Sholat 5

Mengubah karakter itu seperti membalik gunung, seperti mengentikan kapal atau kereta api yang sedang melaju. Begitulah aku dan lingkunganku. Saat sekolah bersepakat untuk melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah, sambutan warga sekolah dingin saja. Pada hari H, sholat Dzuhur berjamaah berjalan dengan semangat. Semua orang yang melihat senang termasuk anak-anak sekolah itu.

Kejanggalan yang terjadi selanjutnya adalah kotornya musholla tempat pelaksanaan sholat setelah berjalannya sholat berjamaah. Petugas yang mendapat jatah menjaga kebersihan tempat sholat kewalahan karena seberapa kali pun lantai dibersihkan, sebanyak itu pula lantai musholla menjadi kotor.

Saya memutuskan untuk mengamati tingak laku para jamaah sesaat menjelang pelaksanaan sholat Dzuhur. Penyebab cepat kotornya lantai musholla adalah banyaknya jamaah yang datang ke musholla tanpa alas kaki. Ada juga yang kemudian memakai alas kaki jamaah laon untuk berwudhu sehingga mau tidak mau lantai tempat berwudhu juga menjadi kotor karena kaki dan sandal yang kotor dibawa masuk ke tempat wudhu.

Kekonyolan lain adalah, kebiasaan dengan seenaknya menuju ruang musholla dengan menginjak-injak alas kaki jamaah lain yang telah lebih dahulu masuk ke dalam musholla. Tentu ini menyebabkan alas kaki yang ada jadi jungkir balik dan semakin menyebabkan musholla semakin kotor.

Mencoba saran atau hukuman bagi siswa yang tidak membawa alas kaki saat sholat Dzuhur tidak banyak membantu. Hanya satu dua orang guru saja yang mau melibatkan diri berletih-letih mengingatkan siswa. Sebagian yang lain lebih memilih untuk ngobrol yang tak pernah kehabisan bahan.

Di hari-hari terakhir, semakin banyak guru yang tidak mengikuti sholat dzuhur berjamaah.

Solusi: biarlah berjalan apa adanya. Mengalah. Capek.