YAROH MUSTAIN

Yaroh Mustain, itulah pemberian nama dari orang tua saya. Saya lahir 19 maret 1979 di kota ukir Jepara, Jawa Tengah. Tahun 1992 saya menamatkan pendidikan dasar...

Selengkapnya
Navigasi Web
BALASAN PERBUATAN DAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI

BALASAN PERBUATAN DAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Selama ini seolah-olah ada pembatas antara sains dan nilai-nilai religi. Kita kadang sulit menghubungkan antara konsep-konsep dalam sains atau hukum-hukum fisika dengan nilai-nilai religi yang terkandung di dalam kitab suci. Padahal ini sangat penting agar ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat menjadi ‘wasilah’ dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Apalagi bagi seorang guru ini sudah menjadi tuntutan atas perubahan Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016. Kali saya akan membahas Hukum Kekekalan Energi.

“Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain”. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar kita sudah diperkenalkan dengan kalimat tersebut. Kalimat tersebut merupakan pernyataan dari Hukum I Termodinamika yang sering dikenal dengan hukum kekekalan energi. Bila kita cermati dan renungkan sebetulnya pernyataan hukum I termodinamika tersebut merupakan pengakuan manusia sebagai makhluk yang lemah yang hidupnya selalu bergantung kepada Tuhan. Sebab keberlangsungan kehidupan ini bergantung pada energi yang tidak bisa diciptakan oleh manusia dengan teknologi apapun. Manusia hanya mampu menciptakan alat yang hanya merubah bentuk energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Secara dimensi energi dan usaha memiliki dimensi yang sama yaitu ML2T-2, artinya keduanya merupakan besaran yang sama. Pada kenyataannya hubungan keduanya sangat erat, semakin besar usaha yang dilakukan maka semakin besar energi yang dikeluarkan. Ini berarti ada kesetaraan antara energi dan usaha. Bila energi itu kekal maka setiap energi yang kita keluarkan untuk melakukan kerja/ aktivitas/amal maka energi tidak akan bisa hilang tetapi akan berubah ke dalam bentuk energi yang lain.

Sekarang perhatikan ayat 7-8 dari Surat Al Zalzalah berikut.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya”.

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”.

Dua ayat tersebut merupakan jaminan dari Allah SWT atas energi yang dikeluarkan manusia yang dikeluarkan dalam bentuk amal perbuatan. Sekecil apapun energi yang telah dikeluarkan maka tidak ada yang luput dari pengawasan Allah SWT. Tentu bukan sekedar terawasi dan tercatat dalam buku catatan amal seseorang kecuali semuanya telah Allah sediakan balasan yang setimpal tergantung dengan energi yang dikeluarkan manusia. Jika energi yang dikeluarklan merupakan energin positif (kebaikan) maka akan mendapatkan energi positif (balasan baik) sedangkan Jika energi yang dikeluarklan merupakan energi negatif (kejahatan) maka akan mendapatkan energi negatif (balasan buruk) pula. Hal ini juga dinyatakan dalam Alqur’an Surat An Najm ayat 39-41.

“Bahwasannya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang diusahakannya.Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diberi balasan yang paling sempurna.”

(QS: An Najm : 39-41)

Saya jadi teringat dengan kisah singkat dari Dr. Howard Kelly dan Segelas Susu. Ketika Kelly kecil yang miskin dan kelaparan, atas skenario Allah telah dipersiapkan menjadi seorang Dokter untuk membalas kebaikan seorang wanita muda yang mengidap penyakit aneh. Selengkapnya silahkan baca selengkapnya di (http://dokuliah.blogspot.co.id/2014/05/kisah-inspiratif-dr-howard-kelly-dan.html). Kebaikan yang dilakukan oleh wanita muda tersebut tidak hanya kembali pada dirinya, tetapi balasan kebaikan yang ia lakukan telah menuntun takdir Kelly menjadi seorang dokter. Artinya kebaikan seseorang (energi positif) yang telah dilakukan akan menebarkan energi yang baik bagi orang lain dan lingkungan. Kisah lain juga dapat dibaca di (http://tutorialkuliah.blogspot.co.id/2009/07/kisah-nyata-balasan-atas-amal-baik-dan_16.html). Kisah tentang bagaimana seorang mahasiswa menerima balasan keburukan atas perbuatannya.

