Egoisnya Calon Penumpang Pesawat

Mobil Toyota Yaris keluaran 2013 itu menghampiri saya pukul 3.30 pagu ini. Knalpotnya sepertinya sudah diganti. Suara mesinnya keras sekali memecah keheningan menjelang subuh. Ini mobil jemputan yang saya pesan untuk menuju bandara.

Sebenarnya saya berencana berangkat pukul 03.00 tadi. Tapi jemputannya datang terlambat. Akhirnya saat azan subuh berkumandang, saya masih berdiri di depan loket petugas cek-in Lion untuk menitipkan tas ke bagasi. Untung saja antrean tidak panjang.

Saya bergegas menuju musala di lantai dua Bandara Juanda. Ada dua musala yang akan saya lalui. Satu di depan gate tujuh, sedang yang lain di depan gate sebelas. Sebenarnya musala gate sebelas sedikit lebih luas. Namun, karena waktu subuh yang singkat, saya memilih shalat di Musala depan gate tujuh yang lebih dekat.

Usai salam, saya langsung beranjak menuju gate dua belas sesuai tulisan di tiket. Benar saja, panggilan untuk memasuki pesawat terdengar tepat saat saya sampai. Calon penumpang lainnya masih duduk di ruang tunggu, sehingga pintu pemeriksaan gate masih sepi.

Ternyata kami tidak melalui garbarata. Kami berbelok ke kanan dan menuruni tangga yang terletak di ujung lorong. Tak lama bus berlogo singa pun datang. Saya segera memasuki bus yang masih longgar. Saya ambil posisi bus bagian belakang.

Mirisnya, sebagian besar calon penumpang yang lain memasuki bus dan berhenti di depan pintu yang terletak di tengah. Mereka enggan untuk masuk lebih jauh. Padahal bus bagian depan dan belakang masih sangat longgar. Bahkan kita bisa leluasa duduk. Akibatnya calon penumpang lain yang baru datang kesulitan untuk memasuki bus. Mereka terhalang oleh orang-orang egois yang hanya berdiri di tengah bus. Padahal barang bawaan mereka pun banyak.

Supir bus pun menunggu lama agar penumpang lain bisa masuk. Namun bus harus jalan dengan kondisi yang sangat longgar. Meninggalkan calon penumpang lain yang gagal masuk karena keegoisan segelintir orang.

Batam, 17 Januari 2023