Andi Muhammad Yasin

Tinggal di Sidoarjo Ayah 4 orang putera Penulis bukubuku biografi

Selengkapnya
Navigasi Web

Nikmatnya Pecel Gendong Sarangan

Seorang perempuan setengah tua tergopoh-gopoh naik ke lantai tiga penginapan saya di Sarangan. Dia melihat saya juga baru saja naik. Saat itu saya baru pulang shalat Subuh di masjid. Si ibu naik sambil menggendong daganganya.

"Sarapan Mas. Sego pecel," ujarnya saat tiba di depan pintu kamar penginapan.

Saya jarang sarapan sepagi itu. Jadi belum lapar. Namun, karena kasihan saya pun mengiyakan. Tidak perlu menunggu lama, dua bungkus nasi pecel yang masih panas pun tersaji. Di bungkus dengan daun pisang. Seporsinya seharga sepuluh ribu rupiah.

Sesaat kemudian bungkusan itu saya buka. Penampakan nasi yang masih mengeluarkan asap panasnya itu menggugah selera saya.

Selain ditutupi bumbu pecel, nasi itu dilengkapi sayuran dan lauk. Kembang Turi dan selada air ada di sana. Di samping itu telur ceplok, ote-ote, dan rempeyek juga ikut hadir. Ote-ote itu sebutan orang Surabaya. Kalau di Magetan sendirinya namanya bakpia. Di tempat lain ada yang menyebutkan bakwan sayur.

Suapan demi suapan pecel Magetan ini pun segera masuk ke mulut saya. Sangat khas dan nikmat rasanya. Ini harusnya menjadi menu wajib pengunjung Sarangan.

Dalam buku Pecel, Salad Jawa Penuh Pesona karya Sulastri terbitan MediaGuru dijelaskan pecel memang jenis makanan yang tak terpisahkan dari masyarakat Jawa. Istilah pecel terdapat dalam Babat Tanah Jawi. Babat ini merupakan kumpulan naskah berbahasa Jawa yang berisi sejarah raja-raja Pulau Jawa.

Dalam Babat tersebut istilah pecel muncul dalam dialog antara Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Pamanahan. Jadi ini jenis makanan yang sudah lama banget ada. Tak heran kini banyak daerah memiliki variannya sendiri-sendiri.

Kembali ke pecel Gendong Sarangan. Si Ibu penjual itu ternyata dari Desa Plaosan, sekitar lima kilometer timur Sarangan. Pagi-pagi buta sudah ada di Sarangan. Entah pukul berapa berangkat dari rumah. Luar biasa dedikasinya dalam bekerja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, Pak. Sarat dengan nilai sejarah dan hikmah. Salam literasi.

28 Aug
Balas



search

New Post