Jansje B.J Keseh

(Yans Keseh adalah panggilan) ,Guru di SDN 3 Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Dengan motto "Hidup ini harus jadi berkat"...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepenggal Kisah di TNBBS

Sepenggal Kisah di TNBBS

Berawal dari status seorang teman di sebuah media sosial dengan postingan sebuah selebaran tentang adanya kegiatan Jambore Literasi. Karena rasa ingin tahu dan penasaran tentang kegiatan “Jambore Literasi” yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Pencanangan Lampung Barat sebagai Kabupaten Literasi, aku pun menghubungi panitia lewat telepon yang kontak personnya tertera dalam selebaran tersebut.

“Halo,selamat siang..., perkenalkan saya Bu Ranti.” Kataku sambil memperkenalkan diri. “Selamat siang, Ibu..,ada yang bisa saya bantu..? jawab si penerima telepon.

“Mohon informasinya, tentang kegiatan jambore literasi yang saya baca di sebuah selebaran. Apakah saya bisa ikut dalam kegiatan tersebut..? Kalau bisa, bagaimana caranya..? “tanyaku padanya.

“Ooo..bisa, Bu. Ibu, bisa langsung mendaftar dan mengisi datanya. Seperti nama, Alamat dan komunitasnya.” Jawabnya padaku.

“Wahh, saya tidak termasuk dalam komunitas manapun, jadi gimana nih..? apa nggak boleh ikut ya..? “ tanyaku kembali padanya.

“Boleh kok, Bu. Ibu ikut sebagai peserta umum atau perorangan.

Akhirnya, aku pun mendaftarkan diri. Teringat olehku seorang teman, Bu Ela namanya. Aku menghubunginya dan mengajak dia untuk ikut bersama. Dia pun setuju dan aku daftarkan kepada panitia. Kemudian, aku hubungi seorang kawan lagi yaitu Bu Rosa. Ternyata, Bu Rosa sudah mendaftar terlebih dahulu. Kami pun berjanji untuk memberi informasi dan sepakat untuk berangkat bersama.

Tibalah hari yang kami tunggu-tunggu. Dengan saling berkomunikasi aku dan Bu Ela akhirnya di jemput oleh Bu Rosa dengan diantar oleh suaminya. Kami berkumpul bersama panitia dengan peserta komunitas literasi yang lain untuk berangkat dengan naik bis ke lokasi kegiatan. Rombongan pun berangkat ke lokasi kegiatan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Setiba di sana hari masih sore. Di depan pintu gerbang lokasi kami pun menyempatkan diri untuk berfoto bersama.

“Ayo...sebelum masuk, kita foto bareng dulu yuk..!” kataku pada teman-teman.

“Sayang nih...kamera nganggur..” kataku sambil tertawa.

Eee...Bu Ela pun berkata, “Kita ini kan, Ibu-ibu yang sangat sadar kamera. Ayo...” Kami pun tertawa bersama, kemudian langsung action.

Jalan yang agak menurun kami lalui menuju lokasi perkemahan. Dari kejauhan terlihat tenda-tenda kecil dengan berbagai warna, di sudut yang lain ada sekelompok anak muda dengan peralatan band yang lengkap. (Grup Band ) Kami bertiga langsung menuju sebuah jembatan kecil yang di bawahnya ada sungai dengan suara air mengalir. Kembali kami bertiga memanfaatkan pemandangan yang indah ini untuk foto bersama. Lokasi TNBBS yang memang diperuntukkan sebagai tempat perkemahan masih sangat alami.

Ternyata, di lokasi ini sudah banyak peserta yang datang dari berbagai daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Mereka sudah mendiami tenda-tenda yang didirikan, Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda penggiat literasi yang tergabung dalam berbagai komunitas.

Kembali kami melakukan registrasi dan kami pun mendapat tenda untuk tempat istirahat.

“Apa sih yang ada di Jambore Literasi ini..?”, kami bertiga saling bertanya-tanya satu dengan yang lain sambil beristirahat dalam tenda. Hari menjelang malam saat kami mencoba untuk berbaur dengan peserta yang lain sambil menunggu waktu makan malam. Sesuai rencana kegiatan akan di buka oleh Bapak Bupati dan acara sharing serta diskusi sesuai jadwal dilaksanakan setelah makan malam.

Eeee...saat berbincang-bincang dengan peserta yang lain, aku bertemu seseorang yang low profile, wanita sukses yang mengelola sebuah rumah sakit swasta yang terkenal di kotaku. Ramah dengan senyum khasnya, luwes dan sangat kekinian (Ibu-ibu zaman now) dan beliau dipanggil dengan sebutan “Bunda”. Kami pun terlibat dalam percakapan yang akrab.

Waktu yang dinanti tiba, Bupati beserta rombongan tiba dan semua peserta akhirnya makan malam bersama sambil lesehan. Makan malam terkesan unik disesuaikan dengan situasi alam sekitar karena beralaskan daun pisang sebagai wadahnya. Suasana penuh dengan keakraban karena Bupati bersama para pejabat berbaur dengan peserta, menikmati makan malam di bawah langit terbuka dengan hiasan bintang-bintang dan cahaya bulan.