Balasan Kebaikan

Sudah barang tentu semua orang menginginkan balasan atas kebaikan yang dilakukan. Mungkin kita akan bertanya apakah semua kebaikan kita akan mendapatkan balasan?

Konsep hukum kekekalan energi dan berdasarkan surat Al Zalzalah semua perbuatan akan mendapatkan balasan. Tetapi yang perlu diingat adalah balasan yang diberikan Allah bisa dibayar di dunia, di akhirat atau pada keduanya. Berbeda dengan balasan keburukan yang tanpa syarat, untuk mendapatkan balasan kebaikan ada syarat yang harus dipenuhi.

Syarat yang pertama adalah Ikhlas. Ikhlas berbeda makna dengan rela. Ikhlas berasal dari kata Kholaso yang artinya bersih, yaitu bersih dari segala kesyirikan baik syirik kecil seperti riya maupun syirik besar, yaitu menyekutukan Allah sehingga batal imannya.

Dalam Surat An Nahl Allah berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl:97)

Dalam surat Al Kahfi Allah berfirman :

Sesunggunya sesembahan kalian adalah sesembahan yang esa, barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Robbnya maka hendaklah ia beramal ibadah dengan amalan yang sholeh dan tidak menyekutukan Robbnya dalam amal ibadahnya dengan suatu apapun“. (QS : Al Kahfi: 110).

Dalam ayat diatas maka beriman merupakan syarat mutlak seseorang agar amal perbuatannya mendapatkan balasan diakhirat.

Syarat kedua adalah melaksanakan perintah. Hal yang paling mendasar adalah bahwa seorang mukmin melakukan sesuatu haruslah berdasarkan perintah. Dalam kaidah ushul fiqih menyatakan bahwa hukum asal dari ibadah adalah haram kecuali adanya perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah dan para shahabat tidak melaksanakan sholat kecuali setelah ada perintah sholat, tidak melaksanakan puasa kecuali setelah ada perintah puasa, tidak melaksanakan zakat kecuali setelah ada perintah zakat dan sebagainya. Dalam sebuah hadits shohih disebutkan :

Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.

Dari uraian diatas, dapat dipetik sebuah kesimpulan untuk dapat diambil pelajaran. Pertama, tidak ada perbuatan yang tidak memberikan dampak, jika perbuatan itu baik maka dampaknya berupa kebaikan tetapi jika perbuatan itu buruk maka dampaknya adalah keburukan, maka berhati hatilah dalam berbuat baik berupa perkataan maupun perbuatan. Kedua, energi itu bersifat kekal. Energi yang telah dikeluarkan tidak akan pernah hilang selamnya, tetapi akan berubah menjadi energi bentuk lain yang akan diberikan pada lingkungan dan diri sendiri. Keluarkan energi postif karena ia akan menjadi tabungan energi positif. Ketiga, balasan terbaik dari kebaikan seseorang adalah balasan di akhirat, penuhilah syaratnya agar balasan yang diharapkan betul betul diwujudkan Allah subhanahu wa ta’ala.

Wallahu a’lamu bishshowaab...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terimakasih pak hariri dan bu emi, telah bersedia membaca tulisan sederhana ini.

03 Aug
Balas

Terima kasih pencerahan pagi ini. sangat bermanfaat pak.

03 Aug
Balas

sama sama pak yudha

03 Aug

sama sama pak yudha

03 Aug

Terima kasih bu, ini yang dirindukan oleh teman teman.

03 Aug
Balas

Shoddaqta ya ikhwah fillah. Syukran jaziilan. It's really inspire me to write the related topic on my book.

03 Aug
Balas

Shoddaqta ya ikhwah fillah. Syukran jaziilan. It's really inspire me to write the related topic on my book.

03 Aug
Balas



search

New Post