Saat diumumkan akan munculnya akun gurusiana versi baru, saya merasa kurang “ngeh”. Pada hal justru diumumkan langsung oleh CEO Gurusiana pada saat Temu Nasional Guru Penulis di Kemdikbud beberapa hari lalu.

Saya mbatin “apa hebatnya sih? Toh juga merupakan media menulis bagi rekan-rekan yang sedang belajar atau yang memang maniak menulis”

Namun, detik-detik itupun berlalu. Berbarengan dengan diberinya kesempatan oleh Allah taala kepada tubuh ini untuk istirahat di rumah sakit, CEO gurusiana pun tetap memonopoli setiap akun maupun group. Kalimat sang provokator ini, terus mengusik ketidaktentraman batinku.

Akhirnya, iseng ku coba buka link https://premium.gurusiana.com yang ada di setiap pojok. Dengan iseng juga, ku pencet Upgrade akun sekarang.

Eh.. ternyata langsung dibalas ke email yang isinya setengah maksa. Namun, keisenganku tetap tergerogoti.

Ku kirim biaya yang tidak seberapa. Terus ku upload bukti transferannya.

Ajaib. Karena isengku ku kumat lagi hingga level tinggi, membawa jemari ini mencet tuts yang berisi karakter gurusiana. Kebetulan pada jelajah web Iosku ada fitur sering dikunjungi. Dan yang sering dikunjungi itu, ya ada itu, itu tu yang namanya gurusiana. Maka langsung saja ku pencet.

Wawww... luar biasa. Muncul tulisan Terimakasih Telah Menggunakan Gurusiana Premium

Iseng lagi. Ku telusuri setiap sudut fiturnya. Ku cari sesuatu yang dulunya sangat tak ku sukai. Capek juga menscrool. Tak ku temui satupun. Pada hal biasanya, sebelum ini, iklan-iklan itu berseliweran tanpa batas ruang dan waktu.

Iseng berikutnya, ku coba buka profil akunku. Beda sangat dengan sebelumnya.

Anda penasaran dengan perbedaan itu? Silakan berpindah ke gurusiana premium.