran yang sama.
Dalam menyelesaikan masalah tidak usah dengan cara ngotot ngototan tetapi diselesaikan dengan cara yang baik dan halus.
Hasil belajar
1). Tes Formatif.
Dilihat dari rata-rata yang dicapai dalam tes formatif ini telah memenuhi indikator kerja yang telah ditetapkan yaitu sebesar lebih dari 68 karena mencapai rata-rata 73,6. Namun jika dilihat dari ketuntasan minimal klasikal belumlah memenuhi kriteria yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (20 peserta didik tuntas belajar), karena baru mencapai 76 % (17 peserta didik tuntas belajar). Meskipun demikian jika dilihat dari tes formatif 1 ke tes formatif 2 mengalami kenaikan / peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 2 peserta didik (7,69 %) .
Faktor penyebab peserta didik belum dapat mencapai ketuntasan belajar klasikal adalah peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran Jigsaw yang dituntut kemandirian dalam belajar dan menyelesaikan tugas sekaligus mengkomunikasikan hasilnya kepada teman lain. Disamping itu dalam tes formatif ini peserta didik dituntut cepat
Menyelesaikan tes dengan cara guru mendikte soal untuk kemudian peserta didik langsung menjawab, akibatnya peserta didik kurang konsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berikutnya, guru perlu menyiapkan soal untuk dibagikan kepada peserta didik ketika tes formatif berlangsung yaitu 1 lembar untuk 1 peserta didik.
2). Ulangan Harian / Ulangan Blok.
Pada siklus I ini ketuntasan minimal klasikal yang dicapai sudah mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (20 peserta didik tuntas belajar ) dengan nilai rata-rata 78,16. Namun demikian penelitian ini akan terus dilanjutkan pada siklus yang ke dua untuk mengetahui seberapa besar peningkatan belajar peserta didik.
Pada siklus I ini setelah guru menggunakan model pembelajaran Jigsaw menunjukkan rata-rata 80,88 % peserta didik menyatakan menjawab “ya” dan 19,12 % peserta didik menyatakan menjawab “tidak” Ini berarti indikator kerja yang diinginkan tercapai dan peserta didik menyatakan respon yang positif terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw. Dan dari 10 item yang ditanyakan menunjukkan adanya 6 hal yang menonjol :
1). Sebesar 85,29 % peserta didik menyatakan tidak senang jika guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini disebabkan metode ceramah cenderung satu arah, tidak mendorong peserta didik untuk aktif dan kreatif serta membosankan.
2). Sebesar 85,29 % peserta didik menyatakan senang dengan model pembelajaran Jigsaw. Hal ini disebabkan peserta didik bebas berekspresi dan menuangkan ide kreatifnya dalam menyelesaikan tugas.
3). 82,35 % peserta didik menyatakan model pembelajaran Jigsaw dapat membantu memahami konsep materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia . Hal ini mengingat begitu luasnya materi ini sehingga dibutuhkan kemandirian, keaktifan dan kerjasama peserta didik dalam belajar
4). Sebesar 82,35 % peserta didik menyatakan model pembelajaran Jigsaw dapat membantu memotivasi belajar peserta didik. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw nyata-nyata dapat menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar yang selama ini hanya menggunakan metode ceramah saja.
5) Sebesar 85,29 % peserta didik menyatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat membantu melatih untuk berkomunikasi dengan baik terhadap temannya. Hal ini terjadi karena dalam model pembelajaran Jigsaw ini memang peserta didik dilatih untuk belajar mandiri sekaligus belajar bekerjasama dengan teman lain yang pada akhirnya peserta didik dituntut untuk juga dapat berkomunikasi dengan baik dengan teman baik di kelompok asal maupun kelompok ahli.
6). Sebesar 82,35 % peserta didik menyatakan tertarik untuk menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini disebabkan peserta didik sudah dapat merasakan manfaatnya dalam proses pembelajaran yaitu belajar mandiri , bekerjasama dan saling menghormati.