Tibalah acara dibuka oleh Bupati dengan menyalakan api unggun, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan sharring dengan pembicara orang-orang yang memiliki komitmen yang tinggi dalam membumikan litersai. Dan ternyata salah satu pembicara adalah “Bunda”. Aku pun baru mengetahui kalau Bunda adalah sosok yang pernah meraih berbagai penghargaan dan salah satunya sebagai Putri Buku di tahun 1996 karena kecintaannya dengan membaca sejak kecil. Sangat menginspirasi karena sampai sekarang beliau sangat peduli dengan kegiatan literasi. Hal ini dapat aku rasakan karena beliau selalu memberi motivasi untuk terus berkarya.

Ada lagi anak muda hebat, Sugeng yang membumikan literasi dengan “Motor Pustaka”. Berkomitmen untuk melayani anak-anak untuk membaca dengan motor keliling, bahkan sudah ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari orang nomor satu di negeri ini. Selain motor pustaka, ada juga sosok anak muda yang membumikan literasi dengan “Perahu Baca” melayani anak-anak pulau yang haus dengan bacaan. Seorang pejabat dari provinsi yang sudah terbilang sepuh Bapak Sumaryanto tapi ternyata beliau seorang yang sangat gemar membaca sejak muda. Dan terus membawa buku ke manapun beliau pergi, serta menjadikan buku sebagai pemberian hadiah kepada siapa saja. Luar biasa...hadiri pesta pernikahan pun hadiah yang diberikan adalah buku (menginspirasi banget).

Dan masih ada beberapa orang lagi sebagai pembicara pada diskusi malam ini. Sesi tanya jawab juga sangat menarik. Bahkan ada satu sesi dimana peserta ditantang untuk menyanyikan lagu literasi seheboh mungkin. Kemudian akan dipilih lima orang peserta terheboh yang masing-masing dipilih oleh Bunda,Bapak Dandim, Bupati, Wakil Bupati dan Bapak Sumaryanto selaku anggota DPRD Provinsi. Malam semakin larut...bulan di langit sana tetap setia menemani, dan kami masih sangat bersemangat mengikuti sesi ini. Hal yang tidak terduga olehku, ternyata...aku dipilih oleh Bupati sebagai salah satu peserta terheboh menyanyi lagu litersasi. Kaget...dan gembira, itu yang aku rasakan. Kami berlima yang sudah dipilih dipanggil ke depan dan akhirnya ditantang kembali untuk menyanyi lagi.

“Satu-satu aku ambil buku

Dua-dua, aku buka buku

Tiga-tiga, aku baca buku

Satu...dua...tiga, aku dapat ilmu.”

Aku bersama empat orang peserta lainnya akhirnya mendapat hadiah dari Bunda dan Bapak Sumaryanto berupa buku.

“Oalahhh...Bu Ranti si guru nyanyi...gimana nggak heboh nyanyinya..,hahaha ...” Kata Bu Ela dan Bu Rosa berbarengan. Kami bertiga pun tertawa bersama.

Malam pun semakin larut dan acara diskusi dan sharring ditutup dengan saling bersalam-salaman. Pengalaman berharga untuk aku bisa berada di antara para relawan literasi Provinsi Lampung. Penggiat lieterasi yang terdiri dari anak-anak muda dari berbagai komunitas literasi. Memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi, terpanggil untuk membumikan literasi di negeri tercinta Indonesia ini. Hmm...ada rasa bangga dan syukur dalam hati ini. Sepotong doa untuk mereka,”Ya Tuhan,kiranya Engkau selalu memberikan mereka kesehatan, kekuatan dan memberkati setiap perjuangan yang mereka lakukan untuk membangun bangsa ini dengan literasi. Amin...”

Hampir tengah malam, dan kami bertiga pun berkemas untuk pulang kembali ke rumah karena kami tidak ikut mendaftar untuk menginap di perkemahan. Bu Rosa dan suaminya dengan berbaik hati akan mengantarkan aku dan Bu Ela pulang. Mobil pun bergerak perlahan menembus kegelapan malam dan meninggalkan bumi perkemahan TNBBS.

“Adakah hikmah dari kegiatan yang kita ikuti ini..? tanyaku pada Bu Rosa dan Bu Ela.

“Wow...amazing...” kata Bu Ela.

“Semoga, kita juga bisa menjadi penggiat litersi di sekolah kita masing-masing.” Kata Bu Rosa. “Aminnn...” jawab kami serempak.

Ada senyum bahagia di wajah kami bertiga, walaupun kelopak mata mulai terasa berat karena rasa kantuk mulai menyerang.

“Ahhh...malam ini, aku pasti bisa bobo cantik.” Batinku dalam hati.

“Selamat tinggal TNBBS...”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren... Sangat dan salam literasi......

09 May
Balas

Terima kasih...dan salam kenal...

10 May

*semangat

09 May
Balas

Pastiii.....

10 May

Mantab Ibu Jansje, lanjutkan

12 Sep
Balas

Mksh, Pak Haji.Semoga bisa seperti bapak yg eksis terus dlm menulis.

25 Oct
Balas



search

New Post