B. Hasil dan Pembahasan Siklus 2
1. Hasil Penelitian Siklus II.
a. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik Setelah diadakan berbagai perbaikan dari hasil observasi pada siklus I, maka diperoleh data hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik seperti terdapat dalam tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik .
NO
Aspek yang di amati
Siklus II
Pert 1
Pert 2
Rata-rata
%
1
Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok asal
120
143
131.5
77,35 %
2
Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok ahli
120
143
131,5
77,35 %
3
Antusias peserta didik dalam mendengarkan penjelasan teman
130
130
130
76,47 %
4
Kemampuan menghormati pendapat teman
133
130
131,5
77,35 %
5
Kemampuan menyelesaikan tugas
153
158
155,5
91,47 %
Jumlah
656
704
684,5
80,53 %
Skor maksimal
850
850
850
Rata-rata
77,18
82,82
80,53
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan 1 aktivitas peserta didik sebesar 77,18 sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas peserta didik sebesar 82,82 dengan rata-rata pada siklus II sebesar 80,53 % peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 19,47 % peserta didik kurang aktif.
b. Hasil belajar
1). Tes formatif.
Pada siklus II , pertemuan 1 peserta didik yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 20 peserta didik ( 85 % ) dan yang belum tuntas sebanyak 3 peserta didik (15 %) dengan rata-rata 72,79, sedangkan pada pertemuan 2 peserta didik yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 21 peserta didik ( 91 % ) dan yang belum tuntas sebanyak 2 peserta didik ( 9 %) dengan rata-rata 75. Pada siklus II ini rata-rata tes formatif mencapai angka 73,9.
2). Ulangan Harian / ulangan Blok
Pada siklus II ini peserta didik yang telah tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 20 peserta didik (88 %) dan yang belum tuntas belajar sebanyak 3 peserta didik (12 %) dengan rata-rata 78,66.
c. Hasil Angket peserta didik.
Hasil angket pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil angket peserta didik
NO
PERTANYAAN
Jawaban (%)
YA
TIDAK
1
Apakah anda suka belajar PKN?
85,29 %
14,71 %
2
Apakah anda tidak senang jika guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran?
85,29 %
14,71 %
3
Apakah anda senang terhadap model
pembelajaran Jigsaw yang dilaksanakan guru dalam menyampaikan pelajaran?
97,06 %
2,94 %
4
Apakah anda mulai mengenal model pembelajaran Jigsaw ini?
79,41 %
20,59 %
5
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini, dapat membantu anda memahami konsep kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia?
91,18 %
8,82 %
6
Apakah anda dapat mengikuti model pembelajaran Jigsaw ini?
82,35 %
17,65 %
7
Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu memotivasi belajar anda?
97,06 %
2,94 %
8
Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat melatih anda untuk berkomunikasi dengan baik terhadap teman anda?
91,18 %
8,82 %
9
Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu anda untuk menaikkan nilai UH/ UB anda?
85,29 %
14,71 %
10
Apakah anda tertarik untuk terus menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini?
88,24 %
11,76 %
Rata-rata
88,23 %
11,77 %
Berdasarkan pada tabel 4 di atas diketahui bahwa 88,23 % peserta didik menjawab “ya”( menyatakan sikap positif) dan 11,77 % peserta didik menjawab “tidak” (menyatakan sikap negatif) terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat .
2. Pembahasan Siklus II.
a. Hasil Observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik.
Pada siklus II pertemuan 1 peserta didik yang aktif sebesar rata—rata 77,18 dan yang tidak aktif sebesar 22,82 sedangkan pada pertemuan 2 peserta didik yang aktif sebesar rata-rata 82,82 dan yang tidak aktif sebesar 17,18 dengan rata-rata 80,53 % peserta didik aktif dan yang tidak aktif sebesar 19,47 %. Jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I pertemuan 1 dengan rata-rata keaktifan peserta didik sebesar 60,47 maka terjadi kenaikan sebesar 16,71 (27,63 %) dan pada pertemuan 2 siklus I keaktifan peserta didik mencapai 66,24 maka terjadi kenaikan sebesar 16,58 (25,03 %). Apabila dibandingkan dengan rata-rata hasil pada siklus I yang mencapai 63,35 maka pada siklus II ini rata-ratanya juga mengalami kenaikan sebesar 17,18 ( 27,11 %). Melihat hasil yang demikian, maka telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 75 % peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, karena rata-ratanya mencapai 80,53 % . Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Hasil belajar
1). Tes Formatif.
Pada siklus II, tes formatif 1 peserta didik yang tuntas (nilai minimal 65) berjumlah 20 peserta didik (85 %) dengan rata-rata 72,79, sedangkan pada tes formatif 3 peserta didik yang tuntas (nilai minimal 65) berjumlah 21 (91 %) dengan rata-rata 75. Dilihat dari rata-rata yang dicapai dalam tes formatif ini telah memenuhi indikator kerja yang telah ditetapkan yaitu sebesar lebih dari 68 karena mencapai rata-rata 73,9 dan jika dilihat dari ketuntasan belajar minimal juga telah memenuhi indikator yang diharapkan sebesar 85 % (minimal 20 peserta didik tuntas belajar) karena mencapai 91 % (21 peserta didik tuntas belajar). Apabila dibandingkan dengan siklus I, terjadi kenaikan ketuntasan belajar peserta didik terhadap konsep Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat s sebesar 10,71 %. Sedangkan jika dilihat dari tes formatif 1 ke tes formatif 2, pada siklus II ini juga mengalami kenaikan / peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 2 peserta didik (6,90 %) dan jika dilihat dari rata-ratanya juga mengalami kenaikan sebesar 0,3 ( 0,41 %) . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat .
2). Ulangan Harian / Ulangan Blok.
Pada siklus II ini ketuntasan minimal klasikal yang dicapai sudah mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (20 peserta didik tuntas belajar) karena mencapai 88 % (20 peserta didik tuntas belajar ) dengan nilai rata-rata 78,66. Apabila dibandingkan dengan siklus I, terjadi kenaikan ketuntasan belajar sebesar 3,45 %.dan kenaikan rata-rata hasil belajar sebesar 0,64 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Hasil angket peserta didik
Pada siklus II,diperoleh hasil 88,23 % peserta didik menjawab “ya”( menyatakan sikap positif) dan 11,77 % peserta didik menjawab “tidak” (menyatakan sikap negatif) terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat .
Apabila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dengan perolehan 80,88 % menjawab “ya” dan 19,12 % menjawab “tidak” terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw maka terjadi kenaikan respon positif peserta didik sebesar 7,35 (9,09 %) dan penurunan respon negatif sebesar 7,35 (38,44 %). Sehingga berdasarkan pada hasil siklus II ini dapat disimpulkan bahwa peserta didik memberikan respon positif terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran karena telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat pada peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak tahun pelajaran 2021/2022 sebesar 80,53 %.Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat dapat meningkatkan hasil belajar pada peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak tahun pelajaran 2021/2022 dengan rata-rata tes formatif sebesar 73,9 dan ketuntasan klasikal 91 % sedangkan pada ulangan harian /blok rata-rata sebesar 78,66 dengan ketuntasan klasikal 88 %
Respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat belajar pada peserta didik kelas VII A semester 2 SMP Negeri 4 Cikakak tahun pelajaran 2021/2022 adalah positif sebesar 88,23 %
B. SARAN.
Guru PPKn diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Pemerintahan di Indonesia karena dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta didik.
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mata pelajaran yang lain.
Guru PPKn maupun guru yang lain dapat menggunakan model pembelajaran Jigsaw sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kebosanan peserta didik dalam proses pembelajaran yang selama ini hanya menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada keinginan dari peserta didik untuk terus menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan hal ini dapat dimanfaatkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar dapat menaikan hasil belajar keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khoirul. Asikin, Moh. Pudjiadi. 2009. Cara Cepat Dan Cerdas Menguasai PTK Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka
Panitia sertifikasi guru rayon XII UNNES. 2008. Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008 Pkn SMP/MTS. Semarang : UNES.
TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Perkembangan. Semarang : IKIP Semarang Press.
Lampiran-lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah Pendidikan : SMP Negeri 4 Cikakak
Kelas / Semester : VII / 2
Mata Pelajaran : PPKn
Materi Pokok : Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Sub Materi : Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (120 Menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.4 Memahami keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.4 Melaksanakan tanggung jawab terkait keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.4.1 Mendeskripsikan keberagaman masyarakat Indonesia.
3.4.2 Menganalisis faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
3.4.3 Mendeskripsikan keberagaman suku dalam masyarakat Indonesia.
3.4.4 Mendeskripsikan keberagaman ras dalam masyarakat Indonesia.
3.4.5 Menganalisis keberadaan antar golongan dalam masyarakat Indonesia.
3.4.6 Mendeskripsikan makna Bhinneka Tunggal Ika.
3.4.7 Menunjukkan arti penting keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.4.1 Menyusun laporan hasil telaah keberagaman suku, agama, ras, dan antar- golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.4.2 Menyajikan laporan hasil telaah keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan metode Discovery Learning, dan PBL.serta model pembelajaran.Example Non Example peserta didik dapat memahami keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.serta dapat melaksanakan tanggung jawab terkait keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika..sehingga peserta didik dapat membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur, aktif, responsif, santun, bertanggung jawab, dan kerjasama. Setelah mempelajari materi tentang ’ Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia’, diharapkan peserta didik mampu :
Memahami karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI,
Menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan dalam memahami daerah tempat tinggalnya sebagai bagian yang utuh dan tak terpisahkan dalam kerangka NKRI, dan
Menyajikan karakteristik daerah tempat tinggalnya sebagai bagian utuh dari NKRI.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
a. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial-budaya, ekonomi, dan jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa.
b. Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya
Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di mana-mana. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
c. Keberagaman Agama dan Kepercayaan
d. Keberagaman Ras
D. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media :
Diri Anak
Audio / Visual
Sumber :
Buku Guru dan Buku Siswa Edisi Revisi SMP/MTs Kelas VII, “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan “, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2016
Buku referensi lain yang menunjang
Website terkait
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan manfaat) dengan mempelajari materi :
Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Kegiatan
Literasi
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia dengan cara melihat, mengamati, membaca melalui tayangan yang ditampilkan.
Critical Thinking
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar khususnya pada materi Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
Communication
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia . Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 Menit)
∙ Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
∙ Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
∙ Guru Memberikan penghargaan( misalnya Pujian atau bentuk penghargaan lain yang Relevan kepada kelompok yang kinerjanya Baik.
∙ Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
∙ Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
∙ Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.
G. Penilaian Hasil Pembelajaran
Sikap : Lembar pengamatan, - Pengetahuan : LK peserta didik, - Ketrampilan: Kinerja & observasi diskusi
Mengetahui,
Cikakak, 2022
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Erly Suhendar T, S.Pd, MM
NIP.197004162007011014
Yanita Ferawati Thariq,S.Pd
NIP.198402012019022005
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan observasi. Penilaian dilakukan secara terus menerus selama proses pembelajaran. Format penilaian sikap dapat menggunakan Jurnal Perkembangan sikap.
Jurnal Perkembangan Sikap
Kelas :
Semester :
No
Tanggal
Nama Siswa
Catatan Perilaku
Butir Sikap
1
2
3
4
5
dst
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan pada pertemuan pertama dengan menilai atau mengobservasi pengetahuan yang diperlihatkan oleh peserta didik dalam diskusi.
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan pada pertemuan pertama dengan mengobservasi jawaban dan diskusi yang berkembang dari diskusi dan tanya jawab yang dilakukan oleh guru.
Instrumen Observasi Pengetahuan
Kelas :
Semester :
Pengetahuan yang dinilai : Mengidentifikasi Faktor Penyebab Keragaman Bangsa Indonesia
No.
Nama Peserta Didik
Jawaban Peserta Didik
Menjawab Saja
Mendefinisikan
Mendefinisikan & Sedikit Uraian
Mendefinisikan & Penjelasan Logis
1.
2.
3.
4.
dst
Observasi pengetahuan peserta didik dilakukan dalam bentuk mengamati diskusi dan pemikiran logis yang berkembang dalam diskusi. Penskoran aktivitas diberi skor rentang 1-4, dan nilai maksimal 100. Adapun kriteria skor diantaranya sebagai berikut.
Skor 1 jika jawaban hanya berupaya menjawab saja
Skor 2 jika jawaban berupa mendefinisikan
Skor 3 jika jawaban berupa mendefinisikan dan sedikit uraian
Skor 4 jika jawaban berupa mendefinisikan dan penjelasan logis
Nilai = Skor Perolehan × 25
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran, serta mengapresiasi pada saat menyampaikan hasil telaah tentang penyebab keragaman suku dan budaya bangsa Indonesia. Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini, dengan ketentuan aspek penilaian dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru.
No
Nama Peserta Didik
Kemampuan Bertanya
Kemampuan Menjawab/ Berargumentasi
Memberi Masukan/ Saran
Mengapre-siasi
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
1
Sultan Haykal
2
Aisy Anindya
3
4
5
dst
Keterangan : Diisi dengan tanda ceklis (✔)
Kategori Penilaian : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
Nilai = Skor Perolehan × 50
2
Pedoman Penskoran (Rubrik)
No.
Aspek
Penskoran
1.
Kemampuan Bertanya
Skor 4 apabila selalu bertanya.
Skor 3 apabila sering bertanya.
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya.
2.
Kemampuan Menjawab/ Argumentasi
Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak jelas.
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak jelas.
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak jelas.
3.
Kemampuan Memberi Masukan
Skor 4 apabila selalu memberi masukan.
Skor 3 apabila sering memberi masukan.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan.
4.
Mengapresiasi
Skor 4 apabila selalu memberikan pujian.
Skor 3 apabila sering memberikan pujian.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi pujian.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian.
4.Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi. Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya.
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu memahami Perbedaan tutur berperilaku dan bersikap. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan dengan :
Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas,
Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas,
Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.
Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan remedial bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang melibatkan guru bimbingan konseling dan orang tua
Interaksi Guru dan Orang Tua
Interaksi guru dengan orang tua dapat dilakukan melalui beberapa langkah antara lain sebagai berikut. (1) Guru meminta kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi peserta didik mempersiapkan sosiodrama. (2) Guru meminta peserta didik memperlihatkan hasil pekerjaan yang telah dinilai/ dikomentari guru kepada orang tuanya. Kemudian orang tua mengomentari hasil pekerjaan siswa. Orang tua dapat menuliskan apresiasi kepada anak sebagai bukti perhatian mereka agar anak senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil penilaian yang telah diparaf guru dan orang tua kemudian disimpan dan menjadi portofolio siswa
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Erly Suhendar T, S.Pd, MM
NIP.197004162007011014
Cikakak, 2022
Guru Mata Pelajaran
Yanita Ferawati Thariq, S.Pd
NIP.198402012019022005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah Pendidikan : SMP Negeri 4 Cikakak
Kelas / Semester : VII / 2
Mata Pelajaran : PPKn
Materi Pokok : Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Sub Materi : Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Pertemuan ke- : 3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (120 Menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.4 Memahami keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.4 Melaksanakan tanggung jawab terkait keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.4.1 Mendeskripsikan keberagaman masyarakat Indonesia.
3.4.2 Menganalisis faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
3.4.3 Mendeskripsikan keberagaman suku dalam masyarakat Indonesia.
3.4.4 Mendeskripsikan keberagaman ras dalam masyarakat Indonesia.
3.4.5 Menganalisis keberadaan antar golongan dalam masyarakat Indonesia.
3.4.6 Mendeskripsikan makna Bhinneka Tunggal Ika.
3.4.7 Menunjukkan arti penting keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.4.1 Menyusun laporan hasil telaah keberagaman suku, agama, ras, dan antar- golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4.4.2 Menyajikan laporan hasil telaah keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan metode Discovery Learning, dan PBL.serta model pembelajaran.Example Non Example peserta didik dapat memahami keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.serta dapat melaksanakan tanggung jawab terkait keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika..sehingga peserta didik dapat membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur, aktif, responsif, santun, bertanggung jawab, dan kerjasama. Setelah mempelajari materi tentang ’ Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika’, diharapkan peserta didik mampu :
Memahami karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan dalam memahami daerah tempat tinggalnya sebagai bagian yang utuh dan tak terpisahkan dalam kerangka NKRI, dan
Menyajikan karakteristik daerah tempat tinggalnya sebagai bagian utuh dari NKRI
D. MATERI PEMBELAJARAN
Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Dampak positif memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif mengakibatkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara. Keberagaman suku bangsa, budaya, ras, agama, dan antargolongan menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Kita tidak hanya memiliki keindahan alam, tetapi juga keindahan dalam keberagaman masyarakat Indonesia.
E. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media :
Diri Anak
Audio / Visual
Sumber :
Buku Guru dan Buku Siswa Edisi Revisi SMP/MTs Kelas VII, “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan “, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2016
Buku referensi lain yang menunjang
Website terkait
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan manfaat) dengan mempelajari materi :
Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Kegiatan
Literasi
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan cara melihat, mengamati, membaca melalui tayangan yang ditampilkan.
Critical Thinking
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar khususnya pada materi Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Communication
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika . Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
Guru Memberikan penghargaan( misalnya Pujian atau bentuk penghargaan lain yang Relevan kepada kelompok yang kinerjanya Baik.
Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.
G. Penilaian Hasil Pembelajaran
Sikap : Lembar pengamatan, - Pengetahuan : LK peserta didik, - Keterampilan: Kinerja & observasi diskusi
Kepala Sekolah
Erly Suhendar T, S.Pd, MM
NIP.197004162007011014
Cikakak, 2022
Guru Mata Pelajaran
Yanita Ferawati Thariq, S.Pd
NIP.198402012019022005
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, atau jurnal. Hasil penilaian akan lebih baik apabila menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Sehingga hasil penilaian lebih objektif, karena setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan. Penilaian ini berlangsung secara terus menerus selama proses pembelajaran. Format penilaian sikap dapat menggunakan format penilaian sikap sebagaimana diuraikan di bagian 1.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan penugasan Aktivitas 4.4 dan Tes Uji Kompetensi dengan soal 4.1.
Kunci Jawaban
Uji Kompetensi 4.1
Penyebab keragaman masyarakat Indonesia.
a. Letak strategis wilayah Indonesia.
b. Kondisi negara kepulauan.
c. Perbedaan kondisi alam.
d. Keadaan transportasi dan komunikasi.
e. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan. (nilai 40)
Tiga suku bangsa di Indonesia berkaitan dengan asal daerah, bahasa yang digunakan dan pakaian adat yang digunakan (disesuaikan dengan lingkungan daerah tempat tinggal sekitarnya). (nilai 30)
Tiga contoh kebudayaan daerah berkaitan dengan lagu daerah, tarian daerah, dan alat musik daerah (disesuaikan dengan lingkungan daerah tempat tinggal sekitarnya. (nilai 30)
Nilai soal 1 + Nilai Soal 2 + Nilai Soal 3 = 100
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan menggunakan teknik portofolio untuk menilai hasil telaah tentang arti penting persatuan dan kesatuan. Contoh instrumen penilaian portofolio dapat menggunakan format penilaian Lembar Penilaian Penyajian dan Laporan Hasil telaah di bagian 1.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Erly Suhendar T, S.Pd, MM
NIP.197004162007011014
Cikakak, 2022
Guru Mata Pelajaran
Yanita Ferawati Thariq, S.Pd
NIP.198402012019022005
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar